Isolasi, Karakterisasi, dan Aplikasi Bakteriofag untuk Pengendalian Infeksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Clarias gariepinus
Date
2025Author
Julaini, Nasri
Wahjuningrum, Dinamella
Widanarni
Sukenda
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas unggulan
akuakultur di Indonesia karena nilai gizinya yang tinggi dan pertumbuhannya yang
cepat. Namun, budidaya intensif ikan lele sering menghadapi tantangan serius
akibat infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, penyebab penyakit motile aeromonas
septicemia (MAS). Infeksi ini tidak hanya menurunkan tingkat kelangsungan hidup
ikan tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi
pembudidaya. Selama ini, penggunaan antibiotik menjadi solusi utama, namun
efektivitasnya semakin menurun akibat resistansi antimikroba. Oleh karena itu,
diperlukan alternatif yang ramah lingkungan, salah satunya adalah pemanfaatan
bakteriofag, yaitu virus yang secara spesifik membunuh bakteri patogen tanpa
mengganggu mikroba lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengkarakterisasi, dan
mengaplikasikan bakteriofag dalam pengendalian infeksi A. hydrophila pada ikan
lele. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang
terdiri atas dua tahap, yaitu uji in vitro dan in vivo. Pada tahap in vitro, bakteriofag
diisolasi dari berbagai sumber, antara lain ikan, kolam budidaya, sungai, dan danau.
Isolat bakteriofag yang diperoleh kemudian dikarakterisasi berdasarkan morfologi
plak, densitas, kisaran inang, dan aplikasinya dalam menghambat pertumbuhan
bakteri. Uji in vitro terdiri dari enam perlakuan dengan tiga ulangan, yaitu kontrol
negatif (KN), kontrol positif (KP), kontrol antibiotik (KA), serta tiga perlakuan
bakteriofag dengan nilai multiplicity of infection (MOI) yang berbeda, MOI 0,1
(P0,1), MOI 1 (P1), dan MOI 10 (P10). Pada tahap in vivo, ikan lele diinjeksi
dengan A. hydrophila pada konsentrasi 106 CFU mL-1
, kemudian diberikan
perlakuan bakteriofag setelah tiga jam uji tantang melalui injeksi intramuskular.
Parameter yang diamati meliputi kelangsungan hidup, relative percent survival,
jumlah populasi bakteri di organ hati dan ginjal, parameter hematologi (jumlah
leukosit, eritrosit, kadar hemoglobin, hematokrit, dan aktivitas fagositosis), gejala
klinis, serta tingkat kerusakan histopatologi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteriofag yang diisolasi dari sampel
air kolam budidaya lele di Wilayah Dramaga, Kabupaten Bogor yang ditandai
dengan terbentuknya plak pada media double layer agar. Isolat bakteriofag
memiliki densitas yang tergolong tinggi sebesar 5,68 x 109 PFU mL-1 dengan plak
berbentuk bulat, jernih, dengan diameter plak 0,17-0,35 cm, serta spesifisitas tinggi
terhadap isolat A. hydrophila AH03 koleksi LKOA (menunjukkan kemiripan
sebesar 99,27% dengan A. hydrophila strain ATCC 7966). Uji efektivitas
membuktikan bahwa semua perlakuan bakteriofag dapat menurunkan kepadatan
bakteri A. hydrophila pada jam ke-7 serta berbeda signifikan (p<0,05) dibandingkan
perlakuan kontrol K+, dengan MOI 10 (P10) menunjukkan efek bakteriolitik
terbaik.
Pada uji in vivo menunjukkan bahwa perlakuan bakteriofag dengan dosis
berbeda (P10, P1, dan P0,1) meningkatkan kelangsungan hidup ikan lele secara
signifikan (74%, 61%, dan 60%) dibandingkan kontrol positif (K+) yang hanya
mencapai 42%. Perlakuan bakteriofag juga mampu mengurangi populasi bakteri A.
hydrophila pada organ hati dan ginjal, serta meningkatkan parameter respons imun
seperti leukosit total, eritrosit total, aktivitas fagositosis, kadar hemoglobin, dan
hematokrit. Gejala klinis pada kelompok bakteriofag lebih ringan dibandingkan K+
yang menunjukkan kerusakan parah. Histopatologi jaringan hati pada kelompok
bakteriofag mengalami kerusakan lebih ringan dibandingkan K+, yang ditandai
dengan nekrosis luas.
Kesimpulan penelitian ini bakteriofag litik spesifik A. hydrophila AH03
berhasil diisolasi dari air kolam budidaya ikan lele di Wilayah Dramaga, Kabupaten
Bogor dan berpotensi sebagai agen pengendali infeksi, dengan hasil terbaik pada
dosis MOI 10 (P10). Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu penggunaan cocktail
bakteriofag dan analisis genom untuk meningkatkan efektivitas pengendalian
infeksi.
Collections
- MT - Fisheries [3193]
