| dc.description.abstract | Pertumbuhan teknologi digital telah mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Literasi digital menjadi kompetensi utama bagi siswa, terutama di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), karena berperan dalam meningkatkan kemampuan akademik, kecerdasan emosional, dan kewirausahaan digital. Penelitian ini dilakukan di Kota Depok, yang memiliki perkembangan pendidikan yang pesat dan persaingan kerja yang tinggi, untuk mengeksplorasi bagaimana literasi digital memengaruhi kecerdasan emosional, hasil belajar, dan potensi kewirausahaan siswa SMK.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat literasi digital siswa, mengkaji hubungan antara karakteristik siswa, orang tua, komunikasi keluarga dengan literasi digital, serta memahami dampaknya terhadap kecerdasan emosional dan kewirausahaan digital. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk meningkatkan literasi digital serta menciptakan strategi pendidikan yang lebih efektif dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan potensi kewirausahaan siswa SMK.
Kerangka pemikiran penelitian ini didasarkan pada konsep literasi digital yang mencakup kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan efektif dan efisien, serta pengaruhnya terhadap kecerdasan emosional dan hasil belajar siswa. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teori komunikasi keluarga untuk memahami bagaimana interaksi dalam keluarga dapat memengaruhi literasi digital siswa. Kerangka pemikiran ini mengintegrasikan berbagai aspek karakteristik siswa dan orang tua, serta dinamika komunikasi keluarga untuk menganalisis dampak holistik terhadap literasi digital.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan dukungan data kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan kuesioner yang dibagikan kepada 327 siswa SMK di Depok. Sampel penelitian diambil secara acak dari 4 SMK di Depok, dengan mempertimbangkan berbagai karakteristik demografis dan sosial. Data yang telah terhimpun dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif dan inferensial untuk memahami hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
Karakteristik siswa yang diteliti meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan minat terhadap teknologi. Penelitian menemukan bahwa sebagian besar siswa berada dalam rentang usia 16-18 tahun, dengan proporsi jenis kelamin yang seimbang. Tingkat pendidikan orang tua beragam, dan mayoritas siswa menunjukkan minat yang tinggi terhadap pemanfaatan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari dan proses belajar mereka.
Karakteristik orang tua yang diteliti mencakup tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenjang pendidikan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap literasi digital siswa. Orang tua dengan pendidikan tinggi cenderung lebih mendukung dan menyediakan akses yang lebih baik terhadap teknologi bagi anak-anak mereka. Pekerjaan dan pendapatan keluarga juga berkontribusi pada kemampuan keluarga untuk menyediakan sarana teknologi yang memadai bagi siswa.
Komunikasi dalam keluarga memainkan peran penting dalam membentuk literasi digital siswa. Penelitian ini menemukan bahwa keluarga dengan komunikasi yang baik cenderung mempunyai siswa dengan literasi digital yang lebih tinggi. Diskusi rutin tentang penggunaan teknologi dan pembelajaran digital di rumah sangat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan literasi digital mereka. Keterbukaan dan dukungan orang tua dalam pemanfaatan teknologi juga menjadi faktor penentu dalam meningkatkan literasi digital siswa.
Literasi digital siswa SMK di Depok menunjukkan tingkat yang bervariasi, namun secara umum berada pada kategori cukup baik. Literasi digital yang tinggi berdampak positif pada kecerdasan emosional siswa, membantu mereka mengelola emosi dengan lebih baik dan meningkatkan keterampilan sosial. Selain itu, literasi digital berkontribusi pada hasil belajar yang lebih baik, karena siswa mampu memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses belajar mereka. Dalam hal kewirausahaan digital, literasi digital yang tinggi memberikan siswa keterampilan yang diperlukan untuk memulai dan mengelola bisnis berbasis digital.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik siswa seperti usia dan minat terhadap teknologi berpengaruh signifikan terhadap literasi digital mereka. Demikian juga, karakteristik orang tua, terutama tingkat pendidikan dan dukungan dalam penggunaan teknologi, berperan penting dalam meningkatkan literasi digital siswa. Komunikasi keluarga yang efektif dan terbuka juga menjadi faktor pendukung yang signifikan. Implikasi dari temuan ini adalah pentingnya peran orang tua dan keluarga dalam mendukung perkembangan literasi digital siswa. Strategi pendidikan yang melibatkan orang tua dan memperkuat komunikasi keluarga dapat meningkatkan literasi digital dan potensi kecerdasan emosional serta kewirausahaan digital siswa.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah literasi digital memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosional, hasil belajar, dan kewirausahaan digital siswa SMK di Depok. Faktor karakteristik siswa, karakteristik orang tua, dan komunikasi keluarga semuanya berkontribusi dalam membentuk literasi digital siswa. Saran yang diberikan adalah meningkatkan program pendidikan literasi digital yang melibatkan orang tua dan keluarga, serta mengembangkan kurikulum yang mendukung pengembangan keterampilan digital dan kewirausahaan sejak dini. Selain itu, peningkatan akses teknologi dan pelatihan bagi siswa dan orang tua juga dianjurkan untuk memperluas literasi digital secara menyeluruh.
Kata kunci: Hasil belajar, kecerdasan emosional, kewirausahaan digital, literasi digital, sekolah menengah kejuruan (SMK) | |
