Pengembangan Model Manajemen Pengetahuan Dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Inovasi Perusahaan
View/ Open
Date
2013Author
Sucahyo, Rahadi
Eriyatno
Suroso, Arif Imam
Affandi, M.Joko
Metadata
Show full item recordAbstract
Persaingan bisnis telekomunikasi diatur dalam Undang-Undang No.5/1999
mengenai anti monopoli serta Peraturan Pemerintah No.57/2010 mengenai merger
dan akuisisi. Keduanya dapat mengarah pada praktik monopoli atau bisnis yang
tidak sehat. Meskipun terdapat dua regulasi tersebut, proses bisnis PT TELKOM
tidak menguasai pasar secara mutlak. Hal ini terlihat dari rasio hutang terhadap
modalnya sebesar 0.4 dan rasio debt service coverage adalah 4.6 kali, yang
mengindikasikan kemampuan perusahaan yang tinggi dalam melunasi hutangnya.
PT TELKOM juga memiliki izin tidak terbatas dalam penyelenggaraan jasa
internet telepon untuk keperluan publik (VOIP) sesuai Keputusan Ditjen Postel
No.384/KEP/DJPT/KOMINFO/11/2010. Dengan regulasi tersebut, perusahaan
harus tetap bersaing secara sehat dengan mengembangkan inovasinya.
Pengelolaan pengetahuan melalui knowledge sharing dalam bisnis diharapkan
memiliki kemampuan dalam peningkatan inovasi. PT.TELKOM melakukan
berbagai perubahan bisnis dan transformasi organisasi dengan penguatan
termasuk kebijakan knowledge management (KM), untuk menumbuhkan budaya
organisasi dengan learning capability.
Penelitian bertujuan mengembangkan model manajemen pengetahuan di PT
TELKOM untuk meningkatkan kemampuan inovasi perusahaan dengan
pendekatan sistem lunak (soft system approachs), menganalisis reaksi sistem
manajemen pengetahuan PT TELKOM, serta inventarisasi dan menganalisis
mekanisme penyebaran pengetahuan. Pengembangan model konseptual
didasarkan pengetahuan pakar dalam group thinking yang mengkombinasikan
logical thinking process dan soft system methodology. Metode yang digunakan,
yaitu (1) strategic assumption surfacing and testing (SAST) untuk membangun
asumsi model, (2) metode interpretive structural modelling (ISM) untuk
penyusunan struktur model, dan (3) metode perbandingan eksponensial (MPE)
untuk penentuan prioritas strategi pengembangan manajemen pengetahuan.
Asumsi strategis yang teridentifikasi adalah: kepastian dasar kebijakan
perusahaan, ketersediaan sistem informasi knowledge management, adanya sikap
saling percaya (mutual trust), serta bersedia menerima umpan balik dari
konsumen. Struktur model manajemen pengetahuan berdasarkan metode ISM,
elemen kunci, yaitu: stakeholder yang terpengaruh adalah direktur; kebutuhan
perusahaannya adalah program-program terkait dengan KM sebagai implementasi
tujuan perusahaan; kendala utama adalah komitmen pimpinan puncak dan
pemahaman senior leader terhadap konsep KM. Selain itu, perubahan internal
yang diinginkan adalah peningkatan efektivitas pengelolaan perusahaan. Tujuan
program adalah kodifikasi pengetahuan dalam database dan pengembangan IT
serta tolok ukurnya yaitu produktivitas perusahaan secara keseluruhan, dan
inovasi karyawan.
Model konseptual yang dihasilkan dari penelitian ini adalah model aktivitas
pengelolaan pengetahuan yang terintegrasi antar aspek manusia, proses dan
teknologi. Selain itu juga dihasilkan model kelembagaan Telinknow yang efektif
dengan melibatkan stakeholder dan corporate university sebagai sumber
pengetahuan eksternal. Model pengelolaan pengetahuan didukung sistem
informasi yang berbasis pengetahuan atau KBMS (knowledge base management
system). KBMS dikelola secara terpadu oleh Direktorat Human Resource dan
General Affair. Dari model diperoleh inovasi yang terkodifikasi dan pengetahuan
baru yang layak serta dapat digunakan sebagai input strategi, taktik maupun
operasionalisasi proses bisnis perusahaan. Untuk implementasinya diperlukan
penyesuaian terhadap struktur organisasi, proses bisnis dan penciptaan budaya
knowledge sharing. Untuk menumbuhkan inovasi perusahaan dilakukan dengan 5
prioritas strategi, yaitu: pembuatan program kompetisi inovasi, menetapkan
inovasi sebagai variabel penilaian kinerja karyawan dan unit kerja, penguatan
program pendidikan dan pelatihan knowledge management pada setiap unit kerja,
penguatan program kompetisi penanganan pelanggan, dan pemantauan
pelaksanaan knowledge sharing secara kontinyu.
Collections
- DT - Business [369]
