dc.contributor.advisor | Soedomo, Sudarsono | |
dc.contributor.advisor | Mardiana, Rina | |
dc.contributor.author | Satria, Elvara Dwi | |
dc.date.accessioned | 2024-07-09T14:59:55Z | |
dc.date.available | 2024-07-09T14:59:55Z | |
dc.date.issued | 2024 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/153341 | |
dc.description.abstract | Konflik penguasaan lahan pada kawasan hutan telah menjadi permasalahan mendasar pada areal kelola Perhutani. Sejarah praktik penguasaan lahan di areal kelola Perhutani menyebabkan permasalahan keterbatasan akses petani penggarap terhadap kawasan hutan, yang kemudian menjadi faktor pendorong terjadinya konflik tenurial. Sejak tahun 2017, Pemerintah berupaya menyelesaikan berbagai konflik penguasaan lahan pada kawasan hutan. Melalui kebijakan Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan (PPTKH), Pemerintah berupaya memberikan perlindungan hak-hak petani penggarap atas kawasan hutan. Terbitnya seperangkat kebijakan turunan Undang-Undang Cipta Kerja turut mendorong pelaksanaan kebijakan PPTKH. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika lokal kontestasi penguasaan lahan dalam kawasan hutan serta implikasinya terhadap kebijakan PPTKH di Pulau Jawa. Penelitian dilakukan di Desa Sukaslamet, Kabupaten Indramayu yang merupakan salah satu desa yang beririsan dengan areal kelola Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Indramayu. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus analisis pada dinamika visibilitas konflik serta kontestasi aktor dalam konflik penguasaan lahan. Penelaahan visibilitas konflik dan kontestasi aktor menggunakan kerangka penilaian visibilitas konflik berbasis aktor serta pendekatan Actor-Centred Power (ACP). Lintasan sejarah praktik penguasaan lahan di Desa Sukaslamet menunjukkan serangkaian proses teritorialisasi Negara pada kawasan hutan, serta adanya kontrateritorialisasi. Sejarah teritorialisasi negara pada kawasan hutan menyebabkan jaringan penguasaan lahan di tingkat tapak serta ketidakpastian pada kawasan hutan. Hasil penelitian menunjukkan gradasi dan historiografi, serta dinamika aktor dalam konflik penguasaan lahan pada areal kelola Perhutani. Dinamika konflik penguasaan lahan pada praktik pengelolaan hutan oleh Perhutani telah menghidupkan praktik teritorialisasi lokal oleh petani penggarap. Selain itu, pergeseran kekuasaan aktor menyebabkan perubahan eskalasi dalam kontinum konflik. Penetapan kebijakan Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK) sebagai upaya resolusi konflik justru dapat menyebabkan kontestasi baru dengan mengundang aktor kuat lainnya. Akhirnya, kebijakan PPTKH sebagai bentuk perlindungan hak-hak petani penggarap atas kawasan hutan berpotensi mengalami hambatan dalam implementasinya. Pola penyelesaian dalam kebijakan PPTKH yang terbatas pada skema Perhutanan Sosial (PS) tidak menyasar permasalahan mendasar terkait pendudukan kawasan hutan di tingkat tapak. Skema PS pada areal KHDPK tidak dapat mengoreksi permasalahan ketidakpastian dan inefisiensi kawasan hutan, serta situasi ketidakpercayaan politik kepada birokrasi kehutanan. | |
dc.description.abstract | Land tenure conflicts in forest areas have become a fundamental problem in the Perhutani management area. The history of land tenure practices in Perhutani's management area has caused the problem of limited access of peasants to forest areas, which later became a driving factor in tenurial conflicts. Since 2017, the Government has been trying to resolve various land tenure conflicts in forest areas. Through the Settlement of Land Tenure in Forest Areas (PPTKH) policy, the Government seeks to protect the rights of peasants in forest areas. The issuance of policies derived from the Job Creation Law has also encouraged the implementation of the PPTKH policy. This study aims to analyze the local dynamics of land tenure contestation in forest areas and its implications for PPTKH policy in Java. The research was conducted in Sukaslamet Village, Indramayu Regency, one of the villages that intersects with the Perhutani management area of Indramayu Forest Management Unit (KPH). The study uses a qualitative approach focusing on analyzing the dynamics of conflict visibility and actor contestation in land tenure conflicts. Examining conflict visibility and actor contestation uses an actor-based conflict visibility assessment framework and the Actor-Centred Power (ACP) approach. The historical trajectory of land tenure practices in Sukaslamet Village shows a series of processes of state territorialization of forest areas and counterterritorialization. The state's history of territorializing forest areas has led to land tenure networks at the site level and uncertainty in forest areas. The study results show gradations, historiography, and actor dynamics in land tenure conflicts in Perhutani-managed areas. The dynamics of land tenure conflicts in Perhutani's forest management practices have revived the practice of local territorialization by peasants. In addition, actor power shifts cause an escalation in the conflict continuum. Establishing the Forest Area with Special Management (KHDPK) policy to resolve conflicts can cause new contestations by inviting other powerful actors. Finally, the PPTKH policy as a form of protection of peasants' rights to forest areas has the potential to experience obstacles in its implementation. The settlement pattern in the PPTKH policy, which is limited to the Social Forestry (SF) scheme, does not target the fundamental problems related to the occupation of forest areas at the site level. The SF scheme in the KHDPK area cannot correct the problems of forest area uncertainty and inefficiency and the political distrust of the forestry bureaucracy. | |
dc.description.sponsorship | | |
dc.language.iso | id | |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.title | Ekonomi Politik Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan (PPTKH): Studi Kasus Desa Sukaslamet, Kabupaten Indramayu | id |
dc.title.alternative | The Political Economy of Land Tenure Settlement in Forest Areas (PPTKH): A Case Study of Sukaslamet Village, Indramayu Regency | |
dc.type | Tesis | |
dc.subject.keyword | kebijakan PPTKH | id |
dc.subject.keyword | penguasaan lahan | id |
dc.subject.keyword | visibilitas konflik | id |
dc.subject.keyword | kontestasi aktor | id |
dc.subject.keyword | Actor Centred Power | id |