| dc.contributor.advisor | Raharja, Sapta | |
| dc.contributor.advisor | Ma'mun | |
| dc.contributor.author | Prasetyo, Anggari Wahyu | |
| dc.date.accessioned | 2025-12-24T07:37:58Z | |
| dc.date.available | 2025-12-24T07:37:58Z | |
| dc.date.issued | 2025 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171840 | |
| dc.description.abstract | Industri hasil hutan di Indonesia memiliki peran strategis dalam
perekonomian nasional melalui penyediaan bahan baku, peningkatan nilai
tambah, kontribusi ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. Salah satu hasil
hutan bukan kayu yang bernilai tinggi adalah madu hutan, karena
pemanfaatannya tidak merusak ekosistem sekaligus memberikan manfaat
ekonomi bagi masyarakat adat. Sejalan dengan kebijakan One Village One
Product (OVOP) sebagaimana diatur dalam Permenperin No. 14 Tahun 2021,
madu Baduy berpotensi dikembangkan sebagai produk unggulan daerah
Kabupaten Lebak yang berbasis kearifan lokal dan berorientasi pada
keberlanjutan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi madu Baduy dalam
industri madu dengan skala kecil menengah, mengevaluasi kelembagaan
usaha agar dapat beroperasi secara berkelanjutan, serta merumuskan strategi
pengembangan yang optimal. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
rekomendasi bagi pelaku industri kecil dalam menentukan strategi
pengembangan usaha yang tepat, sekaligus menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya mengenai pengembangan hasil hutan bukan kayu. Analisis
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas (BMC)
serta metode IFE, EFE, SWOT, dan QSPM untuk menghasilkan strategi yang
relevan bagi penguatan bisnis madu Baduy.
Industri madu Baduy merupakan kegiatan ekonomi berbasis kearifan
lokal yang melibatkan masyarakat adat sebagai produsen utama, didukung
oleh lembaga adat dan pemerintah daerah. Proses produksi dijalankan secara
tradisional dan ramah lingkungan dengan tetap menjaga kelestarian hutan
sebagai habitat lebah madu. Meskipun memiliki potensi besar, industri ini
masih menghadapi kendala pada aspek pemasaran, kemasan, dan promosi
digital. Oleh karena itu, strategi pengembangan yang berkelanjutan perlu
difokuskan pada inovasi pemasaran, penguatan merek dan sertifikasi produk,
serta kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat agar madu Baduy mampu
bersaing di pasar modern tanpa mengabaikan nilai-nilai adat dan kelestarian
alam. | |
| dc.description.abstract | The forest products industry in Indonesia plays a strategic role in the
national economy through the provision of raw materials, value-added
creation, export contribution, and employment generation. One of the most
valuable non-timber forest products is forest honey, as its utilization does not
damage the ecosystem while providing economic benefits to indigenous
communities. In line with the One Village One Product (OVOP) policy as
regulated in the Ministry of Industry Regulation No. 14 of 2021, Baduy honey
has the potential to be developed as a flagship product of Lebak Regency,
rooted in local wisdom and oriented toward sustainability.
The purpose of this study is to analyze the position of Baduy honey
within the small to medium-scale honey industry, evaluate the business
institutional framework to ensure sustainable operation, and formulate
optimal development strategies. The findings are expected to provide
recommendations for small industry actors in determining appropriate
business development strategies, as well as serve as a reference for future
research on the development of non-timber forest products. The analysis is
conducted using the Business Model Canvas (BMC) approach along with IFE,
EFE, SWOT, and QSPM methods to produce relevant strategies for
strengthening the Baduy honey business.
The Baduy honey industry represents a local wisdom–based economic
activity involving indigenous communities as primary producers, supported
by traditional institutions and local governments. The production process is
carried out traditionally and in an environmentally friendly manner while
maintaining forest sustainability as the natural habitat of honeybees. Despite
its great potential, the industry faces challenges in marketing, packaging, and
digital promotion. Therefore, sustainable development strategies should focus
on marketing innovation, brand strengthening, product certification, and
collaboration between government and communities so that Baduy honey can
compete in modern markets without neglecting traditional values and
environmental conservation. | |
| dc.description.sponsorship | | |
| dc.language.iso | id | |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | STRATEGI OPTIMASI BISNIS BERKELANJUTAN (SOSIAL – LINGKUNGAN) PADA INDUSTRI MADU BADUY | id |
| dc.title.alternative | SUSTAINABLE BUSINESS OPTIMIZATION STRATEGY (SOCIAL–ENVIRONMENTAL) IN THE BADUY HONEY INDUSTRY | |
| dc.type | Tesis | |
| dc.subject.keyword | Hasil Hutan | id |
| dc.subject.keyword | Kearifan lokal | id |
| dc.subject.keyword | keberlanjutan | id |
| dc.subject.keyword | madu Baduy | id |
| dc.subject.keyword | strategi pengembangan | id |