Show simple item record

dc.contributor.advisorAnwar, Syaiful
dc.contributor.advisorSantosa, Dwi Andreas
dc.contributor.advisorNugroho, Budi
dc.contributor.authorSolihin, Eso
dc.date.accessioned2024-07-23T06:41:01Z
dc.date.available2024-07-23T06:41:01Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/154609
dc.description.abstractUbi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki daya adaptasi yang baik terhadap perubahan lingkungan. Ubi jalar dapat tumbuh dan menghasilkan panen yang optimal pada lingkungan yang luas maupun spesifik. Tanaman ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pangan, pakan, dan bahan baku industri. Banyaknya manfaat yang dapat diambil menjadikan ubi jalar sebagai salah satu komoditas pangan unggulan di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Salah satu jenis ubi jalar yang sangat populer di Indonesia maupun dunia adalah ubi jalar Cilembu. Jenis ubi jalar ini memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan jenis lainnya, yaitu dapat menghasilkan cairan menyerupai madu/ caramel apabila dibakar atau dipanggang menggunakan oven. Cairan ini diperoleh dari hasil pemecahan karbohidrat menjadi gula. Kandungan karbohidrat yang tinggi dalam ubi jalar berpotensi mengalami perubahan selama proses penyimpanan. Pada proses penyimpanan, pati diubah menjadi gula yang menentukan tingkat kemanisan atau rasa ubi. Glukosa, sukrosa, dan fruktosa merupakan gula utama dari hasil perombakan pati. Selama penyimpanan terjadi peningkatan aktivitas enzimatik salah satunya adalah enzim invertase. Enzim invertase berfungsi mengubah gula disakarida dalam hal ini sukrosa menjadi gula monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis faktor genetik dan lingkungan serta hubungan setiap faktor dengan hasil panen dan kandungan kemanisan ubi jalar Cilembu, (2) menguji signifikansi dan relevansi hasil ubi jalar dan tingkat kemanisan di dua lokasi (Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung) serta memilih lingkungan yang representatif untuk hasil dan tingkat kemanisan ubi jalar, dan (3) mengkaji hubungan bakteri penghasil invertase dan aktivitasnya terhadap kemanisan pada ubi jalar Cilembu selama penyimpanan agar dapat mendukung kualitas ubi jalar dalam penyimpanan dan pemasaran. Penelitian ini terdiri dari dua tahapan, yaitu tahap penelitian lapangan dan penelitian pascapanen. Penelitian lapangan terdiri dari tiga faktor, dimana faktor pertama adalah varietas ubi jalar, faktor kedua adalah lahan, dan faktor ketiga adalah lokasi. Varietas ubi jalar yang digunakan ada 3 jenis yaitu Biang, Mencrang dan Rancing. Lahan yang digunakan adalah lahan sawah dan tegalan dengan lokasi Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung. Penelitian pascapanen terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah ubi jalar yang ditanam pada berbagai lokasi dan faktor kedua adalah lama penyimpanan. Faktor lokasi budidaya sebanyak empat taraf yaitu lokasi sawah dan tegalan Kabupaten Sumedang serta lokasi sawah dan tegalan Kabupaten Bandung. Faktor lama penyimpanan ubi jalar setelah panen sebanyak tiga taraf yaitu 0, 2, dan 4 minggu setelah simpan (MSS). Hasil penelitian lapangan tentang faktor penentu menunjukkan bahwa terdapat faktor penentu yang mempengaruhi hasil dan kemanisan ubi jalar Cilembu. Faktor sifat tanah dan iklim yaitu pH, N-total, P-tersedia, KTK, Na-dd, dan suhu memiliki hubungan dengan hasil. Faktor yang memiliki hubungan dengan kemanisan adalah faktor sifat tanah yaitu C-organik, K-dd, bakteri penghasil invertase, dan aktivitas invertase. Varietas yang memiliki hubungan dengan hasil dan kemanisan adalah Rancing dan Biang. Lokasi representatif menunjukkan bahwa lingkungan lahan sawah Kabupaten Bandung merupakan lingkungan yang paling representatif untuk hasil panen, dan lahan tegalan Kabupaten Sumedang serta lahan tegalan Kabupaten Bandung merupakan lingkungan yang paling representatif untuk kemanisan. Penelitian pascapanen menyatakan bahwa selama penyimpanan kadar sukrosa memiliki hubungan negatif dengan fruktosa, glukosa dan kelimpahan bakteri penghasil invertase. Sedangkan kadar glukosa memiliki hubungan positif dengan fruktosa, populasi bakteri penghasil invertase dan aktifitas invertase. Sementara, kadar fruktosa memiliki hubungan positif dengan populasi bakteri penghasil invertase dan aktivitas invertase.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleFaktor Penentu Produktifitas dan Kualitas Ubi Jalar Cilembu Pada Berbagai Agroekosistemid
dc.title.alternativeDeterminants of Productivity and Quality of Cilembu Sweet Potatoes in Various Agroecosystems
dc.typeDisertasi
dc.subject.keywordGenetik, hasil, kemanisan, lingkungan, ubi jalarid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record