Produktivitas dan Biaya Penyaradan Manual Kayu Acacia mangium di BKPH Parung Panjang KPH Bogor
Abstract
Penyaradan merupakan salah satu tahapan dalam pemanenan kayu. Produktivitas dan biaya penyaradan menjadi informasi yang diperlukan untuk dapat mengoptimalkan kegiatan penyaradan. Penelitian bertujuan menganalisis besarnya produktivitas dan biaya yang dikeluarkan pada kegiatan penyaradan manual kayu Acacia mangium di BKPH Parung Panjang, KPH Bogor. Truk digunakan sebagai supportive work selama proses penyaradan. Waktu kerja diukur dengan metode kumulatif dan nuls stop. Produktivitas didapatkan melalui volume kayu dan waktu kerja yang dihasilkan. Biaya didapatkan dari hasil wawancara dengan pekerja. Hasil penelitian mengelompokkan produktivitas penyaradan yang dihasilkan menjadi produktivitas efektif sebesar 3,25 m3/jam, produktivitas aktual sebesar 2,20 m3/jam, dan produktivitas standar sebesar 2,04 m3/jam. Hasil tersebut menunjukkan delay yang terjadi menurunkan produktivitas sebesar 32,31% dari produktivitas aktual.
Biaya penyaradan apabila Perhutani memiliki truk sendiri yaitu Rp65.719,27/m3 sedangkan tarif upah borongan yang ditetapkan yaitu Rp71.900/m3. Berdasarkan analisis biaya tersebut, apabila Perhutani memiliki truk sendiri dapat menghemat biaya Rp6.180,73/m3. Produktivitas dan biaya penyaradan dapat dioptimalkan dengan mengurangi waktu delay yang dapat dihindari selama proses penyaradan. Skidding is one of the stages in wood harvesting. The productivity and costs of skidding are necessary information to optimize skidding activities. The research aims to analyze the amount of productivity and costs incurred in manual skidding activities for Acacia mangium wood at BKPH Parung Panjang, KPH Bogor. Trucks are used as supportive work during the skidding process. Working time is measured by cumulative and zero stop methods. Productivity is obtained through the volume of wood and working time produced. Costs are obtained from interviews with workers. The research results grouped the resulting skidding productivity into effective productivity of 3.25 m3/hour, actual productivity of 2.20 m3/hour, and standard productivity of 2.04 m3/hour. These results show that the delay that occurred reduced productivity by 32.31% of actual productivity. The cost of skidding if Perhutani has its own truck is Rp65,719.27/m3, while the piece rate set is Rp71,900/m3. Based on this cost analysis, if Perhutani had its own trucks it could save costs of Rp6,180.73/m3. Skidding productivity and costs can be optimized by
reducing avoidable delays during the skidding process.
Collections
- UT - Forest Management [3062]