Analisis dan Klasifikasi Nilai Hamburbalik Akustik Substrat Dasar Perairan Teluk Jakarta Menggunakan Multibeam Echosounder
Date
2024Author
Lazuardi, Muhammad Nur Riza
Manik, Henry Munandar
Setiyadi, Johar
Metadata
Show full item recordAbstract
Teluk Jakarta merupakan perairan semi tertutup dengan banyak aktivitas yang memicu terjadinya sedimentasi, hal ini dapat mengganggu aktivitas pelayaran dan pembangunan di Teluk Jakarta. Analisis dan klasifikasi tipe sedimen bermanfaat untuk memberikan informasi tipe sedimen untuk mendukung aktivitas dan pengelolaan pesisir Teluk Jakarta. Multibeam echosounder merupakan metode penelitian akustik bawah air yang menghasilkan data kedalaman juga hamburbalik dengan cakupan luas dan resolusi tinggi. Nilai hamburbalik digunakan dalam menentukan jenis hingga ukuran butiran sedimen melalui nilai hamburbalik yang dipenrafungsi respon sudut pancarnya (angular response). Penelitian ini menggunakan data hasil survei Lattek (Latihan Praktek) Dikspespa Hidros XXI oleh Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) dan berkolaborasi dengan Pusat Pendidikan Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pusdik Hidros TNI-AL). Alat yang digunakan adalah multibeam echosounder Teledyne Reson T-50R dan sediment grab sampler. Data diproses menggunakan software Caris dan FMGT untuk menghasilkan profil batimetri dan mosaik hamburbalik. Intensitas hamburbalik -40dB sampai dengan -27dB dengan klasifikasi 10 kelas yaitu clay, silty clay, sandy clay, sandy silt, very fine silt, fine silt, medium silt, corse silt, sandy mud, dan clayey sand. Data akustik dihubungkan dengan sampel sedimen untuk mengklasifikasi dan mementukan tipe sedimen. Hasil sampel sedimen terbagi manjadi 4 kelas berdasarkan ukuran butirannya yaitu lempung kasar, lanau kasar, pasir halus, dan pasir halus sekali. Jakarta Bay is a semi-enclosed water with many activities that caused sedimentation, this can disrupt shipping and development activities in Jakarta Bay. Analysis and classification of sediment types are useful for providing information on sediment types to support coastal activities and management of Jakarta Bay. Multibeam echosounder is an underwater acoustic research method that produces depth data and backscatter with wide coverage and high resolution. The backscatter value is used to determine the type to size of sediment grains through the backscatter value which is functioned by its angular response. This study uses data from the Lattek (Latihan Praktek) Dikspespa Hidros XXI survey by Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) and in collaboration with Pusat Pendidikan Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pusdik Hidros TNI-AL). The instruments used are Teledyne Reson T-50R multibeam echosounder and sediment grab sampler. Data are processed using Caris and FMGT software to produce bathymetric profiles and backscatter mosaics. Backscatter intensity is -40dB to -27dB with a classification of 10 classes, namely clay, silty clay, sandy clay, sandy silt, very fine silt, fine silt, medium silt, corse silt, sandy mud, and clay sand. Acoustic data is linked to sediment samples to classify and document sediment types. The results of sediment samples are divided into 4 classes based on grain size, namely coarse clay, coarse silt, fine sand, and very fine sand.