Analisis Zat Besi, Senyawa Bioaktif, dan Antioksidan Bayam Hijau (Amaranthus viridis L.) dengan Pemupukan Maggot pada Umur Panen Berbeda
Abstract
Bayam hijau (Amaranthus viridis L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral. Bayam hijau mengandung zat besi yang tinggi dan senyawa antioksidan seperti fenolik dan flavonoid. Zat besi pada bayam hijau berperan penting dalam sintesis hemoglobin dan metabolisme tubuh, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai upaya pencegahan anemia defisiensi zat besi. Kandungan zat besi dan senyawa bioaktif bayam dapat dipengaruhi oleh faktor agronomis seperti umur panen dan jenis pupuk yang digunakan. Pupuk maggot hasil dari biokonversi limbah organik oleh larva black
soldier fly (BSF) merupakan pupuk organik yang ramah lingkungan dan diketahui mampu meningkatkan kandungan zat besi serta senyawa antioksidan pada bayam
hijau.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh umur panen dengan pemupukan maggot terhadap kandungan klorofil, zat besi, total fenolik, total flavonoid, dan kapasitas antioksidan bayam hijau, serta menentukan umur panen optimal berdasarkan parameter tersebut. Bayam Hijau dipanen pada tiga kelompok umur panen, yaitu 21, 28, dan 35 hari setelah tanam (HST). Penentuan kadar
klorofil dilakukan dengan persamaan Arnon, sampel diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, kadar zat besi ditentukan dengan metode ICP-OES, total fenolik diukur menggunakan metode Folin-Ciocalteu, total flavonoid diukur menggunakan metode aluminium klorida, serta kapasitas
antioksidan diukur menggunakan metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH), ferric reducing antioxidant power (FRAP), dan 2,2'-azino-bis (3
ethylbenzothiazoline-6-sulfonic acid) (ABTS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur panen berpengaruh terhadap kandungan zat besi, senyawa bioaktif, dan kapasitas antioksidan daun bayam hijau. Kadar klorofil total dan zat besi tertinggi diperoleh pada bayam hijau dengan umur panen 21 HST masing-masing sebesar 44,801±1,892 mg/100 g FW dan 41,501±0,328 mg/100 g DW. Sebaliknya, kandungan total fenolik, total flavonoid, dan kapasitas antioksidan FRAP tertinggi diperoleh pada umur panen 35 HST masing-masing sebesar 89,122±0,899 mg GAE/g CE, 76,922±0,509 mg QE/g CE, dan 233,578±1,341 µmol TE/g CE. Sementara itu, nilai kapasitas antioksidan DPPH dan ABTS tidak menunjukkan perbedaan signifikan antar kelompok umur
panen. Dengan mempertimbangkan kandungan gizi, aktivitas bioaktif, dan efisiensi
waktu panen, umur 21 HST direkomendasikan sebagai umur panen optimal dalam budidaya bayam hijau dengan pemupukan maggot.
