Studi informasi avant pays maritime pelabuhan perikanan Samudera Jakarta
View/ Open
Date
2003Author
Maharbhakti, Harlym Raya
Lubis, Ernani
Pane, Anwar Bey
Metadata
Show full item recordAbstract
Pelabuhan perikanan merupakan sentra perikanan laut yang sangat penting peranannya di dalam rantai sistem perikanan laut. Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta (PPSJ) merupakan pelabuhan perikanan tipe A yang terbesar dengan sarana dan prasarana yang lebih lengkap dibandingkan dengan rata-rata pelabuhan perikanan lainnya di Indonesia, serta mempunyai tujuan distribusi dan pemasaran lokal maupun ekspor.
Ditinjau dari jauh dekatnya fishing ground, nelayan-nelayan yang berbasis di PPSJ pada umumnya melakukan upaya penangkapan yang jauh dari pelabuhannya, hal ini sesuai dengan keadaan dilapangan dimana armada perikanan tangkap yang memanfaatkan PPSJ didominasi oleh armada longliner sebesar 43,3% dan armada gillnetter sebesar 40,8% (PPSJ, 1999 dan 2000-2001) yang umumnya memiliki daerah-daerah penangkapan yang lebih jauh dibandingkan kapal-kapal yang berukuran lebih kecil. Berkaitan dengan jauhnya daerah-daerah penangkapan ditambah lagi dengan kurangnya informasi yang tepat mengenai daerah penangkapan maka dapat menimbulkan beberapa permasalahan seperti mutu ikan hasil tangkapan rendah sebagai akibat penanganan di kapal yang sederhana apalagi ditambah dengan waktu operasi penangkapan yang semakin lama, hal ini biasanya terjadi pada nelayan-nelayan usaha kecil (nelayan tradisional); bagi armada longliner yang berasal dari PPSJ untuk mendaratkan ikan hasil tangkapannya di PPSJ ada yang menggunakan "sistem titip" kepada armada longliner lain dalam satu perusahaan yang sama yang akan kembali ke PPSJ; meningkatnya kebutuhan bahan perbekalan; terjadinya persaingan antara kapal-kapal yang berasal dari pelabuhan perikanan maupun pangkalan pendaratan ikan yang berbeda-beda di dalam daerah penangkapan yang sama.
Meskipun demikian, pihak Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta dalam rangka menjalankan peranannya sebagai pengawas penangkapan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya ikan kurang memberikan informasi avanı pays maritime yang diperlukan untuk memberikan informasi mengenai potensi sumberdaya ikan yang masih dapat dimanfaatkan (jenis dan ukuran ikan tertentu) berdasarkan wilayah pengelolaan perikanan terkait, lokasi daerah penangkapan ikan, jalur-jalur penangkapan ikan sesuai Keputusan Menteri Pertanian No.392/Kpts/lk.120/99 yang terbagi menjadi Jalur Penangkapan Ikan I, II dan III, rute penangkapan dan pendaratan hasil tangkapan, sehingga diharapkan dapat membantu nelayan/pengusaha penangkapan untuk dapat terus meningkatkan produksinya guna memenuhi permintaan pasar, selain itu juga nelayan dalam usaha penangkapannya dapat melakukan penghematan waktu dan bahan perbekalan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai avant pays maritime pada armada longliner dan gillnetter yang berbasis di PPSJ. ...