Menyoroti Ketergantungan Mobilitas Listrik pada Industri Ekstraktif Nikel Indonesia
View/ Open
Date
2025Author
Sapanli, Kastana
Nurul Faizah
Radja Raoul Ibraheim Putra Resa
Faidzul Anwar Zumar Widodo
Rio Oktadinata Ramadhani
Arletha Laksmi Riyadi
Amalia Safitri
Metadata
Show full item recordAbstract
Transisi global energi fosil menuju energi listrik menciptakan paradoks dalam upaya mengurangi emisi karbon yang justru memperparah degradasi lingkungan dan ketidakadilan sosial di negara produsen baterai seperti Indonesia. Sebagai produsen nikel terbesar dunia dengan pangsa 53,1% pasokan global, Indonesia menjadi tulang punggung industri baterai kendaraan listrik, namun menghadapi konsekuensi serius dari ekstraksi nikel yang masif. Aktivitas pertambangan telah menyebabkan deforestasi luas, pencemaran air, kerusakan ekosistem pesisir, serta konflik lahan dengan masyarakat adat. Kebijakan hilirisasi nikel menciptakan dilema antara pertumbuhan ekonomi jangka pendek dan keberlanjutan lingkungan jangka panjang. Policy brief ini merekomendasikan tiga strategi utama: penguatan standar lingkungan dalam operasi pertambangan, optimalisasi insentif fiskal untuk transisi energi di kawasan industri nikel, serta peningkatan sinergi kebijakan antar sektor untuk memastikan mobilitas listrik benar-benar berkelanjutan dan berkeadilan.
