Assessing Stunting Determinants of Children Under 5 Years Old in Indonesia 2016 - 2022: Spatial Panel Regression Analysis
Date
2024Author
Girsang, Dicky Lihardo
Djuraidah, Anik
Oktarina, Sachnaz Desta
Metadata
Show full item recordAbstract
Child stunting remains a critical issue for human resource development in Indonesia, despite a 10% reduction in prevalence to 21.6% in 2022. This study employs spatial panel regression to assess and understand the spatial distribution of stunting rates across Indonesian provinces, identify the determinant factors of stunting among children under five, and determine the most effective approach for reducing stunting prevalence as the recommendations. This method is underutilized in supporting policy-making and program development at both national and regional levels. Given significant socio-economic disparities and infrastructural limitations across the archipelago, prioritizing effective interventions is crucial. The findings reveal that the Spatial Autoregressive Model (SAR) with Fixed Effect Model (FEM) with time effects is the best model for analysing stunting prevalence from 2016 to 2022 in Indonesia. The analysis results indicate that high school graduation rates, gender inequality, and unmet health service needs are significant predictors. The selected SAR-FE model demonstrates a coefficient of determination of 67.84% and an AIC of -860.36 using a k-nearest neighbour weighting matrix. This research provides critical insights into the determinants and spatial distribution of stunting in Indonesia, offering policymakers tailored evidence to design effective interventions. Masalah stunting pada anak tetap menjadi isu penting untuk pengembangan
sumber daya manusia di Indonesia, meskipun prevalensinya mengalami penurunan
sebesar 10% menjadi 21.6% pada tahun 2022. Penelitian ini menggunakan regresi
panel spasial untuk mengidentifikasi determinan stunting serta memahami
disparitas regional yang terjadi di Indonesia. Tujuan penelitian ini yakni untuk
mengidentifikasi distribusi spasial tingkat stunting di seluruh provinsi Indonesia,
mengkaji faktor-faktor penentu stunting pada anak di bawah lima tahun, serta
menentukan pendekatan paling efektif untuk mengurangi prevalensi stunting dalam
bentuk rekomendasi. Hasil di lapangan menyatakan bahwa metode ini masih kurang
dimanfaatkan dalam mendukung pembuatan kebijakan dan pengembangan
program di tingkat nasional dan regional. Dengan disparitas sosial-ekonomi yang
signifikan dan keterbatasan infrastruktur di seluruh kepulauan, prioritas intervensi
yang efektif menjadi poin yang sangat krusial. Temuan studi ini mengungkapkan
bahwa Spatial Autoregressive Model (SAR) dengan Fixed Effect Model (FEM)
atau model pengaruh tetap dengan efek waktu adalah model terbaik untuk
menganalisis prevalensi stunting dari tahun 2016 hingga 2022 di Indonesia. Hasil
analisis menunjukkan bahwa tingkat kelulusan sekolah menengah atas,
ketidaksetaraan gender, dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang tidak terpenuhi
adalah prediktor signifikan. Model SAR-FE terpilih menunjukkan nilai koefisien
determinasi sebesar 67.84% dan AIC sebesar -860.36 dengan menggunakan matriks
pembobot k-nearest neighbour.