Kajian tentang Beberapa Macam Indeks Antropometri Pengukur Status Gizi pada Balita

Abstract

Pemantauan dan penanggulangan status gizi pada balita merupakan suatau hal yang penting dilaksanakan. Selain menggambarkan keadaan status gizi masyarakat, keadaan status gizi pada balita tidak dapat ditebus dengan perbaikan gizi di kemudian hari. Oleh karena itu, indeks antropometri untuk mengukur status gizi yang selarna ini digunakan adalah z-skor. Akan tetapi karena kerumitan perhitungannya, maka digunakan IMT, z-skor dugaan dan indeks tinggi badan sebagai alternatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji penggunaan ketiga indeks tersebut dengan melihat kesesuaian klasifikasinya terhadap batas ambang z-skor acuan. Batas ambang yang digunakan untuk ketiga indeks menggunakan persen distribusi sebagai hasil transformasi dari batas ambang z-skor acuan. Model dugaan yang diperoleh untuk z-skor ini adalah Zth = -9.47+0.574 IMT. Berdasarkan hasil seleksi kesesuaian klasifikasi untuk ketiga indeks menggunakan tabulasi silang dan uji proporsi, dapat disimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk menyatakan bahwa proporsi ketidaksesuaian klasifikasi bagi ketiga indeks mendekati nol apalagi bernilai nol. Padahal proporsi yang diharapkan adalah mendekati nol, bahkan bernilai nol. Artinya jumlah misklasifikasi data adalah nol, tak ada satupun klasifikasi yang menyimpang. Namun demikian, dari ketiga indeks, maka IMT lebih dianjurkan. Disamping jumlah data misklasifikasi yang rendah dan lebih mudah proses perhitungannya, IMT juga memberikan informasi lebih dibandingkan tinggi badan yang perhitungannya jauh lebih mudah dibandingkan IMT.