Analisis Zona Kerentanan Tanah Longsor Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process di Kecamatan Bogor Tengah
Abstract
Berdasarkan laporan PVMBG tahun 2022, Beberapa wilayah di Kota Bogor dikategorikan memiliki zona potensi gerakan tanah dengan tingkat kerentanan menengah hingga tinggi. Risiko tanah longsor di wilayah ini meningkat seiring curah hujan yang tinggi, termasuk di Kecamatan Bogor Tengah. Data BPBD Kota Bogor tahun 2023, mencatat 271 kejadian tanah longsor dari total 1.011 bencana yang terjadi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor fisik yang memengaruhi longsor, mengklasifikasikan tingkat kerentanan, serta menganalisis keterkaitannya terhadap kepadatan penduduk dan aksesbilitas infrastruktur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skoring dan pembobotan dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) berdasarkan parameter curah hujan, kemiringan lereng, litologi, dan tata guna lahan. Hasil penelitian menunjukkan wilayah terbagi ke dalam tiga zona kerentanan: tinggi (49,87 ha), sedang (481,82 ha), dan rendah (236,45 ha), dengan tingkat kerentanan tertinggi berada di Kelurahan Gudang dan Paledang. Analisis hubungan kerentanan terhadap kepadatan penduduk dan lokasi infrastruktur juga menunjukkan pola sebaran kategori kerentanan yang serupa, di mana zona kerentanan sedang hingga tinggi umumunya berhubungan dengan area kepadatan penduduk tinggi dan aksesebilitas yang terbatas, sehingga meningkatkan risiko dampak bencana terhadap Masyarakat serta fasilitas vital. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam perencanaan mitigasi bencana tanah longsor di Kecamatan Bogor Tengah. According to the 2022 PVMBG report, several areas in the city of Bogor are categorized as having moderate to high landslide potential zones. The risk of landslides in these areas increases with high rainfall, including in Bogor Tengah District. Data from the Bogor City Disaster Management Agency (BPBD) in 2023 recorded 271 landslide incidents out of a total of 1,011 disasters that occurred. This study aims to identify physical factors influencing landslides, classify vulnerability levels, and analyze their relationship with population density and infrastructure accessibility. The methods used in this study include scoring and weighting techniques based on the Analytical Hierarchy Process (AHP) approach, considering parameters such as rainfall, slope gradient, lithology, and land use. The results of the study show that the area is divided into three vulnerability zones: high (49.87 ha), medium (481.82 ha), and low (236.45 ha), with the highest level of vulnerability in the villages of Gudang and Paledang. Analysis of the relationship between vulnerability and population density and infrastructure location also shows a similar pattern of vulnerability category distribution, where moderate to high vulnerability zones are generally associated with high population density areas and limited accessibility, thereby increasing the risk of disaster impacts on communities and vital facilities. This study is expected to serve as a basis for consideration in landslide disaster mitigation planning in Bogor Tengah District.
