Identifikasi Nilai Kerentanan Sektor Pertanian Terhadap Perubahan Iklim Menggunakan Pendekatan CRVA IPCC AR5 di Wilayah Indonesia
Abstract
Sebagai negara agraris, Indonesia sangat bergantung pada sektor
pertaniannya yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional
dan ketahanan pangan. Namun, sektor ini menghadapi tantangan serius akibat
perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kerentanan sektor
pertanian Indonesia terhadap perubahan iklim pada tingkat kabupaten dan kota,
dengan menggunakan pendekatan Climate Risk Vulnerability Assessment (CRVA)
yang dikembangkan oleh IPCC. Penilaian ini didasarkan pada dua komponen utama,
yaitu kapasitas adaptif dan sensitivitas, dengan metode pembobotan setara untuk
memastikan kontribusi yang adil dari setiap indikator. Data sosial dan ekonomi
dikumpulkan dari berbagai sumber resmi, kemudian dinormalisasi dan dianalisis
menggunakan pendekatan spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk
menghasilkan peta kerentanan. Pemetaan ini memungkinkan identifikasi wilayah
prioritas berdasarkan tingkat kerentanannya. Temuan penelitian menunjukkan
bahwa wilayah seperti Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara, dan Papua memiliki tingkat
kerentanan tinggi akibat rendahnya kapasitas adaptif dan tingginya sensitivitas.
Sebaliknya, Kalimantan dan Sulawesi menunjukkan tingkat kerentanan yang lebih
rendah, yang dikaitkan dengan kapasitas adaptif yang lebih tinggi dan sensitivitas
yang lebih rendah. Studi ini memberikan gambaran spasial mengenai kerentanan
pertanian yang penting untuk pengembangan strategi adaptasi iklim yang terarah.
Hasilnya dapat menjadi dasar bagi intervensi kebijakan yang lebih efektif dan
spesifik wilayah. As an agrarian country, Indonesia relies significantly on its agricultural sector,
which is vital to national economic growth and food security. However, this sector
confronts serious challenges posed by climate change. This study aims to assess the
vulnerability of Indonesia's agricultural sector to climate change at the district and
city levels, utilizing the Climate Risk Vulnerability Assessment (CRVA) approach
developed by the IPCC. The assessment is based on two main components, adaptive
capacity and sensitivity, using an equal weighting method to ensure fair
contribution from each indicator. Social and economic data were collected from
various official sources, then normalized and analysed using a spatial approach
based on Geographic Information Systems (GIS) to produce a vulnerability map.
This mapping allows the identification of priority regions based on their
vulnerability level. The findings reveal that areas such as Java, Sumatra, Nusa
Tenggara, and Papua display high vulnerability due to low adaptive capacity and
high sensitivity. In contrast, Kalimantan and Sulawesi show reduced vulnerability,
attributed to their greater adaptive capacity and lower sensitivity. This study
provides a spatial overview of agricultural vulnerability, which is essential for
developing targeted climate adaptation strategies. The results can be a foundation
for more effective, region-specific policy interventions.
