| dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi antropometri, pola konsumsi pangan, kadar iodium dan selenium makanan, jumlah asupan iodium dan selenium, status selenium dalam serum, status iodium dalam urine (UEI = Urinary Excretion Iodine), status iodium dalam serum (T, dan TSH Thyroid Stimulating Hormon) serta hubungan antar parameter status selenium dan iodium di daerah endemik dan non endemik GAKI. Sampel penelitian diambil dari Sekolah Dasar Negeri Gunung Agung, Desa Plampang, Kecamatan Kokap sebagai sampel daerah endemik, sedangkan untuk sampel daerah non endemik adalah Sekolah Dasar Negeri Karang Harjo, Desa Banjar Harjo, Kecamatan Kalibawang; Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli 1996 sampai dengan bulan April 1997. Sebanyak 60 murid SD yang terdiri dari laki-laki dan perempuan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Data yang dikumpulkan adalah identitas anak, antropometri (BB/U, TB/U, BB/TB), konsumsi, kadar selenium dan iodium makanan, UEI dalam urine, Selenium, T, dan TSH dalam serum. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa dengan menggunakan indikator berat badan menurut
umur di daerah endemik ditemukan 6,7 persen gizi buruk dan 33,3 persen gizi kurang, sedangkan di daerah non endemik ditemukan 3,3 persen gizi buruk dan 16.7 persen gizi kurang. Berdasarkan indikator tinggi badan menurut umur di daerah endemik ditemukan 53,3 persen gizi buruk dan 30 persen gizi kurang. sedangkan di daerah non endemik 16,7 persen gizi buruk dan 43,3 persen gizi kurang. Untuk indikator berat badan menurut tinggi badan tidak ditemukan gizi buruk dan gizi kurang, baik di daerah endemik maupun non endemik GAKI, Dari data kebiasaan konsumsi makan diketahui bahwa 90 persen anak di daerah endemik dan 70 persen anak di daerah non endemik makan dua kali sehari. Kadar iodium dan selenium makanan di daerah endemik lebih rendah dari pada daerah non endemik. Rata-rata jumlah asupan iodium di daerah endemik 60,42 ug per orang hari dan di daerah non endemik 129,27 ug per orang/hari, sedangkan jumlah asupan selenium di daerah endemik 50,97 ug per orang/hari dan di daerah non endemik 203,2 ug per orang/hari. Hormon T, dalam serum darah yang diperoleh dari daerah endemik 124,83 nmol/l dan di daerah non endemik 125,10 nmol/l. TSH dalam serum darah dari daerah endemik 2,49 ulU/l dan dari daerah non endemik 2,36 uIU/l. Selenium dalam serum dari daerah endemik 30,73 ppb dan dari daerah non endemik 50,207 ppb. Analisis statistik menunjukkan bahwa jumlah asupan jodium di daerah endemik berpengaruh terhadap kadar hormon T, dalam serum darah dan UEI, sedangkan untuk daerah non endemik jumlah asupan iodium berpengaruh terhadap hormon TSH dalam serum darah dan UEI. Jumlah asupan selenium di daerah non endemik berpengaruh terhadap kadar selenium dalam serum darah. Di davah endemik kadar T, dan TSH dalam serum darah dipengaruhi oleh selenium B dalam serum. | id |