Show simple item record

dc.contributor.authorJulivanto, Vagha
dc.date.accessioned2010-05-07T09:29:29Z
dc.date.available2010-05-07T09:29:29Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15460
dc.description.abstractSektor perkebunan adalah salah satu penyumbang devisa yang besar bagi Indonesia. Hal ini wajar apabila dilihat dari keunggulan perekonomian Indonesia yang lebih banyak terdapat pada kegiatan produksi yang berbasis sumber daya alam dibandingkan dengan kegiatan produksi yang berbasis teknologi maupun modal (Dumairy, 1996). Komoditi karet alam adalah salah satu komoditi unggulan yang menjadi primadona ekspor Indonesia. Tanaman karet dapat berproduksi sepanjang tahun di Indonesia dan hampir semua daerah di Indonesia cocok untuk ditanami karet. Hal tersebut yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara produsen karet di dunia. Indonesia merupakan negara penghasil utama karet alam dunia bersama dengan Thailand dan Malaysia. Indonesia menghasilkan 2,55 juta ton karet alam pada tahun 2007 setelah Thailand dengan produksi karet alam sebesar 2,97 juta ton. Hal ini membuat Indonesia menjadi negara pengeskpor kedua karet alam terbesar di dunia, tapi kondisi ini tidak membuat ekspor karet alam Indonesia bebas dari masalah. Ekspor karet alam Indonesia masih mengalami beberapa kendala seperti harga karet alam yang fluktuatif, produktifitas yang rendah, faktor minyak mentah dunia, ketidakstabilan nilai tukar serta kondisi perekonomian dunia mempengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia. Ekspor karet alam Indonesia juga rentan terhadap guncangan dalam perekonomian. Penelitian ini menggunakan analisis Vector Auto Regression (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM) untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia. Melalui pendekatan Impulse Respon Function (IRF) dapat dilihat respon dari variabel dependen selama beberapa periode kedepan jika mendapat guncangan dari variabel independen lainnya sebesar satu standar deviasi. Sedangkan melalui pendekatan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen selama periode tertentu. Variabel independen yang akan digunakan adalah produksi karet alam Indonesia, harga minyak mentah dunia, harga ekspor karet alam Indonesia, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Sedangkan variabel dependennya adalah volume ekpor karet alam Indonesia. Berdasarkan hasil dari IRF, dapat diketahui variabel yang paling berpengaruh terhadap volume ekspor pada saat terjadi goncangan adalah produksi karet alam Indonesia. Apabila terjadi guncangan sebesar satu deviasi maka akan langsung direspon negatif oleh volume ekspor dengan penurunan sebesar 1 persen pada periode ketiga. Namun setelah itu akan direspon positif dengan kenaikan sebesar 1,6 persen sebelum akhirnya mulai stabil pada periode ke-9. Sedangkan variabel lainnya pada saat terjadi goncangan tidak terlalu mempengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia. Berdasarkan hasil dari FEVD, dapat diketahui volume ekspor pada jangka panjang lebih banyak dipengaruhi oleh produksi karet alam yaitu sebesar 50 persen dan nilai tukar sebesar 29 persen. Peran nilai tukar terhadap volume ekspor dalam jangka panjang dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada jangka panjang kestabilan nilai tukar akan meningkatkan volume ekspor. Hal ini disebabkan karena dengan menurunnya faktor ketidakpastian maka resiko yang ditanggung oleh para importir menurun juga sehingga para importir karet alam tidak akan ragu-ragu dalam meningkatkan impor karet alam dari Indonesia. Pada jangka panjang, ekspor karet alam Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh produksi karet alamnya. Hal ini disebabkan karena volume ekspor tergantung pada produksi karet alam Indonesia. Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang memerlukan waktu untuk dapat berproduksi. Kenaikan permintaan karet alam tidak dapat direspon secara cepat oleh produksi karet alam tersebut. Pada jangka panjang apabila produksi karet alam meningkat, maka volume ekspor akan meningkat. Dari hasil IRF dan FEVD maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap volume ekspor pada saat terjadi guncangan adalah variabel produksi karet alam. Namun pada kenyataannya variabel ini jarang terjadi guncangan yang berarti. Hal ini disebabkan karena tanaman karet merupakan tanaman tahunan sehingga tingkat produksi karet dapat diantisipasi dan dapat diperkirakan produksi setiap tahunnya. Sedangkan variabel lain yang sering mengalami guncangan seperti harga minyak mentah dunia dan harga ekspor karet alam Indonesia, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor karet alam Indonesia. Pada jangka pendek dan jangka panjang, kontribusi terhadap pembentukan volume ekspor karet alam lebih banyak didominasi oleh produksi karet alam itu sendiri. Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diketahui bahwa dinamika ekspor karet alam Indonesia tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap perubahan volume ekspor karet alam Indonesia serta perlu adanya usaha pemerintah untuk dapat meningkatkan produksi karet alam dalam rangka meningkatkan volume ekspor karet alam Indonesia.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleDinamika Ekspor Karet Alam Indonesiaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record