| dc.description.abstract | Ibu Kota Nusantara direncanakan akan mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2045 dengan menerapkan berbagai teknologi rendah karbon serta menggunakan sumber energi terbarukan. Selain itu, bahan bakar rendah karbon, seperti listrik dan green hydrogen yang dihasilkan dari energi terbarukan, berperan penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Peningkatan jumlah penduduk dan PDRB per kapita akan mempengaruhi secara signifikan permintaan energi di wilayah IKN. Pada penelitian ini, dengan menggunakan metode LEAP (Low Emission Analysis Platform), permintaan energi per jenis dan per sektor tahun 2024–2045 akan diproyeksikan berdasarkan skenario BAU dan NZE, sekaligus mengetahui jumlah emisi karbonnya, dan potensi penerimaan pajak karbonnya. Hasilnya menunjukkan bahwa total permintaan energi final IKN serta total emisinya pada tahun 2045 di skenario NZE, berurutan, lebih rendah 45.13% dan 96.29% dibandingkan dengan skenario BAU. Hal ini karena penerapan teknologi yang efisien serta adopsi kendaraan berbasis listrik dan hidrogen. Lalu, dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif, potensi penerimaan pajak karbonnya pada tahun 2045 adalah sebesar Rp4.66 milyar dengan tarif pajak karbon per kg CO2e-nya adalah sebesar Rp 135.16/kg CO2e. | |
