Analisis Tingkat Partisipasi dan Manfaat Ekonomi pada Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (Studi Kasus: Bank Sampah Alamanda Sejahtera Kota Bekasi)

Abstract

Kota Bekasi menjadi kota dengan jumlah timbulan sampah terbesar kedua di Provinsi Jawa Barat. Sebagian besar sampah berakhir di TPA tanpa pengelolaan yang optimal. Program bank sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) menjadi salah satu pendekatan karena keberadaannya memiliki potensi besar. Meskipun demikian, bank sampah menghadapi tantangan yang memengaruhi pelaksanaan operasionalnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi persepsi dan tingkat partisipasi nasabah, mengestimasi manfaat ekonomi dan skema panyaluran manfaat ekonomi, serta menganalisis strategi pengelolaan bank sampah yang berkelanjutan. Metode yang digunakan mencakup analisis skala Likert, analisis pendapatan, dan analytical hierarchy process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nasabah memberikan persepsi positif terhadap bank sampah, namun tingkat partisipasi nasabah tergolong rendah. Pada tahun 2024, estimasi manfaat ekonomi atas biaya tunai menguntungkan sebesar Rp18.735.428,97 dengan R/C ratio 1,30. Jika dilakukan perhitungan atas biaya total, maka bank sampah mengalami kerugian sebesar Rp418.321,03 dengan R/C ratio 0,99. Sementara itu, manfaat yang diperoleh nasabah tergantung pada keterlibatannya dalam program tabungan emas dengan skema penyaluran lebih kompleks dibandingkan tabungan sampah. Maka dari itu, strategi pengelolaan bank sampah yang berkelanjutan dapat dicapai melalui penguatan manajemen dan apresiasi terhadap partisipasi aktif nasabah.

Bekasi City is the city with the second largest amount of waste generation in West Java Province. Most of the waste ends up in landfills without optimal management. The waste bank program with the 3R principle (reduce, reuse, recycle) is one approach because its existence has great potential. However, waste banks face challenges that affect their operational implementation. This study aims to identify customer perceptions and participation levels, estimate economic benefits and economic benefit distribution schemes, and analyze sustainable waste bank management strategies. The methods used include Likert scale analysis, income analysis, and the analytical hierarchy process (AHP). The results show that customers have a positive perception of waste banks, but the level of customer participation is relatively low. In 2024, the estimated economic benefit from profitable cash costs is 18,735,428.97 IDR with an R/C ratio of 1.30. If calculated based on total costs, the waste bank experiences a loss of 418,321.03 IDR with an R/C ratio of 0.99. Meanwhile, the benefits customers receive depend on their involvement in the gold savings program, which has a more complex distribution scheme than the waste savings program. Therefore, a sustainable waste bank management strategy can be achieved through strengthened management and appreciation for active customer participation.