View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Agriculture
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Agriculture
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Rekayasa Atraktan Cheilomenes sexmaculata F. (Coleoptera: Coccinellidae) Berbahan Aktif Minyak Asiri

      Thumbnail
      View/Open
      Cover (3.798Mb)
      Fulltext (2.386Mb)
      Lampiran (1.996Mb)
      Date
      2025
      Author
      Efendi, Siska
      Dadang
      Winasa, I Wayan
      Nurmansyah, Ali
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Pengembangan formulasi atraktan Cheilomenes sexmaculata merupakan terobosan baru dalam pengelolaan Aphis gossypii pada tanaman cabai di Indonesia. Pemanfaatan atraktan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja C. sexmaculata sebagai agens pengendali hayati. Minyak asiri dapat direkayasa sebagai atraktan karena mengandung berbagai senyawa yang dapat menarik musuh alami termasuk kumbang koksi. Penelitian ini bertujuan 1) mengidentifikasi jenis dan fungsi senyawa volatil (SV) yang diemisikan tanaman cabai akibat infestasi A. gossypii, Spodoptera litura, dan kerusakan mekanis pada fase bibit dan vegetatif, 2) mengidentifikasi SV yang diemisikan C. sexmaculata dan A. gossypii yang berasal dari tanaman cabai, 3) karakterisasi komposisi kimia dan mengetahui respons olfaktori C. sexmaculata terhadap minyak asiri gandapura (MaG), jeruk nipis (MaJN), serai wangi (MaSW), dan cengkih (MaC), 4) mempelajari efek samping penggunaan MaC, MaSW, dan MaG terhadap tanggap fungsional, biologi, dan statistik demografi C. sexmaculata, dan 5) mempelajari efektivitas atraktan MaG terhadap kelimpahan C. sexmaculata dan kumbang koksi lain, serta pengaruhnya terhadap kelimpahan dan kerusakan A. gossypii serta produksi cabai. Penelitian ini terdiri atas lima tahap yakni tahap I, SV tanaman cabai yang diinduksi serangga herbivor tipe mulut berbeda dan kerusakan mekanis pada fase bibit dan vegetatif. Tahap II, SV yang diemisikan C. sexmaculata dan A. gossypii asal tanaman cabai. Tahap III, respons olfaktori C. sexmaculata terhadap beberapa minyak asiri sebagai kandidat atraktan nabati. Tahap IV, evaluasi efek samping beberapa minyak asiri (MA) kandidat atraktan C. sexmaculata terhadap pemangsaan, tanggap fungsional, biologi, dan statistik demografi. Tahap V, uji lapangan formulasi MaG sebagai atraktan C. sexmaculata dan kumbang koksi lain serta pengaruhnya terhadap kelimpahan A. gossypii pada tanaman cabai. Tanaman cabai merespons infestasi serangga herbivor dan kerusakan mekanis dengan mengemisikan berbagai SV. Tanaman cabai terinfestasi A. gossypii dan S. litura mengemisikan berturut-turut yakni 24 dan 27 senyawa. Kerusakan mekanis direspons tanaman cabai dengan mengemisikan 25 senyawa. Bibit cabai merespons infestasi A. gossypii dengan mengemisikan 31 senyawa. Bibit cabai yang terinfestasi A. gossypii mengemisikan lima senyawa spesifik. Tanaman cabai fase vegetatif yang terinfestasi A. gossypii dan S. litura tidak mengemisikan senyawa spesifik. Tanaman cabai juga merespons infestasi serangga herbivor dan kerusakan mekanis dengan meningkatkan proporsi senyawa konstitutif. SV dengan proporsi tertinggi pada tanaman cabai terinfestasi A. gossypii yakni eukaliptol (12,92%), sedangkan yang terinfestasi S. litura yakni o-xilen (11,77%). SV dengan proporsi tertinggi pada tanaman cabai dengan kerusakan mekanis yakni cis-3-heksenil asetat (24,10%). Berdasarkan literatur teridentifikasi fungsi SV yang diemisikan tanaman cabai sebagai antiherbivor, repellent, antimikroba, atraktan parasitoid, dan