Show simple item record

dc.contributor.authorKhomsan, Ali
dc.contributor.authorTanziha, Ikeu
dc.contributor.authorRiyadi, Hadi
dc.contributor.authorHayati, Aslis Wirda
dc.contributor.authorPicauly, Intje
dc.contributor.authorPurwaningtyas, Desiani Rizki
dc.contributor.authorPerdana, Fachruddin
dc.contributor.authorPriyatnasari, Nabila Sukma
dc.contributor.authorAdha, As Syaffa Amalia
dc.date.accessioned2025-12-24T02:20:01Z
dc.date.available2025-12-24T02:20:01Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171828
dc.description.abstractPenurunan stunting masih belum memenuhi target pembangunan nasional. Saat ini prevalensi stunting pada balita adalah 19.8%. Stunting tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan kognitif anak. Salah satu intervensi yang dijalankan pemerintah adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Stunting tidak hanya berkaitan postur tubuh anak yang lebih pendek dibandingkan usia sebaya, tetapi juga berkaitan erat dengan keterlambatan perkembangan, termasuk kemampuan kognitif yang rendah. Kondisi ini, apabila tidak segera ditangani, akan berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia dan berpotensi menghambat pembangunan nasional dalam jangka panjang (Akseer et al. 2023). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko stunting sangat kompleks. Salah satu faktor risiko utama yang memengaruhi kejadian stunting adalah ketidakcukupan asupan gizi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kekurangan energi dan protein kronis dapat menghambat pertumbuhan linier anak sementara defisiensi mikronutrien seperti kalsium juga berkontribusi terhadap gangguan pertumbuhan tulang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rendahnya asupan protein hewani, antara lain susu berhubungan erat dengan tingginya prevalensi stunting (Ratnayani et al. 2024). Kondisi ini tidak terlepas dari pengaruh faktor sosial ekonomi keluarga seperti rendahnya akses terhadap pangan bergizi (Suryani et al. 2023). Untuk menjawab permasalahan tersebut, Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Gizi Nasional telah meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan meningkatkan asupan gizi kelompok sasaran. Salah satu kelompok sasaran penerima manfaat MBG adalah anak balita. Program MBG diharapkan dapat mendukung percepatan penurunan stunting di Indonesia. Bukti dari berbagai feeding programs di negara lain memperlihatkan hasil positif. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherDepartemen Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia IPB Universityid
dc.titlePeran Susu untuk Pertumbuhan Balita Dalam Program MBGid
dc.typeArticleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record