Kontribusi Ekosistem Mangrove terhadap Komunitas Planktonik di Pesisir Banyuasin, Sumatera Selatan
Date
2025Author
Ningrum, Purwa Sulistya
Bengen, Dietriech Geoffrey
Nurjaya, I Wayan
Adriani
Metadata
Show full item recordAbstract
Fungsi ekologis hutan mangrove tidak terlepas dari produksi serasah yang tinggi, yang menyumbang bahan organik sebagai sumber nutrien potensial, sehingga meningkatkan produktivitas primer lingkungan perairan. Sumbangan nutrien di ekosistem mangrove bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan dan struktur tegakan mangrove. Nutrien dibutuhkan fitoplankton untuk proses fotosintesis sehingga mempengaruhi zooplankton sebagai mata rantai penghubung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik habitat mangrove di ekosistem mangrove pesisir Banyuasin, struktur komunitas plankton di perairan sekitarnya, dan hubungan komunitas plankton dan ekosistem mangrove. Penelitian dilaksanakan pada Agustus 2024 di pesisir mangrove Muara Musi dan Muara Banyuasin. Pengamatan dan pengukuran mangrove menggunakan metode transek kuadrat dengan transek garis dari arah perairan ke arah darat. Pengambilan sampel plankton menggunakan plankton net yang ditarik secara vertikal dari kedalaman 2 m hingga permukaan. Analisis faktor lingkungan meliputi kondisi sedimen dan kondisi perairan menggunakan Principal Component Analysis. Hubungan antara komunitas plankton dengan kerapatan jenis mangrove dianalisis menggunakan Correspondence Analysis dan hubungan kelimpahan plankton dengan ekosistem mangrove dihubungkan dengan korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 9 spesies mangrove dengan total kerapatan pohon berkisar 833-1.433 ind/ha, kerapatan anakan berkisar 211-1.478 ind/ha, dan kerapatan semai berkisar 8.889-320.000 ind/ha. Kandungan nutrisi sedimen adalah BOT berkisar antara 6,17-11%, C-org berkisar 3,58-6,38%, TN berkisar antara 0,09-0,21%, dan TP berkisar antara 0,044-0,068%. Akumulasi bahan organik dan nutrisi di sedimen berhubungan dengan kerapatan mangrove, tekstur sedimen dan letak stasiun dari zona pasang surut. Fitoplankton yang berhasil teridentifikasi terdiri dari 74 genera (8 kelas) dan zooplankton terdiri dari 36 genera (11 kelas). Kelimpahan fitoplankton yang dijumpai berkisar 28.515.784-68.334.466 sel/m3 didominasi oleh Bacillariophyceae (98,85%) sedangkan kelimpahan zooplankton berkisar 18.267-41.823 ind/m3 didominasi oleh meroplankton Malacostraca (35,21%). Secara umum, keanekaragaman fitoplankton dan zooplankton memiliki kategori sedang, keseragaman fitoplankton termasuk rendah-sedang sementara zooplankton termasuk tinggi, dan masih ada dominansi jenis fitoplankton. Kondisi perairan secara umum masih dalam kisaran baku mutu, kecuali nitrat dan ortofosfat. Konsentrasi nitrat dan ortofosfat berkisar antara 0,234–0,364 mg/L dan 0,023–0,038 mg/L. Korelasi menunjukkan bahwa BOT secara signifikan berkorelasi positif dengan nitrat air (r=0,81, p<0,001). Hasil analisis korespondensi menunjukkan Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Chlorophyceae, Dinophyceae, Copepoda dan Oligotrichea ditemukan di area dengan kerapatan mangrove berbeda dan jenis yang bervariasi.
Collections
- MT - Fisheries [3193]
