Efektivitas Bioflok, Probiotik dan Kombinasinya terhadap Respons Imun Udang Vaname yang Diinfeksi Vibrio parahaemolyticus
Abstract
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan komoditas utama
ekspor produk perikanan Indonesia dengan nilai ekspor mencapai USD 2,2 miliar.
Produksi yang tinggi tersebut antara lain dihasilkan melalui penerapan sistem
budidaya intensif. Namun, penerapan budidaya intensif pada budidaya udang
vaname memiliki beberapa dampak negatif seperti menurunnya kualitas lingkungan
budidaya dan tingginya populasi bakteri patogen akibat tingginya produksi limbah
yang berasal dari pakan yang tidak termakan, feses dan sisa metabolisme udang.
Salah satu penyakit bakterial yang menyerang udang vaname adalah penyakit
vibriosis yang disebabkan oleh bakteri dari genus Vibrio diantaranya V.
parahaemolyticus. Bakteri V. parahaemolyticus strain tertentu yang memproduksi
toksin PirA dan PirB diketahui sebagai penyebab utama dari penyakit AHPND
(Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease) yang menyebabkan kematian massal
pada udang budidaya. Solusi alternatif untuk mencegah serangan penyakit bakterial
adalah dengan menerapkan aplikasi bioflok dan probiotik serta kombinasi dari
keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh aplikasi bioflok,
probiotik Pseudoalteromonas piscicida 1Ub, dan kombinasi keduanya terhadap
kinerja pertumbuhan, respons imun dan resistansi udang vaname yang diinfeksi
bakteri V. parahaemolyticus.
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan delapan perlakuan dan tiga ulangan meliputi: pemeliharaan udang
tanpa bioflok dan probiotik serta tidak diuji tantang dengan V. parahaemolyticus
(K-), pemeliharaan udang tanpa bioflok dan probiotik namun diuji tantang dengan
V. parahaemolyticus (K+), perlakuan tanpa uji tantang dengan V. parahaemolyticus
yaitu kontrol bioflok (KB), kontrol probiotik (KPro), kontrol bioflok+probiotik
(KB+Pro), dan perlakuan yang diuji tantang dengan V. parahaemolyticus yaitu
bioflok (B), probiotik (Pro), bioflok+probiotik (B+Pro). Hewan uji yang digunakan
adalah udang vaname (L. vannamei) berukuran rata-rata 1,3±0,002 g. Udang
vaname ditebar pada wadah perlakuan dengan kepadatan 1 ekor L-1 (30
ekor/akuarium). Pakan komersial (protein 39-40%) diberikan lima kali sehari pada
pukul 06.00, 10.00, 14.00, 18.00, dan 22.00 WIB, dengan feeding rate 8% bobot
biomassa udang dan dipelihara selama 21 hari.
Penambahan bioflok awal pada wadah perlakuan dilakukan sehari sebelum
perlakuan (rasio volume stok bioflok : air laut = 2 : 3), molase sebagai sumber
karbon diberikan sebanyak satu kali dalam sehari dengan waktu dua jam setelah
pemberian pakan pagi (pukul 08.00 WIB), dengan estimasi C:N rasio 10.
Pemberian bakteri probiotik P. piscicida 1Ub dengan kepadatan 106 CFU mL-1 ke
perlakuan probiotik diberikan satu hari sebelum uji tantang dengan bakteri V.
parahaemolyticus RfR dengan kepadatan 105 CFU mL-1 mengacu pada hasil LC50
(konsentrasi V. parahaemolyticus yang menyebabkan kematian udang sebanyak
50%), dimulai bersamaan sejak awal perlakuan.
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah kinerja pertumbuhan
meliputi laju pertumbuhan spesifik (LPS), panjang mutlak (PM), dan rasio konversi
pakan (RKP). Parameter kelimpahan bakteri pada media pemeliharaan dan tubuh
udang meliputi V. parahaemolyticus RfR count (VPC), P. piscicida 1Ub count dan
presumptive Vibrio count (PVC). Parameter respons imun meliputi total haemocyte
count (THC), aktivitas fagositosis (AF), aktivitas respiratory burst (RB), dan
aktivitas phenoloxidase (PO). Selain itu, diamati pula parameter histopatologi,
kualitas air (TAN, nitrit (NO2
-), nitrat (NO3
-) dan TSS), dan kelangsungan hidup
udang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi bioflok dan
probiotik dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan udang vaname setelah 21 hari
pemeliharaan baik pada perlakuan kontrol maupun uji tantang. Perlakuan B+Pro
memberikan pengaruh terbaik terhadap bobot akhir, LPS, PM dan RKP (P<0,05)
dibandingkan perlakuan uji tantang lain dan kontrol positifnya. Hasil pengamatan
nilai total V. parahaemolyticus RfR count (VPC) pada media pemeliharaan
perlakuan B dan B+Pro dan pada hepatopankreas perlakuan B+Pro signifikan lebih
rendah (P<0,05) dibandingkan dengan kontrol positifnya. Pengamatan total bakteri
P. piscicida 1Ub pada media pemeliharaan tertinggi dan berbeda nyata (P<0,05)
terdapat pada perlakuan KPro dan pada perlakuan uji tantang perlakuan Pro,
kemudian pengamatan pada usus udang perlakuan KPro signifikan lebih tinggi
(P<0,05) dibandingkan perlakuan lain. Sedangkan, pada perlakuan yang diuji
tantang tidak terdapat perbedaan nyata di setiap pengamatan. Kelimpahan bakteri
total presumptive Vibrio count (PVC) menunjukkan adanya peningkatan nilai PVC
mulai dari hari ke-1 dan 11 dibandingkan hari ke-0 pada semua perlakuan.
Penurunan nilai PVC terjadi di hari ke-21 pada perlakuan B di media pemeliharaan
udang dan perlakuan KB+Pro pada usus udang.
Hasil pengamatan respons imun udang vaname yang dipelihara selama 21
hari menunjukkan bahwa perlakuan B, Pro dan B+Pro yang diuji tantang V.
parahaemolyticus RfR mampu memberikan nilai THC, AF, RB dan PO yang lebih
tinggi dan berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan kontrol positif. Histopatologi
organ hepatopankreas udang berdasarkan hasil skoring pada perlakuan yang diuji
tantang menunjukkan terjadinya kerusakan ringan pada perlakuan B dan B+Pro
dibandingkan perlakuan kontrol positif yang menunjukkan terjadinya kerusakan
berat. Udang vaname yang dipelihara pada perlakuan bioflok dan kombinasinya
dengan probiotik 1Ub menunjukkan tingkat kelangsungan hidup tertinggi dari
semua perlakuan. Bahkan ketika dilakukan uji tantang dengan V. parahaemolyticus
RfR perlakuan B+Pro (73,33±3,33%) menunjukkan tingkat kelangsungan hidup
yang lebih tinggi dan berbeda signifikan (P<0,05) dibandingkan perlakuan uji
tantang lain dan kontrol positif (54,44±1,92%).
Kesimpulan yang dapat diambil adalah penerapan kombinasi sistem bioflok
dan bakteri probiotik P. piscicida 1Ub dapat memberikan performa pertumbuhan
terbaik, menurunkan populasi V. parahaemolyticus RfR di media pemeliharaan dan
di hepatopankreas udang, mengoptimalkan respons imun dan meningkatkan
kelangsungan hidup udang vaname ketika diinfeksi bakteri V. parahaemolyticus
RfR dibandingkan bioflok dan probiotik.
Collections
- MT - Fisheries [3026]