| dc.description.abstract | Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus), adalah jenis ikan yang memiliki kemampuan euryhaline, yang berarti mampu mentolerir variasi salinitas yang luas. Ikan kerapu memiliki habitat asli di daerah pasir berkarang. Habitat asli kerapu macan merupakan penghuni perairan Indo-Pasifik. Kerapu macan adalah jenis ikan yang sangat dihargai dan memiliki nilai penting di Asia Tenggara karena kualitas dagingnya yang tinggi. Kerapu macan memiliki cara reproduksi hermaprodit protogini. Terjadi perubahan kelamin dari betina berubah menjadi kelamin jantan saat mereka tumbuh, tidak jarang produksi benih yang dibudidayakan di tempat pembenihan terhambat oleh kurangnya stok jantan yang berfungsi, tidak sinkron antara spermiasi jantan dan ovulasi betina, infertilitas induk dan gangguan reproduksi lainnya, terutama untuk pembudidaya skala kecil dan skala menengah. Untuk meningkatkan produksi benih kerapu macan salah satunya dengan kriopreservasi sperma. Dengan kriopreservasi sperma maka gamet akan tersedia sepanjang musim untuk proses sinkronisasi maupun hibridisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis yang tepat dari penggunaan FBS pada krioprotektan sehingga menghasilkan sperma beku kerapu macan yang memiliki motilitas dan viabilitas yang baik dan masih mampu membuahi meskipun disimpan dalam jangka lima bulan
Penelitian ini dilakukan di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam, Pulau Setokok, Kec. Bulang, Kota Batam, Kepulauan Riau. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan tiga kali ulangan, yaitu Spermatozoa + Ringer laktat + DMSO 10% + susu skim 10% + (FBS 0% (kontrol), FBS 6%, FBS 8%, FBS 10% dan FBS 12%). Subjek uji yang digunakan yaitu induk ikan kerapu macan. Induk ikan kerapu macan dipelihara pada bak fiber dengan kapasitas 10 m3. Dalam satu bak fiber terdiri dari tujuh ekor induk kerapu macan dengan komposisi dua ekor induk jantan dan lima ekor induk betina dengan ukuran 3-5 kg untuk betina dan ukuran 6-10 kg untuk jantan. Sperma diambil dari pejantan. Sperma yang memenuhi standar dilanjutkan dengan proses kriopreservasi. Perbandingan sperma dengan buffer yaitu 1:4 kemudian dimasukkan kedalam straw ukuran 0,5 ml. Parameter uji dalam penelitian ini meliputi kualitas sperma segar, viabilitas, motilitas, dan Fertilization Rate. Pengamatan kualitas sperma dilakukan lima minggu sedangkan FR lima bulan setelah penyimpanan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa viabilitas terbaik terdapat pada dosis 8% FBS memiliki viabilitas yang paling tinggi 81% dan berbeda nyata dengan kontrol yaitu 66%, untuk motilitas dosis terbaik 10% FBS memiliki motilitas tertinggi yaitu 75% dan berbeda nyata dengan semua perlakuan. Sedangkan FR terbaik 10% FBS memiliki angka FR tertinggi yaitu 92±2% mirip dengan FR sperma segar yaitu 94%. Angka ini berbeda nyata dengan perlakuan kontrol yaitu 56%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dosis optimal pemberian FBS sebagai krioprotektan adalah antara 8,12%-8,56% FBS, yang menjaga kualitas sperma pasca kreopreservasi baik viabilitas dan motilitas sperma, serta mempertahankan FR sperma pasca kriopreservasi seperti sperma segar pasca lima bulan kriopreservasi. | |
