View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Human Ecology
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Human Ecology
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Analisis Faktor Risiko Stres Oksidatif pada Pembatik dan Bukan Pembatik di Wilayah Industri Batik Kulon Progo

      Thumbnail
      View/Open
      Cover (399.2Kb)
      Fulltext (1.471Mb)
      Lampiran (2.651Mb)
      Date
      2024
      Author
      Aisyah, Juwita Nur
      Tanziha, Ikeu
      Dewi, Mira
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Indonesia merupakan negara yang sedang menggalakkan pembangunan di segala sektor, salah satunya di sektor industri Batik. Proses membatik ada yang dilakukan secara manual oleh para pengrajin batik dengan menggunakan alat-alat seperti canting yang digunakan untuk membuat motif (Hermandra 2022). Kerajinan batik dibuat dengan berbagai teknik, yakni teknik tulis, teknik cap dan cetak. Teknik canting merupakan salah satu Teknik yang dalam proses pembuatan batiknya banyak proses paparan. Penggunaan bahan sintesis dalam proses pewarnaan cukup banyak digunakan oleh pengrajin batik (Fatwa 2018). Penelitian banyak menunjukkan bahwa karsinogen kimia lingkungan kerja dapat menyebabkan stres oksidatif, kerusakan seluler dinding pembuluh dan sirkulasi darah. Industri batik merupakan tempat kerja yang memberikan paparan pada pekerjanya (Lin et al. 2020). Paparan udara yang tercemar dapat menyebabkan kelebihan spesies oksigen reaktif, yang akibatnya menyerang atom karbon dalam molekul DNA, yang mengarah pada produksi 8-OHdG (Peng et al. 2020). Mekanisme penyakit manusia yang diinduksi logam kemungkinan besar melibatkan stres oksidatif. Penelitian pada hewan dan in vitro mengungkapkan bahwa logam aktif redoks, mengalami reaksi siklus redoks dan menghasilkan spesies oksigen reaktif (ROS), yang melebihi perlindungan antioksidan tubuh dan kemudian menyebabkan stres oksidatif. Spesies oksigen reaktif yang meningkat kemudian berinteraksi dengan DNA dan menghasilkan 8-hydroxydeoxyguanosine (8-OHdG) (Lin et al. 2020). Polusi, paparan, konsumsi berlebih dan status gizi berlebih juga merupakan faktor peningkatan ROS. Penelitian Susantiningsih (2015) mengatakan konsumsi kalori berlebih dapat menyebabkan peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS). Obesitas merupakan salah satu akibat konsumsi kalori berlebih yang menimbulkan inflamasi sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif (Susantiningsih 2015). Sumber makanan untuk mencegah ROS yaitu dengan vitamin C dan E, karoten. Ketika produksi ROS berlebih, antioksidan tambahan dalam tubuh akan membantu memperbaiki ROS dan mencegah penyakit (Yuan et al. 2016). Penelitian Berawi dan Agverianti (2017) mengatakan bahwa aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur dapat menekan produksi stres oksidatif dan meningkatkan pertahanan antioksidan untuk melawan stres oksidatif. Hal ini membuktikan aktivitas fisik secara teratur dan perubahan gaya hidup efektif untuk dijadikan langkah pencegahan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko stres oksidatif di wilayah industri Kulon Progo. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait faktor risiko stres oksidatif dan berbagai macam penyakit yang akan di sebabkan karena stres oksidatif sehingga dapat dilakukan pencegahan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang telah dilakukan di kawasan industri batik Kulon Progo. Desain penelitian yang digunakan merupakan studi cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah orang yang bertempat tinggal di sekitar industri batik Kulon Progo. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pekerja di industri batik di Kulon Progo, pembatik sudah bekerja di industri batik minimal lima tahun, non pembatik merupakan orang yang tidak bekerja di industri batik akan tetapi rumah tempat tinggalnya masih di sekitar industri batik, bersedia menjadi subjek berdasarkan pengisian formulir persetujuan penelitian. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah orang yang bekerja di industri batik kurang dari lima tahun, subjek yang tidak memberikan sampel urin. Jumlah subjek pada penelitian sebanyak 38 orang yakni 19 orang pembatik yaitu orang yang bekerja di industri batik dan 19 orang bukan pembatik yaitu orang yang bekerja diluar industri batik. Tahapan penelitian yaitu melakukan pemilihan dan identifikasi responden. Identifikasi responden yaitu dengan memilih responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Pengolahan data antropometri dan aktivitas fisik yaitu data antropometri yang sudah didapat yaitu BB dan TB akan diolah menggunakan microsoft excel menjadi data IMT yang kemudian dikategorikan. Data aktivitas fisik yang sudah didapat kemudian dihitung dan di kategorikan. Melakukan cleaning data bertujuan untuk memastikan bahwa data yang digunakan lengkap dan tidak ada missing data atau data tidak akurat agar kualitas data dapat ditingkatkan. Melakukan analisis data dengan menggunakan software SPSS dengan melakukan uji univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan pada subjek pembatik untuk asupan serat yakni p-value=-0,04, yang berarti bahwa semakin besar asupan serat artinya semakin kecil stres oksidatif. Tidak ada perbedaan antara asupan pembatik dan bukan pembatik dalam mengonsumsi asupan antioksidan. Pada asupan antioksidan baik pembatik maupun bukan pembatik mempunyai rerata yang tidak beda jauh untuk mengonsumsi asupan antioksidan. Tidak ada hubungan antara status gizi dengan penanda stres oksidatif dan tidak ada perbedaan antara status gizi pembatik dengan bukan pembatik. Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan stres oksidatif. Ada perbedaan aktivitas fisik antara pembatik dan bukan pembatik dengan p-value=0,004. Rata-rata aktivitas fisik lebih besar pada subjek bukan pembatik. Ada perbedaan yang signifikan antara nilai 8-OHdG pembatik dan nilai 8-OHdG yang bukan pembatik yakni p-value =0,03, rata-rata kerusakan paling tinggi yaitu pada subjek pembatik yaitu 38,84± 7,31 (29,32-53,39) ng/mg. Hasil uji regresi logistik dapat diketahui bahwa variabel usia, jenis kelamin, pekerjaan, aktivitas fisik, status gizi secara bersama sama bukan merupakan faktor risiko dari stres oksidatif. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa subjek pembatik lebih banyak yang memiliki status gizi normal, sedangkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa berat badan yang berlebih dan obesitas yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Hasil pemamatan terlihat bahwa pembatik yang domnan berjenis kelamin Perempuan yang bertugas membatik teknik canting mempunyai berat badan berlebih. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik tidak mempunyai hubungan dengan stres oksidatif dan juga bukan merupakan faktor risiko stres oksidatif, hal tersebut bisa saja terjadi karena yang aktivitas sangat rendah hanya terjadi pada pembatik yang mempunyai tugas membatik canting. Kata Kunci: pembatik, serat, status gizi, stres oksidatif, 8-OHdG
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156857
      Collections
      • MT - Human Ecology [2388]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository