Kapasitas Komunikasi Pemasaran Pelaku UMKM Kopi Gayo di Kabupaten Aceh Tengah

Abstract

UMKM memiliki kontribusi signifikan dalam perekonomian Indonesia, khususnya dalam sektor pertanian. Kopi Gayo merupakan salah satu komoditas unggulan pertanian yang memiliki peluang pasar yang baik di dalam maupun di luar negeri. Akan tetapi, pelaku UMKM kopi Gayo masih menghadapi berbagai kendala dalam menerapkan komunikasi pemasaran pada usahanya mengingat masih rendahnya (56,8 persen) pelaku UMKM kopi Gayo yang belum memanfaatkan komunikasi pemasaran dengan optimal. Keterbatasan kapasitas pelaku UMKM kopi Gayo dalam menerapkan komunikasi pemasaran dapat menghambat pengembangan usaha. Komunikasi pemasaran yang efektif dapat meningkatkan penjualan dan berkontribusi pada pencapaian beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) terutama SDGs tujuan pertama mengurangi kemiskinan, tujuan kedelapan memastikan tersedianya mata pencaharian dan pertumbuhan ekonomi dan tujuan kesepuluh yaitu mengurangi kesenjangan. Upaya pengembangan UMKM dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas sumber daya bagi pelakunya. Para pelaku UMKM perlu memiliki kapasitas yang memadai, terutama dalam komunikasi pemasaran untuk mengelola usaha. Pengembangan kapasitas komunikasi pemasaran memainkan peran penting bagi UMKM untuk berinovasi dan mendukung keberlanjutan usaha. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan upaya stakeholder dalam meningkatkan kapasitas komunikasi pemasaran pelaku UMKM kopi Gayo; (2) Menganalisis pengaruh faktor internal, faktor eksternal dan perilaku komunikasi terhadap kapasitas komunikasi pemasaran pelaku UMKM kopi Gayo; dan (3) Merumuskan strategi pengembangan kapasitas komunikasi pemasaran pelaku UMKM kopi Gayo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian non-eksperimen yang didukung oleh data kualitatif. Pengambilan data lapang dilakukan mulai bulan April-Mei 2024. Teknik pengambilan responden menggunakan metode sensus dengan melibatkan seluruh responden sebanyak 88 orang pelaku UMKM kopi Gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Informan pada penelitian ini terdiri dari pelaku UMKM kopi Gayo, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Aceh Tengah dan perwakilan Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG). Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara mendalam dan observasi langsung kelapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis SEM-PLS menggunakan software SmartPLS 3.0 dan analisis SWOT dengan matriks IFAS dan EFAS. Terdapat empat peubah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu; faktor internal pelaku UMKM kopi Gayo (X1), faktor eksternal pelaku UMKM kopi Gayo (X2), perilaku komunikasi pelaku UMKM kopi Gayo (X3), dan kapasitas komunikasi pemasaran (Y1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas komunikasi pemasaran pelaku UMKM kopi Gayo di Kabupaten Aceh Tengah berada pada kategori rendah karena fokus pelaku UMKM lebih besar pada aspek produksi daripada pemasaran. Meskipun ada upaya peningkatan melalui pelatihan namun belum ada program yang secara khusus menargetkan pelatihan yang mengarah pada aspek komunikasi pemasaran atau digital marketing. Peran stakeholder seperti pemerintah, LSM, dan sektor swasta penting dalam mendorong peningkatan kapasitas komunikasi pemasaran. Namun, upaya yang telah dilakukan stakeholder terkait masih belum terkoordinasi secara maksimal terutama dalam aspek peningkatan komunikasi pemasaran pada pelaku UMKM kopi Gayo. Keterbatasan akses modal menjadi kendala besar bagi pelaku UMKM kopi Gayo di Kabupaten Aceh Tengah yang berdampak pada kemampuan mereka untuk memanfaatkan peluang promosi dan pemasaran yang lebih luas. Faktor internal pelaku UMKM kopi Gayo terdiri atas umur, pendidikan, keikutsertaan dalam pelatihan, dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kapasitas komunikasi pemasaran pelaku UMKM kopi Gayo. Motivasi merupakan faktor internal yang paling berpengaruh hal ini dikarenakan kebanggaan terhadap kopi sebagai bagian dari tradisi lokal yang mendorong pelaku UMKM kopi Gayo memiliki motivasi yang tinggi untuk mengembangkan usaha. Namun, partisipasi dalam pelatihan masih rendah, mengakibatkan keterbatasan dalam literasi digital dan pemahaman komunikasi pemasaran. Faktor eksternal berpengaruh terhadap kapasitas komunikasi pemasaran terdiri atas modal, lama usaha, dan jumlah tenaga kerja. UMKM dengan modal yang lebih tinggi mampu mengalokasikan anggaran untuk iklan digital dan inovasi kemasan, sementara pengalaman usaha yang lebih lama dapat membantu dalam membangun hubungan baik dengan pemasok dan konsumen serta berpartisipasi dalam bazar dan festival kopi dan meningkatkan jumlah tenaga kerja. Perilaku komunikasi pelaku UMKM kopi Gayo yang meliputi kekosmopolitan, keaktifan mencari informasi, aksesibilitas dan pemanfaatan media juga berpengaruh terhadap kapasitas komunikasi pemasaran. Pelaku UMKM yang terbuka terhadap informasi baru dan aktif menggunakan media komunikasi digital cenderung lebih berhasil dalam menerapkan komunikasi pemasaran yang efektif. Berdasarkan analisis SWOT, strategi pengembangan kapasitas komunikasi pemasaran pelaku UMKM kopi Gayo terletak pada kuadran I yaitu strategi agresif (Growth Oriented Strategy) yang bermakna bahwa UMKM kopi Gayo berada pada posisi yang menguntungkan. Terdapat delapan strategi utama diidentifikasi sebagai prioritas untuk pengembangan kapasitas komunikasi pemasaran pelaku UMKM Kopi Gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Implementasi prioritas strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah strategi S-O yaitu mengembangkan kreativitas dan inovasi media sosial untuk promosi dalam memperluas pangsa pasar nasional hingga internasional dan memperkuat kemitraan dalam menghasilkan bahan baku berkualitas tinggi.

