View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Human Ecology
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Human Ecology
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Studi Faktor Risiko Triple Burden of Malnutrition pada Keluarga Indonesia

      Thumbnail
      View/Open
      Cover (5.008Mb)
      Fulltext (8.715Mb)
      Lampiran (4.635Mb)
      Date
      2025
      Author
      Zulhadiman
      Briawan, Dodik
      Ekayanti, Ikeu
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Malnutrisi telah berkembang menjadi isu kesehatan masyarakat yang semakin kompleks, ditandai dengan munculnya triple burden of malnutrition (TBM), yaitu koeksistensi gizi kurang, defisiensi mikronutrien, dan gizi lebih dalam satu populasi maupun rumah tangga. Indonesia menghadapi tantangan serius terkait TBM seiring pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, dan perubahan pola konsumsi yang tidak sejalan dengan perbaikan kualitas gizi masyarakat. Faktor sosial ekonomi, lingkungan, kesehatan ibu dan anak, frekuensi konsumsi pangan ibu berkontribusi terhadap tingginya prevalensi TBM pada ibu dan anak. Sebagian besar penelitian sebelumnya menggunakan data yang tidak mutakhir, sehingga diperlukan kajian terbaru dengan menggunakan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023. Penelitian ini bertujuan menganalisis prevalensi TBM pada keluarga di Indonesia, mendeskripsikan karakteristik anak, ibu, keluarga dan lingkungan dan mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian TBM. Desain penelitian adalah cross-sectional menggunakan data sekunder SKI 2023 yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Sebanyak 1005 pasangan ibu dan anak balita (0–59 bulan) dianalisis berdasarkan indikator status gizi, faktor anak, faktor ibu, faktor keluarga, dan faktor kesehatan lingkungan. Analisis statistik dilakukan melalui pendekatan complex sample dengan uji Rao-Scott Chi-Square untuk menguji hubungan antarvariabel serta regresi logistik untuk mengidentifikasi faktor risiko multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu memiliki status gizi normal (44,1%), namun proporsi gemuk dan obesitas lebih besar yaitu (51,4%) dengan 15% mengalami anemia. Pada anak, meskipun sebagian besar berstatus gizi normal, prevalensi kekurangan berat badan (16,6%), pendek (21,3%), dan anemia (21,7%) masih cukup menonjol, disertai adanya risiko gizi lebih. Secara keseluruhan, prevalensi triple burden of malnutrition (TBM) pada keluarga di Indonesia tercatat sebesar 4,3% (95% CI: 3,2–5,7). Sebagian besar keluarga subjek berada pada kelompok miskin (22,7%) dan sangat kaya (22,1%), dengan akses air minum layak mencapai 94,5% dan akses jamban layak 77,8%. Kepemilikan asuransi kesehatan tercatat pada 74,3% rumah tangga, sedangkan 59,9% memiliki 2–4 anggota keluarga dan 85,3% hanya memiliki satu balita. Karakteristik anak menunjukkan 47,6% berusia =36 bulan, 79,9% lahir pada usia kehamilan 37–40 minggu, dan 92,1% memiliki berat lahir =2500 g. Proporsi anak laki-laki (50,6%) dan perempuan (49,4%) relatif seimbang. Cakupan kunjungan neonatal lengkap hanya 49,2%, imunisasi lengkap 28,9%, sedangkan 89,2% menerima vitamin A dan 11,1% memiliki riwayat penyakit infeksi. Karakteristik ibu menunjukkan distribusi usia yang cukup merata, dengan kelompok terbesar pada usia =28 tahun (28,7%). Tingkat pendidikan didominasi SMA (38,8%), sementara hanya 10,7% berpendidikan perguruan tinggi. Sebanyak 70,5% ibu tidak bekerja, 98,9% berstatus kawin, dan 98,4% ibu tidak