Estimasi Penghematan Kalor Batubara Dan Strategi Pengembangan Metode Co-Firing Sebagai Energi Alternatif (Studi Kasus PLTU XY)
Abstract
Metode co-firing di PLTU XY telah dilakukan sejak tahun 2021. PLTU XY masih menghadapi masalah dalam memenuhi target Energi Baru Terbarukan (EBT) karena bauran biomassa yang terbatas dan kurangnya diversifikasi sumber energi. Penelitian bertujuan untuk (1) mengestimasi besar penghematan kalor batubara dan
besaran biaya produksi dari pemanfaatan limbah sawdust dalam metode co-firing di PLTU XY, serta (2) merumuskan strategi pengembangan untuk mendukung
transisi energi bauran EBT. Metode analisis data dalam penelitian mencakup analisis substitusi net kalor, biaya produksi, dan perbandingan antara metode co firing dan coal firing, serta evaluasi menggunakan metode Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) dan Interpretive Structural Modelling (ISM). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) rata-rata total kalor terpakai sebesar 494.855.853.354,08 kcal saat metode co-firing. Konsumsi batubara pada metode
coal firing rata-rata sebesar 402.679.610.537,75 kcal. Penghematan kalori terjadi karena nilai kalor sawdust yang lebih rendah, sehingga membutuhkan lebih banyak
batubara. Meskipun total konsumsi bahan bakar lebih tinggi, Specific Fuel Consumption (SFC) lebih rendah karena produksi listrik jauh lebih besar. Biaya
produksi listrik co-firing tercatat Rp 21,89% lebih murah dibandingkan dengan coal firing. SFC pada metode co-firing adalah 0,617 kg/kWh, lebih rendah dibandingkan
dengan coal-firing yang 0,907 kg/kWh. (2) strategi pengembangan meliputi pemenuhan infrastruktur penyimpanan biomassa dan diversifikasi sumber
biomassa
