Show simple item record

dc.contributor.authorZaniar, Fatima
dc.date.accessioned2010-05-07T11:48:46Z
dc.date.available2010-05-07T11:48:46Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15679
dc.description.abstractDeterminasi seks burung-burung monomorfik yang tidak mempunyai dimofisme seksual akan sangat sulit hanya dengan memperhatikan ciri-ciri morfologinya saja. Teknik molekuler dengan analisis DNA pada fragmen CHDl-Z dan CHDI-W dapat membantu dalam kasus ini. Sampel darah burung yang telah dipurifikasi kemudian diamplifikasi dengan teknik PCR @o[ymerase cliairr ~eaclioil)m enggunakan primer P8.3 dan P2 (Griffith el a/. 1998, Griffith R 2000). Produk hasil PCR dimigrasikan pada gel agarose 1.2% yang kemudian divisualisasikan dengan W (ultra violet) transluminator untuk melihat penampakkan fragmen-fragmen DNAnya. Penentuan jenis kelamin pada burung menggunakan sistem determinasi seks WIZ (Griffith 2000). Jenis kelamin betina ditandai dengan munculnya 2 fragmen DNA dan sebaliknya jenis kelamin jantan dengan 1 fragmen DNA. Dan 20 sampel darah burung betet jawa (Psillacftla alexarrdri nlexatrdri) yang diuji terarnplifikasi dengan baik dan diperoleh ukuran sebesar 382 bp untuk kromosom Z, serta 400 bp untuk kromosom W, dan dari hasil analisis DNA ini diperoleh 10 sampel adalah betina dan sisanya jantan. Berdasarkan hasil uji silang pengecekan jenis kelamin dengan karakter morfologi menunjukkan bahwa teknik molekuler dalam ha1 determinasi seks pada burung-bumng monomorfjk seperti betet sangat efektif untuk membedakan jenis kelamin burung-burung muda dan dewasa.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePenggunaan Penanda Molekuler Untuk Penentuan Jenis Kelamin Burung Betet Jawa (Psittacula alexarzdri ulemndri)id
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record