Penggunaan Sphingomonas yunnanensis dalam Perbaikan Cekaman Kekeringan Tanah pada Tanaman Cabai

Abstract

Luas lahan kering di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 8.209,2 ha, sehingga produktivitas tanaman menjadi rendah karena kekurangan unsur hara dan air yang terkandung dalam tanah. Salah satu upaya meningkatkan produktivitas tanaman dengan memberikan air yang cukup. Air merupakan hal yang penting bagi tumbuhan pada fase vegetatif. Air pada fase vegetatif membantu pertumbuhan akar dan batang pada tanaman, jika terjadi kekurangan air maka tanaman akan kerdil sehingga tidak dapat berkembang dengan baik. Pada tanah terdapat bakteri yang dapat bertahan hidup dalam kondisi cekaman, salah satunya adalah bakteri penghasil eksopolisakarida, dapat membantu tanaman untuk tumbuh dan berkembang pada kondisi kekurangan air. Tujuan penelitian: (1) mengisolasi dan menyeleksi bakteri unggul yang berasal dari lahan kering untuk digunakan pada tanaman cabai; (2) mengamati pengaruh frekuensi pemberian air dan bakteri tanah unggul pada pertumbuhan tanaman cabai. Penelitian ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: 1) pengambilan sampel tanah pada daerah yang memiliki curah hujan yang rendah, 2) mengisolasi dan menyeleksi bakteri unggul dari tanah untuk digunakan pada tanaman cabai, 3) identifikasi molekuler, dan 4) penanaman dan pengamatan yang dilakukan pada rumah kaca dengan melihat parameter tanah dan tanaman. Analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor perlakuan: 1) pemberian bakteri dengan dua taraf: A1 tanaman tidak diberikan bakteri dan A2 tanaman diberikan isolat bakteri 9, 2) pemberian air terdiri dari empat taraf: B1 penyiraman setiap hari sekali, B2 penyiraman dua hari sekali, B3 penyiraman tiga hari sekali, dan B4 penyiraman lima hari sekali dengan berat air 200ml/pot/hari. Apabila perlakuan menunjukkan pengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, luas daun, jumlah daun, kerapatan stomata, panjang akar, bobot tanaman dan bobot akar maka dilakukan uji lanjut Tukey (pada taraf a 0.05). Parameter tanaman diolah dengan menggunakan SPSS dan Microsoft Office Excel. Tahap isolasi bakteri dihasilkan 19 isolat bakteri yang selanjutnya diseleksi pada uji hipersensitivitas dan pengujian hemolisis. Pada pengujian hipersensitivitas isolat 3, 4, 5, 7 dan 9 tidak menunjukkan nekrosis pada daun tembakau. Pada pengujian hemolisis hanya isolat 9 yang tidak bersifat patogen terhadap makluk hidup sehingga isolat 9 dapat diuji lanjut. Pada identifikasi molekuler bakteri, isolat 9 memiliki kesamaan sebesar 98,6% dengan bakteri Sphingomonas yunnanensis. Pengujian pemberian bakteri Sphingomonas yunnanensis pada tanaman cabai dengan perlakuan pemberian bakteri dengan penyiraman dua hari sekali dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman mulai dari tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot tanaman dan bobot akar.