Pengaruh Komunikasi dan Kontrol Diri terhadap Kesejahteraan Psikologis Remaja Melalui Penggunaan Internet Bermasalah, FoMO dan JoMO
Date
2025Author
Pramesti, Yustia
Yuliati, Lilik Noor
Riany, Yulina Eva
Metadata
Show full item recordAbstract
Kesehatan mental merupakan isu penting yang semakin mendapat perhatian dalam beberapa dekade terakhir. WHO mencatat bahwa masalah kesehatan mental pada remaja, seperti kecemasan, depresi, dan stres, mengalami peningkatan secara global. Gangguan mental seperti ini dapat menjadikan penderita melakukan perilaku beresiko. Kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis merupakan dua konsep yang saling terkait. Kesehatan mental yang baik akan mengarah pada kesejahteraan psikologis, dan sebaliknya. Teori ekologi Bronfenbrenner menyebutkan proses perkembangan manusia dipengaruhi oleh lingkungan individu itu berinteraksi, dalam hal ini kesejahteraan psikologis dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal individu. Faktor eksternal dapat datang dari lingkungan mikrosistem, yang merupakan lingkungan terdekat dengan individu, contohnya orang tua dan media massa. Ketika komunikasi orang tua dengan anak terjalin baik, orang tua dapat memberikan dukungan emosional yang akan membantu remaja memilah informasi dari media sosial.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh komunikasi remaja-orang tua, kontrol diri, penggunaan internet, fear of missing out, dan joy of missing out terhadap kesejahteraan psikologis remaja. Penelitian ini menggunakan desain eksplanatori dengan memanfaatkan kuesioner daring untuk mengumpulkan data di sekolah terpilih di Kota Tangerang Selatan. Pengambilan data dilakukan pada bulan November sampai Desember 2024 melibatkan 405 remaja secara cluster random sampling. Data yang diambil berupa karakteristik remaja, karakteristik keluarga, komunikasi remaja-orang tua, kontrol diri, PIB, FoMo, JoMo, dan kesejahteraan psikologis. Data penelitian diolah dan dianalisis melalui Microsoft Excel, SPSS, dan SMART-PLS. Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat persebaran jawaban responden berdasarkan variabel yang diukur dan jenis kelamin. Analisis hubungan dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman untuk menganalisis hubungan karakteristik remaja dan keluarga terhadap variabel utama. Analisis Structural Equation Model (SEM)-PLS dilakukan untuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung pada variabel laten.
Rata-rata usia remaja yang terlibat dalam penelitian ini 14,73 tahun (SD=1,775; min–maks=12–18 tahun) dan lebih dari separuhnya (n=179; 55,76%) perempuan. Lebih setengah usia ayah dan ibu berada pada kategori dewasa madya (41–60 tahun). Proporsi terbesar pendidikan ayah (54,8%) dan ibu (53,6%) adalah lulusan SMA. Proporsi terbanyak (30,2%) pekerjaan ayah adalah pegawai swasta dan ibu (56,1%) bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sebanyak 52,3 persen remaja dari keluarga kecil (= 4 orang) dan lebih dari separuh (60,74%) remaja berasal dari keluarga berpendapatan di bawah garis kemiskinan.
Komunikasi remaja-orang tua dilaporkan dalam kategori rendah (57,94%) dengan indeks rata-rata 50,45. Hasil uji beda menunjukkan komunikasi remaja laki-laki dengan orang tuanya lebih tinggi dibandingkan dengan remaja perempuan. Jika dilihat dari peran orang tua, remaja merasa lebih dekat dengan ibu dibandingkan dengan ayah. Proporsi terbesar kontrol diri remaja total berada dalam kategori rendah (55,45%) dengan nilai rata-rata 59,0. Skor Penggunaan Internet Bermasalah menunjukkan lebih dari tiga perempat remaja (76,95%) terdeteksi positif PIB dengan skor perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Tingkat FoMO remaja berada dalam kategori sedang dengan skor rata-rata 63,62 dan perempuan memiliki skor FoMO yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja laki-laki. Nilai rata-rata indeks JoMO sebesar 58,0 (rendah). Indeks kesejahteraan psikologis menunjukkan bahwa lebih dari setengah (57,0%) remaja termasuk kategori rendah dengan skor kesejahteraan psikologis remaja laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan remaja perempuan.
Hasil uji SEM PLS menunjukkan bahwa penggunaan internet bermasalah (PIB) dipengaruhi oleh komunikasi remaja-orang tua dan kontrol diri. Kontrol diri yang baik juga dipengaruhi oleh komunikasi dengan orang tua yang tinggi. Kontrol diri sendiri terbukti menurunkan PIB secara langsung, sekaligus menjadi mediator antara komunikasi dan penggunaan internet. Teori Attachment Bowlby menjelaskan bahwa ikatan emosional yang aman antara anak dan pengasuh utama mendukung perkembangan regulasi emosi dan kepercayaan diri. Pada konteks ini, komunikasi terbuka antara orang tua dan remaja mencerminkan secure attachment, yang kemudian membantu remaja membangun kontrol diri yang kuat dan tidak mudah terjebak dalam penggunaan internet sebagai pelarian emosional.
