dc.description.abstract | Permasalahan perikanan di Kabupaten Sumenep sangat kompleks, dimulai dari penangkapan hingga pemasaran. Masalah utama meliputi penurunan produktivitas, kurangnya fokus pemerintah pada pengelolaan rantai pasok ikan teri nasi, dan keterbatasan informasi relevan. Penelitian bertujuan menciptakan model rantai pasok yang efisien, bisnis berkelanjutan, dan menguntungkan semua pelaku usaha, termasuk nelayan dan pengrajin teri nasi. Pendekatan sistem mencakup analisis kebutuhan, formulasi masalah, dan rekayasa model awal dengan diagram causal loop dan input-output. Hasil menunjukkan rantai pasok ikan teri nasi di Sumenep melibatkan tujuh pelaku utama: nelayan, pengepul, pemasok besar, industri ekspor, perusahaan induk, pengolah teri nasi krispi, dan konsumen akhir. Selanjutnya, ada tiga aliran utama: barang (hulu ke hilir), uang (hilir ke hulu dan hulu ke hilir), dan informasi (hulu ke hilir dan hilir ke hulu). Analisis nilai tambah pengolahan teri nasi di Sumenep rendah, rata-rata kurang dari 50%. Model menunjukkan target minimum produksi dan keuntungan untuk setiap pelaku usaha, termasuk nelayan pemilik kapal (1.538 kg, Rp33.846.154), pengepul (3.304 kg, Rp111.000.000), pemasok besar (314 kg, Rp35.000.000), perusahaan chirimen (1.094 kg, Rp218.776.551), dan pengolah teri nasi krispi (2 kg, Rp275.735), yang mana tiap mata rantai membutuhkan volume sekian dengan jumlah keuntungan tersebut untuk mendapatkan target minimum produksi yang ideal. | |