Perbandingan Pengaruh HIIT Fungsional dan Skiping terhadap Status Gizi dan Kekuatan Otot Remaja Putri Overweight
Abstract
Overweight merupakan masalah kesehatan yang menunjukkan peningkatan di seluruh dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang menunjukkan peningkatan prevalensi overweight dan obesitas untuk seluruh kelompok umur. Prevalensi kejadian berat badan berlebih pada remaja di Indonesia berdasarkan perbandingan indeks massa tubuh menurut usia (IMT/U) usia 13-15 tahun mencapai 12,1% dan remaja 16-18 tahun mencapai 8,8% (Kemenkes RI 2023). Prevalensi remaja overweight usia 13-15 tahun dan 16-18 tahun di Sumatera Barat berturut-turut 10,6 dan 7,1% (Kemenkes RI 2023). Upaya penurunan berat badan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti berolahraga, diet dan terapi psikologis. Latihan fisik (olahraga) merupakan upaya yang aman dilakukan dalam penurunan berat badan karena dapat memperoleh efek yang positif dengan risiko gangguan kesehatan yang realtif kecil. Anak-anak yang mengalami kegemukan cenderung malas bergerak dan beraktivitas fisik sehingga berdampak pada kurang berkembang kebugaran jasmaninya. Rendahnya aktivitas fisik dibawah rekomendasi WHO pada remaja mengalami peningkatan sebesar 70% tahun 2018 menjadi 81% tahun 2020 (World Health Organization 2020). Individu yang kurang aktif pada usia = 10 tahun di Sumatera Barat mencapai 39,4% (Riskesdas Sumatra Barat 2018). Hasil penelitian Asean Survey on Sport Participation 2021, olahraga yang diminati warga ASEAN salah satunya adalah home based exercises (The ASEAN Secretariat 2021). Salah satu jenis home based exercises adalah high intensity interval training (HIIT) fungsional. HIIT fungsional adalah latihan yang terdiri dari berbagai gerakan fungsional yang dilakukan dengan intensitas tinggi. HIIT fungsional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan IMT dan komposisi tubuh, kebugaran kardiorespirasi dan kekuatan otot. Selain itu, terdapat bentuk latihan skiping. Latihan skiping diketahui dalam beberapa literatur dapat meningkatkan kebugaran fisik remaja, kebugaran tubuh, sirkulasi darah di jantung, kelenturan, keseimbangan, kekuatan otot, koordinasi, kecepatan, lompatan vertikal dan ritme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui menganalisis perbedaan pengaruh metode High intensity interval training fungsional dan skiping terhadap status gizi dan kekuatan otot remaja putri overweight. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) Menganalisis pengaruh HIIT fungsional dan skiping terhadap perubahan berat badan pada remaja putri overweight; (2) Menganalisis pengaruh HIIT fungsional dan skiping terhadap status gizi (indeks massa tubuh, rasio lingkar pinggang pinggul) dan kekuatan otot pada remaja putri overweight; (3) Menganalisis perbedaan pengaruh HIIT fungsional dan skiping terhadap status gizi dan kekuatan otot remaja putri overweight.
Penelitian ini menggunakan metode quasy experimental pre post test design yang terdiri dari 3 kelompok perlakuan. Kelompok 1 mendapat intervensi HIIT fungsional, kelompok 2 memperoleh intervensi skiping dan kelompok 3 merupakan kelompok kontrol yang dilaksanakan di SMAN 1 Sumatera Barat dan SMAN 1 Batipuh dengan jumlah sampel sebesar 42 remaja putri usia 15-18 tahun. Kelompok HIIT Fungsional dan skiping melakukan latihan dengan durasi meningkat dari 4-8 menit sebanyak tiga kali per minggu selama delapan minggu intervensi. Metode wawancara menggunakan kuesioner dilakukan untuk memperoleh data karakteristik subjek dan kebiasaan olahraga, data konsumsi zat gizi menggunakan metode SQ-FFQ. Data aktivitas fisik harian menggunakan recall aktivitas fisik, data IMT melalui pengukuran langsung menggunakan timbangan digital dan stature meter, data Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP) diukur menggunakan meteran dan data kekuatan otot diukur dengan metode vertical jump menggunakan papan skala. Semua data yang didapatkan kemudian diolah menggunakan program komputer Microsoft Excel 2019. Analisis data dilakukan menggunakan aplikasi IBM Statistical Program Social Science (SPSS) Statistic 26.0 menggunakan uji Paired Sample T-test, one-way ANOVA dan ANCOVA. Karakteristik subjek pada ketiga kelompok yaitu usia remaja (15-17 tahun) dengan status gizi overweight (rerata IMT/U 1,35-1,64 SD), lingkar pinggang tergolong obesitas abdominal (rerata 82,5-86,5 cm) dan RLPP normal (rerata 0,79-0,80 cm) dengan hasil uji tidak berbeda signifikan (p>0,05). Karakterisik body image normal (59,9%), uang saku <Rp.150.000 (45,2%) dengan hasil tidak berbeda signifikan (p>0,05) dan sebanyak 64,3% terbiasa melakukan sarapan (p<0,05). Kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan rerata tingkat aktivitas fisik yang tergolong ringan (p>0,05). Setengah responden penelitian (50%) memiliki kebiasan olahraga dengan jenis olahraga bulu tangkis (38,1%) dan frekuensi 1 kali per minggu (66,7%) serta sebanyak 42,9% olahraga dengan durasi <1 jam (p>0,05). Kelompok intervensi memiliki rerata kecukupan karbohidrat dan lemak yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, namun kelompok kontrol memiliki tingkat kecukupan energi dan protein yang lebih besar dibanding kelompok intervensi (p>0,05).
Intervensi HIIT dan skiping berpengaruh signifikan (p<0,05) pada penurunan berat badan (0,18 - 2,20 kg), penurunan IMT/U (0,42 - 0,64 SD) dan penurunan lingkar pinggang (6,71 - 7,21 cm). Intervensi HIIT dan skiping tidak berpengaruh signifikan pada penurunan RLPP dan peningkatan kekuatan otot pada remaja overweight (p>0,05). Uji multivariat menunjukkan bahwa intervensi memiliki pengaruh yang signifikan (p<0,05) pada penuruan berat badan dan lingkar pinggang, namun tidak berbeda signifikan pada IMT, RLPP dan kekuatan otot (p>0,05) setelah dikendalikkan dengan variabel kovariat tingkat kecukupan karbohidrat, usia dan durasi tidur. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memberikan kombinasi intervensi diet dan gaya hidup serta durasi intervensi yang lebih lama.
Collections
- MT - Human Ecology [2388]