predator. Imago betina C. sexmaculata mengemisikan 47, senyawa sedangkan imago jantan lima senyawa. Beberapa senyawa yang teridentitifkasi pada C. sexmaculata merupakan komponen feromon. Senyawa yang berfungsi sebagai komponen feromon yakni metil isovalerat, limonen, undekan, dodekan, dan eikosan. Senyawa tersebut dilaporkan sebagai komponen penyusun feromon seks, agregasi, dan tanda bahaya. A. gossypii yang menjadi mangsa C. sexmaculata mengemisikan lima senyawa. Limonen dan a-pinene terkonfirmasi sebagai komponen feromon alarm A. gossypii. MaG, MaSW, MaC, dan MaJN berpotensi direkayasa sebagai atraktan C. sexmaculata. Hasil uji respons olfaktori membuktikan potensi minyak asiri tersebut sebagai sumber bahan aktif atraktan. C. sexmaculata merespons secara signifikan MaG dan MaC konsentrasi 0,1% dan 1% pada dosis paparan yang berbeda. C. sexmaculata merespons MaSW sangat signifikan pada konsentrasi 0,1% dan tidak merespons pada konsentrasi 1%. C. sexmaculata merespons MaJN konsentrasi 1% akan tetapi tidak merespons pada konsentrasi 0,1%. Ketertarikan C. sexmaculata dengan beberapa MA tersebut berhubungan dengan senyawa konstituen yang diduga bersifat atraktan terhadap kumbang koksi dan musuh alami lain. Hasil analisis GC-MS menunjukkan bahwa MaC, MaSW, MaG, dan MaJN berturut-turut mengandung 30, 125, 9, dan 155 senyawa. Senyawa yang bersifat atraktan pada MaC, MaSW, MaG, dan MaJN berturut-turut yakni 5, 17, 2, dan 18 senyawa. MaC, MaSW, dan MaG ditetapkan sebagai kandidat atraktan C. sexmaculata. MA tersebut diuji efek sampingnya terhadap pemangsaan, tanggap fungsional, biologi, dan statistik demografi C. sexmaculata. Pemangsaan C. sexmaculata tetap tinggi terhadap A. gossypii walaupun terpapar MaC, MaSW, dan MaG. Paparan MA tersebut tidak berpengaruh terhadap tanggap fungsional yang tergolong tipe II. Laju pencarian dan waktu penanganan mangsa C. sexmaculata tergolong cepat walaupun terpapar MaC, MaSW, dan MaG. Begitu juga paparan MA tersebut tidak berpengaruh terhadap perkembangan pradewasa dan dewasa, kinerja reproduksi, dan kelangsungan hidup. Paparan MaC, MaSW, dan MaG berpengaruh positif terhadap indikator statistik demografi C. sexmaculata. Laju reproduksi kotor (GRR), laju reproduksi bersih (Ro), dan laju pertumbuhan intrinsik (r) C. sexmaculata pada MaC, MaSW, MaG lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan tanpa MA. Sebaliknya indikator waktu generasi (T) dan waktu populasi berlipat ganda (DT) lebih lama pada perlakuan tanpa MA dibandingkan MA. Atraktan MaG efektif untuk meningkatkan kelimpahan dan menarik C. sexmaculata hadir lebih awal ke pertanaman cabai. Atraktan MaG juga meningkatkan kelimpahan kumbang koksi lain yakni Micraspis lineata, Harmonia decussata, Coelophora maculata, Coelophora inaequalis, Scymnus sp., Curinus coeruleus, Coccinella transversalis, dan Cryptolaemus montrouzieri. Atraktan MaG belum mampu menarik spesies kumbang koksi tersebut hadir lebih awal ke pertanaman cabai. Atraktan MaG tidak berpengaruh terhadap kelimpahan larva dan jumlah telur kumbang koksi. Konsentrasi atraktan MaG yang efektif yakni 1% dengan dosis 2 ml/dispenser. Kelimpahan A. gossypii tergolong rendah pada petak perlakuan atraktan MaG. Aplikasi atraktan MaG dapat meningkatkan produksi cabai. Secara keseluruhan hasil analisi SEM menujukkan aplikasi atraktan MaG, kelimpahan C. sexmaculata berhubungan signifikan secara positif terhadap produksi cabai.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164570
      Collections
      • DT - Agriculture [770]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository