Show simple item record

dc.contributor.advisorMarimin
dc.contributor.advisorMachfud
dc.contributor.authorSinulingga, Pusaka
dc.date.accessioned2024-08-07T14:43:17Z
dc.date.available2024-08-07T14:43:17Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156544
dc.description.abstractKopi merupakan salah bahan penyegar yang pertumbuhan peminatnya setiap tahun terus bertambah secara signifikan. Permintaan terhadap produk kopi tidak hanya terus meningkat dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Permintaan konsumen terhadap produk kopi berbasis kualitas pada umumnya berhubungan dengan produk kopi yang memiliki kualifikasi indikasi geografis yang berarti produk kopi ini memiliki ciri khas tertentu yang tidak ada di produk kopi lainnya. Produk dengan kualitas ini membutuhkan penanganan khusus untuk menjamin kualitasnya. Sehingga produk dengan kualifikasi ini pada umumnya akan dibeli pada harga khusus juga. Kopi Arabika Sidikalang merupakan salah satu produk kopi yang sudah terkenal dengan ciri khas produknya sehingga jika ini dimanfaatkan dengan baik maka akan memberi dampak ekonomi yang signifikan kepada seluruh anggota rantai pasok. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi struktur rantai pasok kopi Arabika Sidikalang, mengukur kinerja rantai pasok kopi Arabika Sidikalang dengan produk berbasis indikasi geografis, mengukur nilai tambah pada setiap pelaku rantai pasok kopi Arabika Sidikalang dengan produk kopi berbasis indikasi geografis, melakukan analisis risiko dan menentukan tindakan mitigasi untuk mengatasi sumber risiko pada produk kopi Arabika Sidikalang berbasis indikasi geografis dan melakukan analisa strategi peningkatan kinerja rantai pasok kopi Arabika Sidikalang berbasis indikasi geografis. Identifikasi struktur rantai pasok dilakukan dengan menggunakan metode Van der Vorst, pengukuran kinerja rantai pasok dilakukan dengan menggunakan model Supply Chain Operation Reference (SCOR) dan pembobotan dengan model Analytical Hierarchy Process (AHP). Pengukuran nilai tambah dilakukan dengan menggunakan model Hayami, analisis risiko dan mitigasi risiko dilakukan dengan menggunakan model House of Risk (HOR) dan menentukan strategi peningkatan kinerja dilakukan model Analitical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil observasi lapang secara langsung maka didapatkan 6 konfigurasi rantai pasok kopi Arabika Sidikalang dan konfigurasi rantai pasok yang menggunakan kopi Arabika Sidikalang berbasis indikasi geografis adalah petani, UMKM dan konsumen dari industri hotel, restoran, kafe (HOREKA). Kinerja rantai pasok pada pelaku rantai pasok petani, UMKM, industri hotel dan industri restoran masih pada kategori average dengan nilai kinerja masing-masing adalah 54,21%, 69,45%, 62,88% dan 66,55%. Kategori kinerja pada pelaku rantai pasok industri kafe berada pada kategori good dengan nilai kinerja 75,07%. Rasio nilai tambah pada pelaku rantai pasok petani sebesar 26,88% dengan persentase keuntungan 41,72%. Rasio nilai tambah pada pelaku rantai pasok UMKM sebesar 75,57% dengan persentase keuntungan 97,69%. Rasio nilai tambah pada pelaku rantai pasok industri hotel sebesar 57,69% dengan persentase keuntungan 88,77%. Rasio nilai tambah pada industri restoran sebesar 64,14% dengan persentase keutungan 90,55%. Rasio nilai tambah pada industri kafe sebesar 71,66% dengan persentase keutungan 93,47%. Sumber risiko dengan nilai ARP paling tinggi pada pelaku rantai pasok petani adalah inovasi dalam kegiatan budidaya elum maksimal. Sumber risiko dengan nilai ARP pada pelaku rantai pasok UMKM adalah ciri khas produk kopi Arabika Sidikalang kurang kurang ditonjolkan. Sumber risiko dengan nilai ARP pada pelaku rantai pasok pelaku rantai pasok industri hotel pesanan mendadak dari konsumen memiliki korelasi dengan tingkat pengunjung hotel. Sumber risiko dengan nilai ARP pada pelaku rantai pasok pada industri restoran ada event tertentu yang menyebabkan peningkatan permintaan secara mendadak. Sumber risiko dengan nilai ARP pada pelaku rantai pasok industri kafe adalah harga produk relatif lebih tinggi dari bahan penyegar lainnya. Prioritas tindakan mitigasi risiko yang diberikan pada pelaku rantai petani, UMKM, industri hotel, industri restoran dan industri kafe berturut-turut adalah memberikan panduan dan tata cara budidaya kopi, melakukan pelatihan dan menerapkan SOP proses pengolahan kopi, melakukan evauasi dan manajemen inventori bahan baku, mendata pola permintaan mendadak untuk mendukung manajemen inventori dan bekerjasama dengan pemasok bahan baku dari tempat berbeda. Alternatif strategi untuk peningkatan kinerja pada rantai pasok kopi Arabika Sidikalang adalah membangun dan meningkatkan kemitraan antar pelaku rantai pasok kopi.
dc.description.sponsorshipDana pribadi
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePeningkatan Kinerja, Nilai Tambah dan Mitigasi Risiko Rantai Pasok Kopi Arabika Sidikalang Berbasis Sifat Khusus Geografis Wilayahid
dc.title.alternativePerformance Improvement, Added Value and Risk Mitigation of the Sidikalang Arabica Coffee Supply Chain Based on Special Geographical Characteristics of the Region
dc.typeTesis
dc.subject.keywordarabica coffeeid
dc.subject.keywordperformance analysis
dc.subject.keywordadded value
dc.subject.keywordrisk management
dc.subject.keywordperformance improvement strategy


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record