Strategi Pengembangan Bisnis melalui Integrasi Vertikal Pengolahan Jamur Tiram Putih menjadi Abon pada Payung Putih Farm
Abstract
Payung Putih merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang budidaya pertanian yang menghasilkan output yaitu jamur tiram putih. Payung Putih belum memanfaatkan over supply menjadi produk olahan. Jamur tiram putih yang masih layak untuk diolah dapat dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki harga jual dan umur simpan yang lebih lama. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Sukabumi pada bulan Juli hingga Desember 2024. Penelitian ini menggunakan metode analisis nilai tambah, sikap konsumen, dan kelayakan usaha non finansial dan finansial. Nilai tambah pengolahan produk sebesar 55%. Sikap konsumen terhadap pengolahan abon jamur menunjukkan skor sebesar 240,12 yang termasuk kedalam kategori “Baik”. Analisis finansial dikatakan layak, karena telah memenuhi kategori kelayakan yaitu dengan nilai NPV sebesar Rp92.496.954; IRR sebesar 37%; Gross B/C sebesar 1,26%; Net B/C sebesar 3,19; dan Payback Period selama 3 tahun 6 bulan. Analisis switching value menunjukan batas toleransi maksimum penurunan produksi sebesar 20,80% dan peningkatan kenaikan harga jamur sebesar 112,65%. Payung Putih is a company engaged in agricultural cultivation that produces output, namely white oyster mushrooms. Payung Putih has not utilized the over supply into processed products. White oyster mushrooms that are still suitable for processing can be utilized into products that have a higher selling price and longer shelf life. This research was conducted in Sukabumi from July to December 2024. This study used methods of value-added analysis, consumer attitudes, and non-financial and financial business feasibility. Calculation of the added value of product processing amounted to 55%. Consumer attitudes towards shredded mushroom processing showed a score of 240.12 which was included in the “Good” category. Financial analysis are said to be feasible, because they have met the feasibility category, namely with an NPV value of Rp92,496,955; IRR of 37%; Gross B/C of 1.26%; Net B/C of 3.19; and Payback Period of 3 years and 6 months. The switching value analysis shows the maximum tolerance limit for a decrease in production of 20.80% and an increase in mushroom price increase of 112.65%.
