Kandungan Logam Berat Timbal (Pb), Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), dan Merkuri (Hg) pada Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Ancol dan Sekitarnya

Abstract

Teluk Jakarta merupakan salah satu pusat perekonomian yang mendapatkan berbagai tekanan lingkungan. Kontaminasi logam berat pada ekosistem lingkungan adalah hal yang harus diperhatikan karena mempunyai potensi untuk meracuni lingkungan dan akumulasi oleh habitat akuatik dalam jangka waktu yang panjang. Kerang hijau sangat banyak ditemukan di Perairan Ancol dikarenakan berlimpahnya kandungan bahan organik yang dapat digunakan sebagai makanan kerang. Kerang hijau tentunya menjadi salah satu komoditas utama tangkapan para nelayan dan menopang kebutuhan hidup masyarakat pesisir. Kerang dapat digunakan sebagai indikator yang baik dalam memonitor suatu pencemaran logam berat salah satunya kadmium disebabkan oleh sifat mobilitasnya yang rendah sehingga relatif menetap dalam suatu habitat tertentu (sessile). Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pencemaran logam berat Pb, Cd, Cu, dan Hg di air dan sedimen perairan Ancol. Kemudian juga dilakukan pengukuran bioakumulasi logam berat di daging kerang serta batas aman konsumsi oleh manusia. Tujuan selanjutnya adalah merumuskan pengelolaan yang tepat untuk perairan Ancol. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya mengkonsumsi kerang hijau yang berasal dari perairan tercemar dan juga memberikan rekomendasi terhadap pemerintah setempat mengenai konsentrasi dan batas aman konsumsi kerang hijau yang berasal dari Perairan Ancol. Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan logam berat di perairan Ancol masih diatas baku mutu untuk logam berat Pb, Cd, dan Cu, sedangkan untuk logam berat Hg memiliki nilai dibawah baku mutu. Nilai logam berat di air pada bulan Februari lebih tinggi dibanding bulan setelahnya. Kadar logam berat Hg di sedimen masih memiliki nilai diatas baku mutu, namun untuk kadar logam berat Pb, Cd, dan Cu memiliki nilai dibawah baku mutu. Faktor biokonsentrasi logam berat di kerang hijau masuk dalam tingkat akumulasi rendah untuk Cd dan Pb, sedangkan untuk logam berat Hg dan Cu masuk dalam kategori sedang. Nilai Maximum Tolerable Intake (MTI) olahan kerang hijau yang berasal dari Perairan Ancol untuk manusia yaitu maksimum 0,018 kg/minggu untuk anak-anak dan 0,060 kg/minggu untuk orang dewasa. Pengaruh kandungan logam berat terhadap kerusakan jaringan kerang hijau paling signifikan terjadi di jaringan insang. Jaringan insang kerang hijau yang terpapar logam berat mengalami kerusakan epitel mukosa, infiltrasi hemosit, kerusakan jaringan ikat, kerusakan demibranch, kerusakan intramellar, dan nekrosis. Berdasarkan analisis AHP pengelolaan yang tepat adalah pengawasan rutin terhadap kepatuhan pemilik industri terhadap pengelolaan IPAL serta sosialisasi mengenai bahaya konsumsi kerang hijau yang terkontaminasi logam berat di Perairan Ancol kepada masyarakat.