Data Driven Dalam Proses Perencanaan Pembangunan Sumber Daya Manusia Di Desa Berbasis Data Desa Presisi
Abstract
Penelitian ini membahas penerapan pendekatan data-driven dalam
perencanaan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di tingkat desa melalui
pemanfaatan Data Desa Presisi (DDP). Latar belakang penelitian ini adalah adanya
ketimpangan dalam penggunaan data di tingkat desa yang sering kali bersifat
administratif dan belumdimanfaatkan secara optimal untuk pengambilan keputusan
kebijakan. Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis sejauh mana pelatihan
berbasis data mampu meningkatkan kapasitas aktor desa dalam merancang
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang
berbasis bukti, serta melihat pengaruh tipologi desa terhadap efektivitas intervensi
pelatihan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-method, menggabungkan
metode kuantitatif (pre-test dan post-test) serta metode kualitatif (wawancara,
observasi partisipatif, dan telaah dokumen). Lokasi penelitian ditetapkan di dua
desa dengan karakteristik tipologi berbeda: Desa Sagalaherang Kidul sebagai desa
rural urban yang memiliki sarana dan prasarana desa yang lebih maju dan Desa
Gelaranyar sebagai desa rural dengan akses yang lebih terbatas. Selain dari
perbandingan tipologi desa, hal lain yang mendukung dalam perbandingan ialah
skor Indeks PembangunanManusia (IPM) dan status desa berdasarkan Indeks Desa
Membangun (IDM). Desa Sagalaherang Kidul memiliki status desaMandiri dengan
skor IPM 59,43 lebih tinggi dibandingkan Desa Gelaranyar dengan skor 57,63
dengan status desa Maju. Pemilihan lokasi ini bertujuan untuk memahami
bagaimana karakteristik kontekstual memengaruhi efektivitas pelatihan dan
penerapan data dalam perencanaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa dengan tipologi rurban lebih siap
menyerap pelatihan berbasis data dan menunjukkan peningkatan skor hasil
pelatihan yang lebih signifikan. Hal ini tidak terlepas dari ketersediaan
infrastruktur, kesiapan sumber daya manusia, serta kapasitas organisasi dan
kelembagaan di desa tersebut. Di sisi lain, penggunaan data dalam proses
perencanaan pembangunan desa juga tidak bisa dilepaskan dari dinamika
kekuasaan antar aktor yang terlibat dalam arena data. Penguasaan data oleh aktor
tertentu menjadi bagian dari modal simbolik yang memperkuat otoritasnya dalam
arena pengambilan keputusan.
Penelitian ini menekankan pentingnya pendekatan kontekstual dalam
pembangunan desa. Intervensi pelatihan maupun kebijakan berbasis data tidak
dapat disamaratakan untuk seluruh desa, melainkan harus mempertimbangkan
tipologi, struktur sosial, dan budaya lokal masing-masing desa. Selain itu,
pembentukan budaya data (data culture) menjadi agenda penting ke depan agar
desa tidak hanya mampu mengumpulkan data, tetapi juga mampu menginterpretasi,
memanfaatkan, dan menindaklanjutinya untuk kesejahteraan warganya.
Collections
- MT - Human Ecology [2392]
