Strategi Pengendalian Mutu Ikan Cakalang Hasil Tangkapan Kapal Purse Seine di PPS Kutaraja Aceh

Abstract

Ikan cakalang tergolong sebagai jenis ikan yang cepat rusak (highly perishable). Hasil pengamatan langsung di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) PPS Kutaraja menunjukkan bahwa mutu ikan cakalang umumnya sudah tidak segar. Bola mata berbentuk agak cekung, insang berwarna agak keabu-abuan, lapisan lendir terlihat keruh, tekstur daging agak lunak, dan baunya telah asam. Penelitian bertujuan menganalisis sistem penanganan ikan cakalang sejak ikan ditangkap hingga diperjualbelikan di tempat pelelangan ikan (TPI) Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaraja. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, uji organoleptik, analisis skoring, peta kendali np, dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan ikan cakalang di PPS Kutaraja belum memenuhi standar yang diharapkan, sehingga kualitas ikan cakalang mengalami penurunan. Penyebab utamanya adalah kelalaian dan kesalahan nelayan dalam penanganan sejak ikan diangkat ke atas kapal, sebelum dimasukkan kedalam ruang pendingin, sebelum pembongkaran, dan sebelum diperjualbelikan di TPI PPS Kutaraja yang mengakibatkan kerusakan fisik. Hasil uji organoleptik, analisis skoring dan peta kendali np menunjukkan adanya penurunan kualitas ikan selama proses penanganan. Seluruh kapal purse seine yang berbasis di PPS Kutaraja belum dilengkapi dengan mesin pendingin freezer. Proses pendinginan hanya mengandalkan es balok yang jumlahnya sangat terbatas untuk menjaga kualitas ikan selama operasi penangkapan berlangsung. Penggunaan es balok yang sangat terbatas akan memicu proses kemunduran pada kualitas ikan. Suhu ruang palka yang semakin meningkat menyebabkan penurunan nilai organoleptik yang signifikan dan waktu rigor mortis ikan yang lebih cepat. Adapun strategi pengendalian mutu ikan cakalang hasil tangkapan kapal purse seine di PPS Kutaraja adalah 1. melakukan perbaikan pengendalian mutu ikan cakalang sejak penangkapan hingga di TPI, 2. memberikan penyuluhan dan pelatihan penanganan ikan yg baik kepada nelayan cakalang di PPS Kutaraja, 3. menjaga suhu ruang penyimpanan ikan agar dapat dipertahankan pada suhu 0°C hingga sampai di tempat pendaratan, 4. menyediakan pendanaan untuk perbaikan dan modernisasi armada penangkapan ikan berpendingin kepada nelayan purse seine, 5. memfasilitasi nelayan untuk sertifikasi penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine dan penanganan ikan yg baik, 6. bekerja sama dengan nelayan untuk menetapkan standar pengawasan mutu tangkapan cakalang untuk dijual di TPI, 7. meningkatkan sumber daya manusia melalui sertifikasi penanganan ikan cakalang yang berkualitas, dan 8. melakukan kerjasama dengan pihak pengelola PPS Kutaraja dengan pengusaha kapal dalam perancangan kapal dengan mesin pendingin freezer.

Skipjack tuna is classified as a highly perishable type of fish . The results of direct observations at the TPI (Fish Auction Place) PPS Kutaraja show that the quality of skipjack tuna is generally is not fresh. The eyeballs appear sunken, gills grayish, the mucus layer looks cloudy, the flesh texture is slightly soft, and the smell is sour. The research aims to analyze the handling system for skipjack tuna from the time the fish are caught until they are sold at the Kutaraja Ocean Fisheries Port (PPS) fish auction site (TPI). The methods used are descriptive methods, organoleptic tests, scoring analysis, np control charts, and SWOT analysis. The results of the research show that the handling of skipjack tuna at the Kutaraja Ocean Fisheries Port (PPS) has not met the expected standards, so the quality of skipjack tuna has decreased. The main cause is fishermen's negligence and errors in handling since the fish is lifted onto the boat, before being put into the cold room, before unloading, and before being bought and sold at TPI PPS Kutaraja which results in physical damage. The results of organoleptic tests, scoring analysis and np control charts showed a decrease in fish quality during the handling process. All purse seine vessels based at PPS Kutaraja are not equipped with freezer cooling machines. The cooling process only relies on a very limited amount of ice blocks to maintain the quality of the fish during the fishing operation. Very limited use of ice cubes will trigger a decline in fish quality. The increasing hold temperature causes a significant decrease in organoleptic values and a faster rigor mortis time for fish. The strategy for controlling the quality of skipjack tuna caught by purse seine vessels at PPS Kutaraja is 1. improving the quality control of skipjack tuna from the time it is caught to TPI, 2. providing counseling and training on good fish handling to skipjack fishermen at PPS Kutaraja, 3. maintaining the temperature fish storage space so that it can be maintained at a temperature of 0°C until it reaches the landing site, 4. providing funding for the repair and modernization of refrigerated fishing fleets for purse seine fishermen, 5. facilitating fishermen to certify fishing using purse seine fishing gear and fish handling good, 6. working with fishermen to establish quality control standards for skipjack tuna catches for sale at TPI, 7. increasing human resources through quality certification for handling skipjack tuna, and 8. collaborating with the management of PPS Kutaraja and ship entrepreneurs in designing ships with freezer cooling machines.