Pada jalur analisis selanjutnya, PIB berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis secara langsung maupun tidak langsung melalui FoMO dan JoMO. Menurut teori kesejahteraan psikologis dari Ryff (1989), aspek seperti penerimaan diri, hubungan positif, dan otonomi dapat terganggu saat remaja mengalami penggunaan internet yang berlebihan (PIB) dan FoMO, karena muncul stres sosial dan ketergantungan eksternal. Sebaliknya, JoMO mencerminkan kemampuan menikmati momen tanpa tekanan digital, yang mendukung keseimbangan emosi dan refleksi diri yang merupakan komponen kesejahteraan psikologis. Nilai koefisien determinasi (R^2) untuk persamaan variabel kesejahteraan psikologis 0,879 yang artinya secara simultan PIB, FoMO, dan JoMO berpengaruh 87,9 persen terhadap kesejahteraan psikologis
Bagi orang tua penting untuk meningkatkan kualitas komunikasi yang terbuka dan penuh empati agar anak nyaman menyampaikan perasaannya, sehingga anak mampu melatih kontrol diri untuk menghindari perilaku negatif seperti kecanduan internet. Bagi sekolah, pentingnya mendorong program literasi digital yang dapat membantu remaja membedakan informasi positif dan negatif di internet. Pemerintah juga diharapkan mendukung pengembangan kurikulum dan konten edukatif yang mendorong perilaku digital sehat dan mendukung kesejahteraan psikologis remaja secara holistik. Penelitian berikutnya bisa menambahkan dimensi pengawasan orang tua terhadap perilaku internet anak atau perilaku digital orang tua terhadap penggunaan internet. Mental health is an important issue that has received increasing attention in recent decades. WHO notes that mental health problems in adolescents, such as anxiety, depression and stress, are increasing globally. Mental disorders like this can cause sufferers to engage in risky behavior. Mental health and psychological well-being are two interrelated concepts. Good mental health will lead to psychological well-being, and vice versa. Bronfenbrenner's Ecological Theory states that the process of human development is influenced by the environment in which the individual interacts, in this case psychological well-being can be influenced by various factors, both internal and external to the individual. External factors can come from the microsystem environment, which is the environment closest to the individual, for example parents and the mass media. When parent-child communication is good, parents can provide emotional support that will help teenagers sort out information from social media.
This research aims to analyze the influence of adolescent-parent communication, self-control, internet use, Fear of Missng Out, and Joy of Missing Out on the psychological well-being of adolescents. This research uses an explanatory design by utilizing an online questionnaire to collect data at selected schools in South Tangerang City. Data collection was carried out in November - December 2024 involving 405 teenagers using cluster random sampling. Data taken included adolescent characteristics, family characteristics, adolescent-parent communication, self-control, PIB, FoMo, JoMo, and psychological well-being. Research data was processed and analyzed via Microsoft Excel, SPSS, and SMART-PLS. Descriptive analysis was carried out to see the distribution of respondents' answers based on the variables measured and gender. Relationship analysis was carried out using the Spearman correlation tests to analyze the relationship between adolescent and family characteristics and the main variables. Structural Equation Model (SEM)-PLS analysis was carried out to analyze the direct and indirect effects on latent variables.
The average age of the adolescents involved in this study was 14,73 years (SD=1,775; min–max=12–18 years) and more than half (n=179; 55,76%) were girls. More than half the ages of fathers and mothers are in the middle adult category (41–60 years). The largest proportion of fathers' (54,8%) and mothers' (53,6%) education was high school graduates. The largest proportion (30.2%) of fathers' jobs are private employees and mothers (56,1%) work as housewives. As many as 52,3 percent of teenagers come from small families (= 4 people) and more than half (60,74%) of teenagers come from families with incomes below the poverty line.
Adolescent-parent communication was reported in the low category (57,94%) with an average index of 50.45. The results of different tests show that communication between male adolescents and their parents is higher than that of female adolescents. If we look at the role of parents, teenagers feel closer to their mothers than to their fathers. The largest proportion of total adolescent self-control is in the low category (55,45%) with an average value of 59,0. The Problematic Internet Use Score shows that more than three quarters of teenagers (76,95%) were detected positive for PIB with women scoring higher than men. Adolescents' FoMO level is in the medium category with an average score of 63,62 and girls have a higher FoMO score compared to boys. The average value of the JoMO index is 58,0 (low). The psychological well-being index shows that more than half (57,0%) of teenagers are in the low category with the psychological well-being score of male teenagers being higher than that of female teenagers.
SEM PLS test results show that problematic internet use (PIB) is influenced by adolescent-parent communication and self-control. Good self-control is also influenced by high levels of communication with parents. Self-control has been proven to reduce PIB directly, as well as being a mediator between communication and internet use. Bowlby's Attachment Theory explains that a secure emotional bond between a child and primary caregiver supports the development of emotional regulation and self-confidence. In this context, open communication between parents and teenagers reflects secure attachment, which then helps teenagers build strong self-control and not easily get trapped in using the internet as an emotional escape.
In the next line of analysis, PIB influences psychological well-being directly and indirectly through FoMO and JoMO. According to the psychological well-being theory of Ryff (1989), aspects such as self-acceptance, positive relationships, and autonomy can be disrupted when adolescents experience excessive internet use (PIB) and FoMO, because social stress and external dependence appear. In contrast, JoMO reflects the ability to enjoy moments without digital stress, which supports emotional balance and self-reflection which are components of psychological well-being. The coefficient of determination (R^2) for the psychological well-being variable equation is 0,879, which means that simultaneously PIB, FoMO, and JoMO have an effect of 87,9 percent on psychological well-being
For parents, it is important to improve the quality of open and empathetic communication so that children are comfortable expressing their feelings, so that children are able to exercise self-control to avoid negative behavior such as internet addiction. For schools, it is important to encourage digital literacy programs that can help teenagers differentiate between positive and negative information on the internet. The government is also expected to support the development of curriculum and educational content that encourages healthy digital behavior and supports the holistic psychological well-being of teenagers. Future research could add the dimension of parental supervision of children's internet behavior or parents' digital behavior of internet use.
Collections
- MT - Human Ecology [2388]
