Show simple item record

dc.contributor.advisorAndrianto, Dimas
dc.contributor.advisorFalah, Syamsul
dc.contributor.authorArshy, Ringku Kenari
dc.date.accessioned2025-08-05T06:31:20Z
dc.date.available2025-08-05T06:31:20Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/166706
dc.description.abstractBayam hijau (Amaranthus viridis L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral. Bayam hijau mengandung zat besi yang tinggi dan senyawa antioksidan seperti fenolik dan flavonoid. Zat besi pada bayam hijau berperan penting dalam sintesis hemoglobin dan metabolisme tubuh, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai upaya pencegahan anemia defisiensi zat besi. Kandungan zat besi dan senyawa bioaktif bayam dapat dipengaruhi oleh faktor agronomis seperti umur panen dan jenis pupuk yang digunakan. Pupuk maggot hasil dari biokonversi limbah organik oleh larva black soldier fly (BSF) merupakan pupuk organik yang ramah lingkungan dan diketahui mampu meningkatkan kandungan zat besi serta senyawa antioksidan pada bayam hijau. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh umur panen dengan pemupukan maggot terhadap kandungan klorofil, zat besi, total fenolik, total flavonoid, dan kapasitas antioksidan bayam hijau, serta menentukan umur panen optimal berdasarkan parameter tersebut. Bayam Hijau dipanen pada tiga kelompok umur panen, yaitu 21, 28, dan 35 hari setelah tanam (HST). Penentuan kadar klorofil dilakukan dengan persamaan Arnon, sampel diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, kadar zat besi ditentukan dengan metode ICP-OES, total fenolik diukur menggunakan metode Folin-Ciocalteu, total flavonoid diukur menggunakan metode aluminium klorida, serta kapasitas antioksidan diukur menggunakan metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH), ferric reducing antioxidant power (FRAP), dan 2,2'-azino-bis (3 ethylbenzothiazoline-6-sulfonic acid) (ABTS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur panen berpengaruh terhadap kandungan zat besi, senyawa bioaktif, dan kapasitas antioksidan daun bayam hijau. Kadar klorofil total dan zat besi tertinggi diperoleh pada bayam hijau dengan umur panen 21 HST masing-masing sebesar 44,801±1,892 mg/100 g FW dan 41,501±0,328 mg/100 g DW. Sebaliknya, kandungan total fenolik, total flavonoid, dan kapasitas antioksidan FRAP tertinggi diperoleh pada umur panen 35 HST masing-masing sebesar 89,122±0,899 mg GAE/g CE, 76,922±0,509 mg QE/g CE, dan 233,578±1,341 µmol TE/g CE. Sementara itu, nilai kapasitas antioksidan DPPH dan ABTS tidak menunjukkan perbedaan signifikan antar kelompok umur panen. Dengan mempertimbangkan kandungan gizi, aktivitas bioaktif, dan efisiensi waktu panen, umur 21 HST direkomendasikan sebagai umur panen optimal dalam budidaya bayam hijau dengan pemupukan maggot.
dc.description.sponsorshipKementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia atas dukungan dana yang diberikan berdasarkan kontrak nomor 001/E5/PG.02.00.PM/2023 atas nama Dr. Dimas Andrianto, S.Si., M.Si.
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Zat Besi, Senyawa Bioaktif, dan Antioksidan Bayam Hijau (Amaranthus viridis L.) dengan Pemupukan Maggot pada Umur Panen Berbedaid
dc.title.alternativeAnalysis of Iron, Bioactive Compounds, and Antioxidants in Green Spinach (Amaranthus viridis L.) with Maggot Fertilization at Different Harvest Ages
dc.typeTesis
dc.subject.keywordBayamid
dc.subject.keywordmineralid
dc.subject.keywordpangan fungsionalid
dc.subject.keywordpupuk organikid
dc.subject.keywordsenyawa bioaktifid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record