Telaah keragaan mutu karet remah ekspor Indonesia

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gam-baran secara terperinci mengenai mutu karet remah ditinjau dari karakteristik mutu yang disyaratkan untuk ekspor, khu-susnya mengenai kadar kotoran, kadar abu dan nilai PRI. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk membuat penggolongan daerah penghasil karet remah ekspor berdasarkan hasil pengujian terhadap kadar kotoran, kadar abu dan nilai PRI. Dalam penelitian ini digunakan tiga buah alat analisa yaitu tabulasi silang, diagram dan sidik komponen utama. Tabulasi silang dan diagram digunakan untuk menganalisa ka-rakteristik mutu hasil uji karet remah yang diproduksi di masing-masing daerah penghasil. Sidik komponen utama digu-nakan untuk pengelompokan daerah-daerah penghasil karet re-mah. Dari sejumlah sampel yang diuji, secara nasional terda-pat 29.58 persen sampel mempunyai kadar kotoran kurang dari 0.10 dan 65.59 persen ada diantara 0.10 - 0.20 serta sisanya sebesar 4.83 persen mempunyai kadar kotoran antara 0.20 0.50. Untuk kadar abu terdapat 38.78 persen sampel mempu nyai kadar abu kurang dari 0.75 dan 59.79 persen berada di- antara 0.75-1.00 serta sisanya sebesar 1.43 persen ber-ada diantara 1.00 1.50. Dari hasil pengujian nilai PRI terdapat 77.00 persen sampel mempunyai nilai PRI lebih be-sar dari 60 dan 21.54 persen berada diantara 6040 вег ta sisanya sebesar 1.46 persen mempunyai nilai PRI antara 40-30. Dengan menggunakan sidik komponen utama diperoleh peu-bah baru yang tidak berkorelasi yaitu komponen utama perta-ma, komponen utama kedua dan komponen utama ketiga. Komponen utama pertama secara umum menerangkan sebagian Heragaman semua peubah secara bersama-sama. Komponen utama kedua mempunyai korelasi yang tinggi dengan PRI (0.7235) dan persentase keragamannya adalah sebesar 52.35 persen. Kompo-nen utama ketiga mempunyai korelasi yang tinggi dengan kadar kotoran (-0.4317) dan kadar abu (0.4566), dengan persentase keragaman masing-masing adalah 18.64 persen dan 20.85 persen. Pengelompokan daerah dilakukan dengan membuat salib sum-bu antara skor komponen utama II sebagai sumbu datar dan akor componen utama III sebagai sumbu tegak. Dari grafik tersebut akan diperoleh sembilan kelompok daerah. Daerah Medan, Padang, Jakarta dan Palembang termasuk ke-Lompok daerah dengan skor komponen utama II dan skor komponen atama III keduanya pada tingkat rata-rata. Tanjung Karang termasuk kelompok daerah dengan skor komponen utama II rendah dan skor komponen utama III rata-rata. Pontianak dan Jambi termasuk kelompok daerah dengan skor komponen utama II ting-dan skor komponen utama III rata-rata. Banjar Baru ter-masuk kelompok daerah dengan skor komponen utama II rata-rata