merokok. Pemanfaatan layanan kesehatan ibu masih rendah, dengan 44,1% kunjungan ANC tidak lengkap, 67,1% tidak sesuai standar SPM, 49,4% konsumsi tablet tambah darah <90 tablet, serta hanya 30,1% yang menjalani kunjungan nifas lengkap. Perilaku ibu memperlihatkan 75,9% tergolong aktif secara fisik, tetapi pengetahuan tentang stunting sebagian besar masih rendah (89,2%). Konsumsi buah dan sayur harian terbanyak hanya 1–2 porsi per hari (59,5%). Frekuensi konsumsi makanan berisiko relatif tinggi, dengan 31,9% sering mengonsumsi makanan manis, 39,2% sering minuman manis, 46,9% sering makanan berlemak/gorengan, dan 86,8% sering menggunakan bumbu penyedap. Sebaliknya, konsumsi soft drink (1,1%) dan minuman berenergi (0,6%) sangat rendah. Konsumsi makanan sehat didominasi oleh serealia (91,0% sering), sayur (62,4% sering), ikan (64,7% sedang), serta protein nabati seperti tempe dan tahu (52,1% sedang; 37,2% sering). Konsumsi buah sebagian besar sedang (67,4%), sedangkan susu dan produk olahannya relatif rendah (68,0% jarang/tidak pernah). Konsumsi lemak dan minyak tinggi (65,8% sering), begitu pula gula dan olahan manis (45,1% sering). Analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi, akses jamban, jenis kelamin anak, berat lahir, status pekerjaan ibu, aktivitas fisik, serta frekuensi konsumsi makanan tertentu memiliki hubungan signifikan dengan kejadian TBM. Hasil analisis regresi logistik mengidentifikasi sejumlah faktor yang secara bermakna berasosiasi dengan TBM. Risiko TBM meningkat pada keluarga dengan konsumsi bumbu penyedap kategori sering (OR=3,066; 95% CI: 1,075–8,745; p=0,036), konsumsi buah dan olahannya kategori sedang (OR=4,823; 95% CI: 1,588–14,650; p=0,005), konsumsi gula/sirup/permen kategori sedang (OR=2,617; 95% CI: 1,139–6,010; p=0,023), serta pada keluarga yang tidak memiliki asuransi kesehatan (OR=2,031; 95% CI: 1,030–4,003; p=0,040). Sebaliknya, pendidikan ibu pada tingkat SD/tidak sekolah (OR=0,320; 95% CI: 0,107–0,960; p=0,041), SMA/sederajat (OR=0,317; 95% CI: 0,104–0,968; p=0,043), serta pengetahuan ibu mengenai stunting kategori sedang (OR=0,069; 95% CI: 0,005–0,921; p=0,043) berperan sebagai faktor protektif terhadap TBM. Kecenderungan risiko obesitas dalam konteks TBM muncul pada keluarga dengan pola konsumsi tinggi gula dan aditif, mencakup penggunaan bumbu penyedap yang sering serta konsumsi gula/sirup/permen dan olahan buah manis pada kategori sedang. Makanan padat energi namun rendah kualitas gizi tersebut memicu gizi lebih pada ibu atau anak sebagai salah satu komponen TBM. Ketiadaan asuransi kesehatan turut memperlemah kemampuan keluarga dalam mendapatkan skrining, edukasi gizi, dan layanan pencegahan, sehingga kondisi ini memperbesar peluang terbentuknya obesitas di antara tumpang tindih masalah gizi dalam rumah tangga. Upaya penanggulangan TBM pada keluarga di Indonesia perlu difokuskan pada perbaikan frekuensi dan kualitas konsumsi pangan, penguatan edukasi gizi, serta peningkatan akses jaminan kesehatan dan sanitasi. Intervensi juga perlu didukung dengan promosi aktivitas fisik dan penerapan pola makan seimbang. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengintegrasikan data geografis (desa/kota) serta menerapkan multilevel analysis guna memahami pengaruh faktor individu, keluarga, dan lingkungan secara simultan terhadap kejadian TBM.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171690
      Collections
      • MT - Human Ecology [2390]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository