| dc.description.abstract | Terjadi peningkatan kehilangan dan pemborosan makanan yaitu food waste (sampah makanan) atau FW di tingkat internasional dan nasional yang dapat menghambat terwujudnya pola makan sehat berkelanjutan (sustainable healty diets) melalui kejadian kehilangan zat gizi pada makanan yang terbuang. Kehilangan zat gizi berhubungan signifikan dengan FW. Hal itu terjadi pada makanan dengan profil zat gizi yang lebih tinggi, seperti buah dan sayuran, cenderung paling banyak terbuang. Banyaknya jenis pangan yang terbuang menjadi FW dapat meningkatkan dampak kehilangan zat gizi, karena jenis makanan yang berbeda memiliki kandungan zat gizi dan jejak lingkungan yang berbeda-beda. Disisi lain, banyaknya jenis pangan yang terbuang juga memberikan dampak pada rendahnya keberagaman konsumsi pangan tersebut, seperti halnya pada buah dan sayur yang merupakan kelompok pangan terbanyak menjadi FW, tingkat konsumsinya masih rendah dan hal ini sebagai hambatan utama dalam mencapai sustainable healthy diets.
Tujuan umum penelitian adalah menganalisis estimasi sampah makanan berdasarkan kehilangan zat gizi tingkat rumah tangga di Kota Bogor. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah: (1) Menganalisis variasi keragaman pangan dalam sampah makanan pada tiap hari dan tiap rumah tangga di Kota Bogor; (2) Menganalisis kehilangan zat gizi dalam sampah makanan pada tingkat rumah tangga di Kota Bogor; dan (3) Menganalisis hubungan karakteristik rumah tangga dengan sampah makanan di Kota Bogor.
Penelitian ini menggunakan sebagian data penelitian Swamilaksita et al. (2023) dengan desain cross sectional pada Desember 2023 hingga Januari 2024 yang berlokasi di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan banyaknya populasi dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi serta menerapkan teknik Stratified Random Sampling. Jumlah sampel yang diambil menyesuaikan dengan metode SNI 19-3964-1994 yaitu 100 dengan antisipasi dropout 10% sehingga menjadi 110 RT.
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan software Microsoft Excel 2021 dan SPSS versi 22.0 untuk analisis univariat pada karakteristik rumah tangga, analisis bivariat Pearson/Spearman Correlation test antara karakteristik rumah tangga dengan FW, dilanjutkan dengan analisis multivariat regresi linear. Selain itu, dilakukan analisis repeated measure Anova pada variasi keragaman pangan FW antar hari dan antar rumah tangga dengan uji one way Anova. Analisis kehilangan zat gizi FW dengan menerapkan perhitungan wasted daily diet (WDD). Sampah makanan didapatkan melalui food weighing dalam satuan gram selama 8 hari berturut-turut dengan metode SNI 19-3964-1994 yang serupa dengan metode Waste Composition Analysis (WCA). Zat gizi yang dianalisis adalah energi (kkal), protein (g), lemak (g), karbohidrat (g), serat (g), zat besi (mg), vitamin A (mcg), dan vitamin C (mg). Pengelompokan pangan sampah makanan berdasarkan modifikasi 13 kelompok pangan Household Dietary Diversity Score (HDDS).
Hasil penelitian menemukan bahwa usia kepala keluarga (ayah) sebagian besar berusia =40 tahun (54,6%) sedangkan usia ibu berada pada usia <40 tahun (68,2%). Pendidikan terakhir ayah (52,7%) maupun ibu (46,4%) sebagian besar adalah tamat SMA (12 tahun). Rata- rata pekerjaan ayah adalah buruh (33,6%) sedangkan ibu mayoritas sebagai ibu rumah tangga (79,1%). Pendapatan rumah tangga dapat dikategorikan kurang (66,4%). Jumlah anggota keluarga sebagian besar dapat dikategorikan keluarga kecil (57,3%). Adapun perhitungan FW rata-rata sejumlah 78,4 g/kap/hari dimana tiap rumah tangga sebanyak 324,2 g/RT/hari yang juga menghasilkan kehilangan zat gizi sebanyak 123 kkal energi, 4,1 g protein, 6,4 g lemak, 13 g karbohidrat, 0,7 g serat, 1,2 mg zat besi, 21 mcg vitamin A, and 7 mg vitamin C per kapita per hari. Adanya kehilangan zat gizi ini dapat menghilangkan kesempatan seseorang untuk memenuhi kecukupan energi dan 7 zat gizi selama 8 hari. Secara rinci, dalam satu hari dapat memenuhi kecukupan asupan protein 1,5%, lemak 1,4%, karbohidrat 0,2%, serat 2,8%, zat besi 11,1%, vitamin A 0,2%, dan vitamin C 1,1% dari kecukupan harian.
Berdasarkan analisis korelasi dapat diketahui bahwa hanya jumlah anggota keluarga yang berhubungan signifikan dengan FW (p<0,005, r=- 0,308), semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin sedikit jumlah FW. Hasil uji multivariat mendapatkan persamaan Y = 182,916 – 16,752 *(jumlah anggota keluarga) dengan R square 0,104 dengan besar pengaruhnya 10,4% yang berarti terdapat pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap FW. Koefisien regresi pada variabel tersebut bernilai negative, sehingga dapat dikatakan bahwa arah pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap FW adalah negatif. Semakin bertambahnya jumlah anggota keluarga maka dapat menurunkan jumlah FW yang dihasilkan. Adapun analisis terkait variasi keragaman pangan FW antar rumah tangga menunjukkan perbedaan yang signifikan pada semua kelompok makanan (p<0,05). Sedangkan antar hari menunjukkan perbedaan yang signifikan khususnya pada kelompok serealia (p<0,05) daan polong-polongan dan kacang-kacangan (p<0,036), dimana FW pada weekend lebih banyak dibandingkan dengan weekdays. Kelompok serealia dan sayur-sayuran merupakan kelompok pangan terbanyak yang menjadi FW.
Adanya hasil penelitian ini dapat menjadi landasan perlu adanya kebijakan dalam penurunan FW atau sampah makanan, khususnya pada tingkat rumah tangga yaitu dengan peningkatan kesadaran masyarakat berupa edukasi dan sosialisasi. Pembuatan kebijakan oleh Pemda Kota Bogor juga diperlukan, khususnya terkait peningkatan konsumsi makanan dengan food sharing kepada orang lain, sehingga dapat meminimalkan terbuangnya makanan yang berlebih sekaligus memudahkan tercukupinya asupan dari makanan yang berhasil diselamatkan untuk tidak menjadi sampah makanan | |