| dc.description.abstract | Perubahan iklim merupakan isu yang menjadi perhatian global saat inidan salah satu penyebab perubahan iklim adalah deforestasi. Perhutanan sosial merupakan program unggulan untuk mengurangi deforestasi sekaligus meningkatakan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan. Program perhutanan sosial memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk mengelola hutan melalui kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS). Desa Wanagiri merupakan salah satu desa implementasi perhutanan sosial yang aktif mengelola hutan melalui kegiatan usaha perhutanan sosial namun KUPS Desa Wanagiri menghadapi beberapa permasalahan dan tantangan salah satunya permasalahan pembiayaan oleh karena itu dibutuhkan alternatif strategi pembiayaan untuk meningkatkan kemandirian KUPS sehingga kelompok dapat mengelola hutan dan mencegah deforestasi yang dapat berdampak terhadap emisi karbon. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi peran perhutanan sosial terhadap emisi karbon di Desa Wanagiri, merumuskan alternatif strategi pembiayaan KUPS melalui identifikasi faktor internal dan eksternal, dan merumuskan implementasi pembangunan rendah karbon melalui pembiayaan KUPS. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November tahun 2023 dan tempat penelitian dilakukan di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Analisis data yang digunakan antara lain analisis deskriptif, analisis emisi karbon, analisis faktor internal dan eksternal, analisis SWOT (strength weakness opportunity threat), dan analisis QSPM (quantitative strategic planning matrix).
Hasil analisis emisi karbon didapati bahwa pada tahun 2021 – 2022 emisi desa mengalami kenaikan dengan nilai 56,36 tCO2/ha/tahun sedangkan emisi area perhutanan sosial mengalami penurunan dengan nilai 44,36 tCO2/ha/tahun sehingga perhutanan sosial dapat berperan untuk menekan emisi karbon di Desa Wanagiri. Hasil analisis faktor internal dan eksternal mendapati bahwa aspek kekuatan tertinggi yaitu dukungan dan partisipasi masyarakat terhadap program perhutanan sosial sedangkan aspek kelemahan yang perlu dievaluasi adalah pemasaran produk dan jasa KUPS. Selain itu aspek peluang tertinggi yaitu dukungan pemerintah daerah dan pusat dalam perhutanan sosial sedangkan aspek ancaman yang perlu diperhatikan adalah pengembangan kebijakan dan regulasi yang belum disempurnakan. Berdasarkan hasil analisis QSPM alternatif prioritas strategi pertama yaitu aktif mencari alternatif sumber pembiayaan dengan nilai ketertarikan 20,473 dengan strategi mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman dari luar. Implementasi pembangunan rendah karbon untuk KUPS mandiri yaitu melakukan usaha pelestarian lingkungan melalui metode forest health management sedangkan untuk KUPS berkembang perlu dukungan dari pemerintah desa melalui integrasi pembiayaan mikro hijau untuk memberikan insentif dengan memberikan syarat untuk menjaga lingkungan. | |