dc.description.abstract | Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru, dibangun oleh Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) pada tahun 2019 di Penjaringan, Jakarta Utara, dan dikelola
oleh PT Perikanan Indonesia (Perindo), dirancang sebagai pelopor pasar ikan
modern di Indonesia dengan inspirasi dari Pasar Tsukiji di Tokyo. Pasar ini
memiliki fasilitas modern seperti ice flake machine berkapasitas 10 ton, chilling
room berkapasitas 30 ton, dan sistem pengelolaan limbah yang efisien. Dengan 892
kios basah, 155 kios kering, dan area bongkar muat, PIM Muara Baru bertujuan
memperbarui infrastruktur dan meningkatkan produktivitas produk perikanan di
Jakarta, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan sektor
perikanan lokal. Berdasarkan Permen KP Nomor 7 tahun 2019 tentang Penanganan
dan Transportasi Hasil Perikanan menyebutkan akan pentingnya mutu produk
perikanan dalam penanganan dan transportasi, serta memastikan pasar mematuhi
standar keamanan dan kualitas. Adanya integrasi teknologi modern dan penerapan
regulasi tersebut, diharapkan PIM Muara Baru menjadi model yang menginspirasi
bagi pasar ikan lainnya di seluruh Indonesia. Laporan pendataan PIM Muara Baru
tahun 2019 menunjukkan total volume ikan terjual sebesar 40.160 kg per hari.
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, yang terletak 1,4 km dari
PIM Muara Baru, berperan penting dalam memasok ikan ke pasar ini, dengan ikan
layang sebagai produk yang dikirim.
Ditemukan indikasi bahwa setibanya di PIM Muara Baru, ikan layang
tersebut memiliki mutu/kualitas yang kurang baik. Hal ini dikarenakan masih
terlihat bahwa moda transportasi untuk pengiriman menggunakan transportasi
terbuka pick-up, ikan yang ditempatkan di tempat penyimpanan tidak sesuai dengan
standar penanganan dan tidak menerapkan persyaratan rantai dingin. Apabila ikan
yang dijual di PIM Muara Baru mengalami penurunan mutu, maka daya tarik
konsumen untuk membeli ikan di PIM Muara Baru menjadi berkurang, dan harga
ikan menjadi rendah. Kejadian ini menjadi dasar yang kuat untuk melakukan
mitigasi risiko. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi proses
penanganan dan transportasi, menghitung tingkat risiko yang mempengaruhi mutu
ikan pada penanganan dan transportasi, dan menyusun rekomendasi tindakan
perbaikan penanganan dan transportasi ikan layang dari PPS Nizam Zachman ke
PIM Muara Baru.
Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan Agustus 2023 di
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman dan Pasar Ikan Modern Muara
Baru, Jakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara, observasi langsung, uji organoleptik, dan studi literatur.
Penelitian ini akan menerapkan Hazard Identification dengan menggunakan
metode Hazard and Operability Study (HAZOP), Risk Assessment, and Risk
Control (HIRARC). Tahap classify work activities merupakan tahap dalam
menentukan ruang lingkup aktivitas dalam penilaian risiko. Lingkup penelitian
adalah jalur transportasi ikan layang (Decapterus sp.) yang berasal dari kapal yang
mendaratkan ikan di PPS Nizam Zachman menuju PIM Muara Baru. Berdasarkan
identifikasi model transportasi, ditemukan dua model transportasi. Model
transportasi pertama (M1) menggunakan jenis transportasi terbuka yaitu mobil
dengan jenis pick-up dan model transportasi kedua (M2) menggunakan jenis
transportasi Colt Double Diesel (CDD) wing box. Selanjutnya dilakukan
pengamatan berulang tiga kali terhadap setiap proses transportasi yang dilakukan
oleh masing-masing perwakilan perusahaan (M1 dan M2).
Hazard Identification adalah sumber atau situasi yang berpotensi
menimbulkan kerugian berupa penurunan mutu ikan terhadap aktivitas yang telah
diperoleh kemudian dibuktikan dengan uji organoleptik yang mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) Ikan Beku 4110-2020. Dari setiap sampel yang
berisi ikan layang beku diambil 3 paket dengan mengambil masing-masing 3 ekor
ikan dengan total sampel sebanyak 9 ekor, sehingga ditetapkan total sampel yang
diambil untuk mewakili penelitian ini untuk dua model masing-masing jenis
transportasi pengamatan berulang tiga kali pada kedua titik yaitu sebanyak 108 ekor
ikan layang. Setelah diperoleh aktivitas yang memiliki potensi bahaya risiko tinggi
dan perlu diprioritaskan. Rekomendasi tindakan perbaikan untuk mengurangi
frekuensi kejadian dan tingkat keparahan bahaya sehingga tingkat risiko setiap
potensi bahaya dapat diturunkan ke tingkat yang lebih rendah.
Hasil identifikasi penanganan dan transportasi ikan layang dari PPS Nizam
Zachman ke PIM Muara Baru memperoleh dua model transportasi dengan sembilan
aktivitas yang memiliki potensi bahaya pada pekerja, peralatan dan bahan, serta
lingkungan yang dapat menyebabkan penurunan mutu ikan. Perhitungan
probability untuk model M1 adalah 78% dan untuk model M2 adalah 80%,
keduanya menunjukkan tingkat probability yang sering terjadi. Perhitungan
severity pada M1, pengujian pertama di PPS Nizam Zachman didapatkan hasil skor
penilaian mutu ikan memiliki nilai yang lebih rendah yaitu 8,38 dibandingkan
dengan M2 yaitu 8,49, tetapi penurunannya tidak terlalu signifikan dibandingkan
dengan nilai rata-rata pengujian kedua pada tahap ikan tiba di PIM Muara Baru M1
yang memiliki nilai rata-rata paling rendah yaitu 7,76 dibandingkan dengan M2
yaitu 7,92. Meskipun terdapat penurunan pada pengujian kedua, nilai rata-rata mutu
ikan saat tiba di PIM Muara Baru masih berada dalam batas aman penerimaan,
dengan nilai rata-rata uji organoleptik sebesar 8, menunjukkan bahwa ikan tetap
segar dan memenuhi standar.
Rekomendasi tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga mutu ikan
layang selama proses penanganan dan transportasi ikan layang dari PPS Nizam
Zachman ke PIM Muara Baru dengan menetapkan standar operasional prosedur
(SOP) terkait penggunaan alat pelindung diri (APD) dan kepatuhan terhadap
prosedur keselamatan oleh seluruh pekerja. Pelanggaran terhadap peraturan terkait
penggunaan APD, merokok, meludah, atau perilaku kasar akan dikenakan sanksi
berupa teguran, denda, dan tindakan lainnya. Selain itu, perlu dilakukan monitoring
dan evaluasi oleh lembaga yang berwenang setiap tahun sekali, dan disarankan
penggunaan transportasi berpendingin untuk pengiriman dari PPS Nizam Zachman
ke PIM Muara Baru. | |