Partisipasi dan Keterpenuhan Kebutuhan Dasar Penyandang Disabilitas dalam Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Kearifan Lokal (Studi Kasus: Desa Bengkala, Buleleng, Bali)
Abstract
Pariwisata memiliki kontribusi signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi lokal. Di Indonesia, pengembangan desa wisata menjadi salah satu strategi penting, termasuk melalui pendekatan Community Based Tourism (CBT). Desa Bengkala di Buleleng, Bali menjadi contoh unik karena dikelola oleh komunitas tuli-bisu (kolok). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis partisipasi penyandang disabilitas dalam pengelolaan desa wisata berbasis kearifan lokal yang pada gilirannya berhubungan dengan keterpenuhan kebutuhan dasar mereka.
Penelitian ini turut menggunakan tiga teori utama, yaitu teori tindakan sosial Max Weber untuk memahami motivasi subjektif penyandang disabilitas. Teori partisipasi Cohen dan Uphoff yang menguraikan bentuk dan tahapan partisipasi masyarakat. Teori hierarki kebutuhan manusia Abrah Maslow untuk menganalisis sejauh mana keterlibatan penyandang disabilitas berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah mix method yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif turut dianalisis menggunakan teknis korelasi pearson sedangkan untuk pendekatan kualitatif menggunakan pendekatan dari Miles dan Huberman. Subjek penelitian ini adalah penyandang disabilitas tuli-bisu di Desa Bengkala yang secara langsung terlibat dalam kegitan wisata dan stakeholders terkait yang terlibat dalam pengembangan Desa Wisata Bengkala.
Desa Bengkala dikenal dengan komunitas tuli-bisu yang sudah lama berkembang dan terlibat aktif dalam kesenian lokal, seperti tari Janger Kolok. Selain kekayaan budaya, desa ini juga telah ditetapkan sebagai desa wisata oleh Pemerintah setempat dan memiliiki pengakuan sebagai warisan budaya takbenda. Penyandang disabilitas di desa ini tidak hanya menjadi bagian dari atraksi wisata, tetapi juga berperan dalam pengelolaan dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyandang disabilitas di Desa Bengkala berpartisipasi dalam berbagai tahapan pembangunan desa wisata, seperti perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil, hingga evaluasi. Partisipasi ini beragam, mulai dari peran sebagai pemeran seni, pengrajin, pemandu wisata, hingga penyedia jasa industri/Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Selain itu, apabila dilihat melalui partisipasi yang telah dilakukan selama ini oleh penyandang disabilitas tuli-bisu di Desa Bengkala, bukan hanya sekedar aktivitas fisik, tetapi juga mengandung makna subjektif yang mendalam, di mana mereka menunjukkan tindakan yang berorientasi pada nilai dan afektif. Partisipasi mereka juga tidak terlepas dari dukungan masyarakat, tradisi lokal, dan sangat kolektif yang kuat di desa tersebut. Keterlibatan dalam pembangunan desa wisata tersebut memberikan dampak signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar penyandang disabilitas. Mereka mampu memenuhi kebutuhan dasarnya meskipun belum begitu optimal, namun mereka juga telah mampu memenuhi kebutuhan aktualisasi diri melalui partisipasi yang mereka lakukan selama ini.
Penelitian ini mengintegrasikan pendekatan kuantitatif melalui uji validitas, reliabilitas, dan korelasi pearson. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat partisipasi penyandang disabilitas dengan
keterpenuhan kebutuhan dasar mereka. Semakin tinggi tingkat partisipasi , maka semakin besar juga peluang mereka untuk memenuhi kebutuhannya di berbagai tingkat. Temuan ini memperkuat pentingnya pelibatan aktif kelompok disabilitas dalam pembangunan berbasis komunitas. Stakeholders seperti pemerintah desa, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan pihak terkait lainnya memiliki peran strategis yang sangat menentukan dalam mendukung pembangunan Desa Wisata Bengkala. Peran tersebut tidak hanya terbatas pada penyusunan kebijakan yang berpihak kepada penyandang disabilitas, tetapi juga mencakup penyediaan fasilitas bagi semua kalangan serta pelaksanaan program pemberdayaan dan pelatihan yang terarah.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa, Desa Bengkala memiliki potensi besar melalui partisipasi penyandang disabilitas tuli-bisu dalam kegiatan seni-budaya, UMKM, dan pengelolaan wisata, meski sebagian partisipasinya masih rendah karena keterbatasan akses dan pelatihan. Keterpenuhan kebutuhan dasar umumnya berada pada tingkat sedang, namun pelaku seni-budaya lebih diuntungkan dibanding pelaku UMKM. Partisipasi terbukti berhubungan signifikan dengan keterpenuhan kebutuhan dasar dengan nilai r sebesar 0.799.
Collections
- MT - Human Ecology [2388]
