Mengatasi Risiko Krisis Bbm Nasional: Urgensi Pengembangan Advanced Biofuel Berbasis Mikroalga Di Indonesia
Abstract
Indonesia menghadapi penurunan produksi minyak domestik dan meningkatnya ketergantungan impor,
sementara konsumsi bahan bakar minyak terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan mobilitas
masyarakat. Kebijakan biofuel berbasis sawit (B20–B35) telah membantu diversifikasi energi, tetapi memiliki keterbatasan dari sisi pasokan, isu deforestasi, dan potensi persaingan pangan, sehingga tidak cukup menjamin keamanan energi jangka panjang. Mikroalga memiliki potensi besar sebagai sumber biofuel generasi lanjut, dengan produktivitas biomassa 20-50 kali lipat tanaman darat, kandungan minyak tinggi, dan kemampuan menyerap karbon dioksida secara signifikan. Namun, pengembangan mikroalga masih menghadapi hambatan kebijakan, biaya produksi tinggi, dan teknologi. Untuk mempercepat pemanfaatan mikroalga sebagai solusi energi masa depan, diperlukan kebijakan strategis: (1) penerapan sub-mandat biofuel lanjut berbahan baku nonpangan,
(2) pembangunan pilot plant sebagai jembatan menuju komersialisasi, (3) insentif fiskal melalui skema
Super Tax Deduction, dan (4) integrasi mikroalga dalam Nilai Ekonomi Karbon. Implementasi kebijakan ini diharapkan dapat mendorong pengembangan biofuel generasi lanjut secara berkelanjutan.
