dc.description.abstract | HAPRIZA APRILIA. Sinergi Pendidikan Lingkungan Pada Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol Sebagai Komplemen Kurikulum Merdeka SMP. Dibimbing oleh RINEKSO SOEKMADI dan HADI SUSILO ARIFIN.
Krisis lingkungan global saat ini memerlukan perubahan mendasar dalam sikap dan perilaku masyarakat menuju keberlanjutan. Salah satu solusi yang efektif adalah melalui pendidikan lingkungan, yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan isu-isu lingkungan tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai karakter seperti tanggung jawab dan kepedulian terhadap alam. Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) memiliki potensi besar untuk mendukung pendidikan lingkungan. Namun, potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan akibat kurangnya sinergi dengan kurikulum sekolah. Permasalahan yang dihadapi adalah program-program PPKAB belum tersinergi secara utuh sehingga pemanfaatannya kurang optimal dan perkembangannya stagnan.
Generasi muda, khususnya mereka yang berada pada usia remaja awal atau usia Sekolah Menengah Pertama (SMP), adalah penerus bangsa yang akan menghadapi tantangan lingkungan di masa depan. Pada usia ini, mereka berada dalam fase perkembangan karakter yang kritis dan efektif untuk ditanamkan nilai-nilai positif. Pendidikan karakter yang disertai dengan pendidikan lingkungan akan membentuk mereka menjadi individu yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Oleh karena itu, sinergi pendidikan lingkungan ke dalam Kurikulum Merdeka sangat penting untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
Berdasarkan latar belakang tersebu, tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis tingkat kelayakan Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) PPKAB dalam pengembangan materi pembelajaran; (2) Menyusun matriks sinergi program pendidikan lingkungan PKKAB sebagai komplemen Kurikulum Merdeka SMP; dan (3) Merumuskan sinergi strategi pendidikan lingkungan pada PPKAB sebagai komplemen Kurikulum Merdeka SMP.
Pada tahap awal mengembangkan sinergi antara program pendidikan lingkungan hidup PPKAB dengan Kurikulum Merdeka untuk tingkat SMP. Metode yang digunakan adalah Analisis Operasional Objek - Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelayakan PPKAB memiliki potensi yang sangat baik sebesar 76,3%. Potensi ini menjadikan PPKAB sebagai laboratorium alam yang ideal untuk pengembangan ekowisata pendidikan lingkungan. PPKAB sesuai digunakan sebagai sarana pendidikan khususnya materi, media, dan metode pembelajaran pendidikan karakter melalui kemerdekaan belajar di luar kelas.
Tahap kedua menggunakan pendekatan integratif untuk menyinergikan materi pendidikan lingkungan di PPKAB sebagai komplemen Kurikulum Merdeka SMP, yaitu Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan pembelajaran intrakurikuler mata pelajaran yang relevan. Penelitian ini berhasil menyusun dua sinergi pendidikan lingkungan pada PPKAB sebagai komplemen Kurikulum Merdeka untuk SMP. Pertama, sinergi "School Visit" di mana sekolah mengunjungi PPKAB sebagai komplemen untuk P5 tema gaya hidup berkelanjutan. Kedua,
sinergi "Visit to School" di mana PPKAB berkunjung ke sekolah sebagai komplemen untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa Indonesia.
Tahap terakhir melakukan elaborasi modifikasi pendekatan Soft System Methodology (SSM) meliputi analisis situasi kompleks (rich pictures) dan analisis CATWOE, serta melibatkan sepuluh responden dari kelompok Multi-stakeholder, termasuk akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media. Hasil sinergi pendidikan lingkungan pada PPKAB sebagai komplemen kurikulum merdeka SMP dituangkan ke dalam 5 (lima) strategi: (1) Komplemen Kurikulum Merdeka; (2) Implementasi Sinergi Pendidikan Lingkungan; (3) Infrastruktur Sinergi yang Memadai; (4) Kolaborasi dan Kemitraan; dan (5) Pengembangan Regulasi dan Kebijakan. | |