Show simple item record

dc.contributor.advisorEriyatno
dc.contributor.advisorSuroso, Arif Imam
dc.contributor.advisorAffandi, M.Joko
dc.contributor.authorSucahyo, Rahadi
dc.date.accessioned2024-11-07T06:20:59Z
dc.date.available2024-11-07T06:20:59Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159290
dc.description.abstractPersaingan bisnis telekomunikasi diatur dalam Undang-Undang No.5/1999 mengenai anti monopoli serta Peraturan Pemerintah No.57/2010 mengenai merger dan akuisisi. Keduanya dapat mengarah pada praktik monopoli atau bisnis yang tidak sehat. Meskipun terdapat dua regulasi tersebut, proses bisnis PT TELKOM tidak menguasai pasar secara mutlak. Hal ini terlihat dari rasio hutang terhadap modalnya sebesar 0.4 dan rasio debt service coverage adalah 4.6 kali, yang mengindikasikan kemampuan perusahaan yang tinggi dalam melunasi hutangnya. PT TELKOM juga memiliki izin tidak terbatas dalam penyelenggaraan jasa internet telepon untuk keperluan publik (VOIP) sesuai Keputusan Ditjen Postel No.384/KEP/DJPT/KOMINFO/11/2010. Dengan regulasi tersebut, perusahaan harus tetap bersaing secara sehat dengan mengembangkan inovasinya. Pengelolaan pengetahuan melalui knowledge sharing dalam bisnis diharapkan memiliki kemampuan dalam peningkatan inovasi. PT.TELKOM melakukan berbagai perubahan bisnis dan transformasi organisasi dengan penguatan termasuk kebijakan knowledge management (KM), untuk menumbuhkan budaya organisasi dengan learning capability. Penelitian bertujuan mengembangkan model manajemen pengetahuan di PT TELKOM untuk meningkatkan kemampuan inovasi perusahaan dengan pendekatan sistem lunak (soft system approachs), menganalisis reaksi sistem manajemen pengetahuan PT TELKOM, serta inventarisasi dan menganalisis mekanisme penyebaran pengetahuan. Pengembangan model konseptual didasarkan pengetahuan pakar dalam group thinking yang mengkombinasikan logical thinking process dan soft system methodology. Metode yang digunakan, yaitu (1) strategic assumption surfacing and testing (SAST) untuk membangun asumsi model, (2) metode interpretive structural modelling (ISM) untuk penyusunan struktur model, dan (3) metode perbandingan eksponensial (MPE) untuk penentuan prioritas strategi pengembangan manajemen pengetahuan. Asumsi strategis yang teridentifikasi adalah: kepastian dasar kebijakan perusahaan, ketersediaan sistem informasi knowledge management, adanya sikap saling percaya (mutual trust), serta bersedia menerima umpan balik dari konsumen. Struktur model manajemen pengetahuan berdasarkan metode ISM, elemen kunci, yaitu: stakeholder yang terpengaruh adalah direktur; kebutuhan perusahaannya adalah program-program terkait dengan KM sebagai implementasi tujuan perusahaan; kendala utama adalah komitmen pimpinan puncak dan pemahaman senior leader terhadap konsep KM. Selain itu, perubahan internal yang diinginkan adalah peningkatan efektivitas pengelolaan perusahaan. Tujuan program adalah kodifikasi pengetahuan dalam database dan pengembangan IT serta tolok ukurnya yaitu produktivitas perusahaan secara keseluruhan, dan inovasi karyawan. Model konseptual yang dihasilkan dari penelitian ini adalah model aktivitas pengelolaan pengetahuan yang terintegrasi antar aspek manusia, proses dan teknologi. Selain itu juga dihasilkan model kelembagaan Telinknow yang efektif dengan melibatkan stakeholder dan corporate university sebagai sumber pengetahuan eksternal. Model pengelolaan pengetahuan didukung sistem informasi yang berbasis pengetahuan atau KBMS (knowledge base management system). KBMS dikelola secara terpadu oleh Direktorat Human Resource dan General Affair. Dari model diperoleh inovasi yang terkodifikasi dan pengetahuan baru yang layak serta dapat digunakan sebagai input strategi, taktik maupun operasionalisasi proses bisnis perusahaan. Untuk implementasinya diperlukan penyesuaian terhadap struktur organisasi, proses bisnis dan penciptaan budaya knowledge sharing. Untuk menumbuhkan inovasi perusahaan dilakukan dengan 5 prioritas strategi, yaitu: pembuatan program kompetisi inovasi, menetapkan inovasi sebagai variabel penilaian kinerja karyawan dan unit kerja, penguatan program pendidikan dan pelatihan knowledge management pada setiap unit kerja, penguatan program kompetisi penanganan pelanggan, dan pemantauan pelaksanaan knowledge sharing secara kontinyu.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Sumber Daya Manusiaid
dc.titlePengembangan Model Manajemen Pengetahuan Dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Inovasi Perusahaanid
dc.subject.keywordManajemen Sumber Daya Manusiaid
dc.subject.keywordInovasiid
dc.subject.keywordKnowledge Managementid
dc.subject.keywordKnowledge Sharingid
dc.subject.keywordLogical Thinking Processid
dc.subject.keywordSoft System Approachsid
dc.subject.keywordInterpretive Structural Modeling (Ism)id
dc.subject.keywordStrategic Assumption Surfacing And Testing (Sast)id
dc.subject.keywordSurvey Pakarid
dc.subject.keywordinnovationid
dc.subject.keywordknowledge managementid
dc.subject.keywordknowledge sharingid
dc.subject.keywordlogical thinking processid
dc.subject.keywordsoft system approachid
dc.subject.keywordinovasiid
dc.subject.keywordknowledge managementid
dc.subject.keywordknowledge sharingid
dc.subject.keywordlogical thinking processid
dc.subject.keywordsoft system approachsid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record