| dc.description.abstract | Sektor pariwisata menjadi salah satu katalisator pembangunan (agent of development). Kampung Blekok merupakan salah satu desa wisata yang termasuk ke dalam 20 Daya Tarik Wisata Kabupaten Situbondo yang berhasil bertahan pada masa pandemi, dimana Kampung Blekok mendapatkan juara 1 desa rintisan terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Promosi berperan penting untuk menarik pengunjung. Instagram dan TikTok, sebagai media sosial terpopuler di Indonesia, terus berinovasi pada fitur edit foto dan video nya. Kampung Blekok sudah menggunakan Instagram dan TikTok sebagai media promosi. Konten yang kreatif dan inovatif menjadi tombak utama untuk menarik minat wisatawan, sehingga pengelola desa wisata perlu mengikuti perkembangan fitur terbaru Instagram dan TikTok untuk membuat promosi yang up to date dan menarik calon pengunjung. Adopsi inovasi fitur Instagram dan Tiktok oleh pengelola Kampung Blekok terdiri atas tahap pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Kelima tahapan ini dapat dipengaruhi oleh faktor karakteristik individu pengelola, frekuensi dan durasi penggunaan media sosial masing dari masing pengelola, serta faktor eksternal seperti dukungan lingkungan di sekitar desa wisata dan dukungan pemerintah. Penelitian ini dilakukan kepada pengelola Kampung Blekok dengan tujuan untuk menganalisis (1) pengaruh karakteristik individu, penggunaan media, dan dukungan lingkungan dalam proses adopsi inovasi penggunaan fitur-fitur Instagram dan TikTok; (2) tahapan adopsi inovasi penggunaan fitur-fitur Instagram dan TikTok; (3) faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi penggunaan fitur-fitur Instagram dan TikTok. Penelitian dilakukan pada bulan September- Desember 2024 dengan total responden 50 orang pengelola Kampung Blekok. Analisis dan pengolahan data dilakukan menggunakan metode statistik deskriptif dan uji statistik inferensial berbasis aplikasi SmartPLS.
Mayoritas pengelola Kampung Blekok berusia produktif 26–45 tahun (60%), berpendidikan SMA (62%), telah bekerja lebih dari 2 tahun (74%), dengan jam kerja 4–8 jam/hari (66%) dan gaji Rp1,5–3 juta/bulan (56%). Tingkat penggunaan media sosial tinggi, 54% menggunakan lebih dari empat platform dengan frekuensi dan durasi tinggi. Dukungan pemerintah dan akses internet memadai. Pada adopsi inovasi fitur Instagram dan TikTok, pengetahuan dan persuasi pengelola tergolong tinggi, 98% mencoba inovasi, seluruhnya mengimplementasikan, dan 88% melanjutkan penggunaan. Penelitian menunjukkan karakteristik individu mempengaruhi tahap pengetahuan dan persuasi, penggunaan media sosial mempengaruhi tahap pengetahuan dan konfirmasi, sementara dukungan lingkungan tidak berpengaruh. Tahap pengetahuan mempengaruhi persuasi, keputusan mempengaruhi implementasi, dan implementasi mempengaruhi konfirmasi. | |