MSMEs have a significant contribution to the Indonesian economy, especially in the agricultural sector. Gayo coffee is one of the leading agricultural commodities that has good market opportunities at home and abroad. However, Gayo coffee MSME actors still face various obstacles in implementing marketing communications in their businesses given the low number (56.8 percent) of Gayo coffee MSME actors who have not utilized marketing communications optimally. The limited capacity of Gayo coffee MSME actors to implement marketing communications can hinder business development. Effective marketing communications can increase sales and contribute to the achievement of several sustainable development goals (SDGs), especially the first goal of reducing poverty, the eighth goal of ensuring livelihoods and economic growth, and the tenth goal of reducing inequality. MSME development efforts can be carried out by increasing the resource capacity of the actors. MSME actors need to have adequate capacity, especially in marketing communications to manage their businesses. Marketing communication capacity development plays an important role for MSMEs to innovate and support business sustainability. This study aims to (1) describe stakeholder efforts in improving the marketing communication capacity of Gayo coffee MSME actors; (2) analyze the influence of internal factors, external factors and communication behavior on the marketing communication capacity of Gayo coffee MSME actors; and (3) formulate a strategy for developing the marketing communication capacity of Gayo coffee MSME actors. This research is a quantitative study with a non-experimental research design supported by qualitative data. Field data collection was conducted from April-May 2024. The technique of taking respondents used the census method by involving all respondents as many as 88 Gayo coffee MSME actors in Central Aceh Regency. Informants in this study consisted of Gayo coffee MSME actors, the Head of the Central Aceh District Cooperative and MSME Office and representatives of the Gayo Coffee Protection Society (MPKG). Research data were collected through questionnaires, in-depth interviews and direct field observations. The data analysis techniques used were descriptive analysis, SEM-PLS analysis using SmartPLS 3.0 software and SWOT analysis with IFAS and EFAS matrices. There are four variables used in this study, namely; internal factors of Gayo coffee MSME actors (X1), external factors of Gayo coffee MSME actors (X2), communication behavior of Gayo coffee MSME actors (X3), and marketing communication capacity (Y1). The results showed that the marketing communication capacity of Gayo coffee MSME actors in Central Aceh Regency is in the low category because the focus of MSME actors is greater on production aspects than marketing. Although there are efforts to improve through training, there is no program that specifically targets training that leads to aspects of marketing communication or digital marketing. The role of stakeholders such as the government, NGOs, and the private sector is important in encouraging the improvement of marketing communication capacity. However, the efforts that have been made by relevant stakeholders are still not maximally coordinated, especially in the aspect of improving marketing communication in Gayo coffee MSME actors. Limited access to capital is a major obstacle for Gayo coffee MSME actors in Central Aceh District, which impacts their ability to take advantage of wider promotional and marketing opportunities. Internal factors consisting of age, education, participation in training, and motivation have a significant effect on the marketing communication capacity of Gayo coffee MSME actors. Motivation is the most influential internal factor due to pride in coffee as part of local traditions, which encourages Gayo coffee MSME actors to have high motivation to develop their businesses. However, participation in training is still low, resulting in limitations in digital literacy and understanding of marketing communication. External factors affecting marketing communication capacity consist of capital, length of business, and number of workers. MSMEs with higher capital are able to allocate budgets for digital advertising and packaging innovation, while longer business experience can help in building good relationships with suppliers and consumers as well as participating in coffee fairs and festivals and increasing the number of workers. The communication behavior of Gayo coffee MSME actors, which includes cosmopolitan, information seeking, accessibility and media utilization, also affects marketing communication capacity. MSME actors who are open to new information and actively use digital communication media tend to be more successful in implementing effective marketing communications. Based on the SWOT analysis, the strategy for developing the marketing communication capacity of Gayo coffee MSME actors is located in quadrant I, namely the aggressive strategy (Growth Oriented Strategy), which means that Gayo coffee MSMEs are in a favorable position. Eight main strategies are identified as priorities for developing the marketing communication capacity of Gayo Coffee MSME actors in Central Aceh District. The implementation of strategic priorities that must be applied in this condition is the S-O strategy, namely developing social media creativity and innovation for promotion in expanding national to international market share and strengthening partnerships in producing high-quality raw materials.