Show simple item record

dc.contributor.advisorHastuti, Dwi
dc.contributor.advisorRiany, Yulina Eva
dc.contributor.authorUtami, Suci Yolianda
dc.date.accessioned2025-08-12T03:54:04Z
dc.date.available2025-08-12T03:54:04Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/168786
dc.description.abstractKeluarga merupakan lingkungan pertama yang membentuk perkembangan fisik dan psikologis anak. Namun, kondisi atau struktur keluarga yang tidak sesuai dapat menjadi sumber stres yang memengaruhi resiliensi remaja dalam menghadapi tantangan hidup. Pentingnya peran praktik pengasuhan, efikasi diri dan dukungan teman sebaya dalam membentuk resiliensi pada remaja dari berbagai kondisi keluarga. Tujuan penelitian adalah 1) menganalisis karakteristik remaja, karakteristik keluarga, praktik pengasuhan, efikasi diri, dukungan teman sebaya dan resiliensi remaja 2) menganalisis perbedaan praktik pengasuhan, efikasi diri, dukungan teman sebaya dan resiliensi pada remaja dari keluarga utuh dan keluarga bercerai; 3) menganalisis hubungan antar praktik pengasuhan, efikasi diri, dukungan teman sebaya dan resiliensi remaja dari keluarga utuh dan bercerai; 4) menganalisis pengaruh praktik pengasuhan, efikasi diri, dukungan teman sebaya terhadap resiliensi remaja dari keluarga utuh dan keluarga bercerai. Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional study. Populasinya adalah anak remaja yang bersekolah di jenjang SMA sederajat. Pemilihan sekolah dilakukan secara voluntay, yang terdiri dari tiga sekolah dari kecamatan Bogor Barat, empat sekolah dari kecamatan Tanah Sareal dan sekolah dari kecamatan Bogor Timur. Pengambilan contoh sekolah dilakukan secara purposive. Didapatkan kerangka sampling dengan kriteria contoh adalah remaja berusia 15 – 18 tahun yang merupakan siswa SMA, MA dan SMK dan tinggal bersama orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia remaja dari keluarga utuh dan keluarga bercerai, rata – rata berusia 16 tahun dengan rata – rata kedua kelompok remaja berasal dari lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Jenis kelamin rata – rata perempuan pada kedua kelompok remaja. Sementara itu remaja dari keluarga utuh, rata-rata berada di kelas XI (sebelas) sedangkan remaja dari keluarga bercerai rata-rata berada di kelas X (sepuluh). Sementara karakteristik keluarga, didapatkan hasil bahwa usia orang tua dari kedua kelompok berada pada usia Dewasa Madya (40 – 60 tahun). Pendidikan terakhir orang tua adalah lulusan SMA dan pekerjaan orang tua rata – rata adalah karyawan swasta dan ibu rumah tangga. Hasil uji beda pada kedua kelompok keluarga didapatkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara remaja dari keluarga utuh dan keluarga bercerai. Praktik pengasuhan remaja dari keluarga utuh dan cerai berkorelasi secara signifikan dengan resiliensi yang artinya semakin baik praktik pengasuhan yang diterima, maka semakin tinggi kemampuan resiliensinya. Kondisi keluarga memiliki dampak signifikan terhadap praktik pengasuhan, efikasi diri, dan resiliensi remaja. Pengasuhan ini berdampak pada tingginya efikasi diri, terutama dalam aspek akademik dan emosional. Dukungan teman sebaya ditemukan berperan penting dalam memperkuat efikasi diri dan resiliensi, tanpa perbedaan yang signifikan antara latar belakang keluarga. Secara keseluruhan, variabel praktik pengasuhan, efikasi diri dan dukungan teman sebaya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap resiliensi remaja. Temuan lainnya mengatakan bahwa efek kondisi keluarga yang mempengaruhi resiliensi membutuhkan faktor sosial maupun internal sebagai variabel mediasi. Hasil penelitian memperkuat teori ekologi perkembangan bahwa keluarga sebagai mikrosistem memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan resiliensi remaja, terutama melalui praktik pengasuhan.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePraktik Pengasuhan, Efikasi Diri, dan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Resiliensi pada Remaja dari Keluarga Utuh dan Keluarga Berceraiid
dc.title.alternativeParenting Practices, Self-Efficacy, and Peer Support toward Resilience among Adolescents from Intact and Divorced Families
dc.typeTesis
dc.subject.keywordTeman Sebayaid
dc.subject.keywordkeluarga tunggalid
dc.subject.keywordketahanan remajaid
dc.subject.keywordkeyakinan diriid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record