Aklimatisasi Respons Pertumbuhan Tanaman Jagung terhadap Pemberian Abu Batubara
Abstract
Abu batubara merupakan residu pembakaran fosil dari pembakaran batubara pada pembangkit listrik Residu pembakaran ini meliputi abu terbang (ly ash), abu dasar (bottom ash), endapan gas desulfurisasi pada cerobong (flue gas desulfurization sludge), dan limbah cair dari pembakaran (fluezed bed combustion waste). Selain itu abu batubara dihasilkan dari pembakaran briket batubara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999, abu batubara terutarna abu dasar memiliki kontaminan di atas standar dan memiliki karakteristik limbah bahan beracun dan berbahaya (B3). Dilain pihak abu batubara mengandung unsur-unsur trace yang beracun, yang dapat masuk pada rantai makanan melalui penyerapan oleh tanaman.
Pada penelitian ini digunakan tanaman jagung, yang mampu beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan seperti intensitas radiasi surya tinggi dengan suhu rata-rata siang dan malam tinggi, curah hujan rendah dengan cahaya musiman tinggi di sertai suhu tinggi. Analisis data menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 21 perlakuan dan 3 ulangan. Pada penelitian ini digunakan abu dasar dan abu terbang dengan dosis 0% (kontrol), 0.1%, 0.2%, 0.4%, 0.8%, 1.0% 2.0% 3.0% 4.0%, 5.0%, dan 10%.
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa pemberian abu terbang batubara terhadap sifat kimia tanah dapat meningkatkan kandungan C-organik. N-total, Fosforus. Ca. Mg dan KTK. Sedangkan pemberian abu dasar batubara dapat meningkatkan pH tanah dan Ca. Secara statistik pemberian abu batubara tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun 3.5.7 MST, produksi jagung pipilan, dan bobot kering tanaman. Pemberian dosis 10% abu dasar menghasilkan bobot kering tanaman, produksi jagung pipilan dan jumlah daun pada 7 MST tertinggi.
Hasil analisis jaringan kandungan logam berat Fe, Cu, Zn dan Mn pada jaringan buah dan daun sangat tinggi di atas baku mutu kandungan logam berat yang dapat di konsumsi manusia.
Collections
- UT - Biology [2396]
